Mengunyah Terlalu Cepat Bisa Sebabkan 5 Masalah Kesehatan Berikut

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi wanita makan cokelat. Freepik.com/Kroshka__Nastya

Ilustrasi wanita makan cokelat. Freepik.com/Kroshka__Nastya

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Kamu sering mengunyah terlalu cepat? Sebaiknya dikurangi sejak saat ini. Mengapa? Sebab mengunyah makanan secara perlahan dan menyeluruh tidak hanya diperlukan untuk menelan makanan, tetapi juga untuk menghindari berbagai masalah pencernaan sekaligus kesehatan lainnya.

Perlu diingat bersama, proses pencernaan itu tidak dimulai di perut, tapi di mulut. Langkah pertama pencernaan adalah mengunyah. Proses tersebut mengurangi ukuran makanan dan mengaktifkan kelenjar ludah untuk mengeluarkan lebih banyak air liur, menurut Johanna P. Salazar, ahli gizi terdaftar dan pendiri Healing Nutrition.

Air liur mengandung enzim seperti amilase dan lipase, yang masing-masing memecah karbohidrat dan lemak. Ini "juga mengandung lendir, yang membantu mengikat partikel makanan bersama-sama, dan menyediakan pelumas untuk membantu menelan," jelas Salazar. Selanjutnya, air liur memicu produksi asam klorida di perut, membantu menyiapkan makanan yang masuk.

Namun sayangnya di zaman serba cepat, tekanan waktu, banyak orang cenderung mengunyah terlalu cepat, makan sambil berjalan, dan tak menikmati momen makan tersebut, kata dokter pengobatan fungsional, Julie Taylor. Akibatnya, selain dari bahaya tersedak, mengunyah terlalu cepat juga memicu masalah kesehatan lainnya.

5 Masalah Kesehatan Akibat Mengunyah Terlalu Cepat

1. Mudah Mulas

Seperti disebutkan sebelumnya, mengunyah memicu produksi asam klorida di perut. Ini membuat perut siap untuk memecah makanan. Tetapi jika kamu tidak mengunyah makanan dengan benar, maka tidak akan ada banyak asam di perut kamu untuk membantu pencernaan dengan baik, kata Salazar.

Walhasil, asam lambung rendah dan makanan yang tidak dikunyah dengan baik dapat menyebabkan gelembung gas, yang naik ke kerongkongan dan tenggorokan, sehingga memicu mulas, kata Salazar.

2. Gangguan Pencernaan

Mengunyah yang tidak cukup adalah berita buruk bagi usus. Apa alasannya? Saat makanan bergerak dari perut ke usus kecil, pankreas mengeluarkan enzim dan kantong empedu melepaskan empedu, menurut Salazar.

Kedua komponen tersebut selanjutnya memecah makanan, tetapi mereka hanya dapat melakukan dalam kondisi banyak. Jadi, jika partikel makanan terlalu besar (yaitu, belum dikunyah sepenuhnya), bakteri alami di usus kamu dapat memfermentasi makanan yang tidak tercerna dan berkembang biak. Hal itu dapat menyebabkan kembung, gas, gangguan pencernaan, [atau] sembelit, kata Salazar.

3. Tidak Menyerap Banyak Nutrisi Penting

Menurut Salazar, mengunyah membantu tubuh memecah karbohidrat, protein, dan lemak (yaitu makronutrien, atau nutrisi pembangun yang kamu butuhkan dalam jumlah terbesar) menjadi molekul yang masing-masing disebut monosakarida, asam amino, dan asam lemak.

Molekul-molekul ini diserap oleh usus kecil, tempat penyerapan nutrisi terutama terjadi. Tetapi ketika makanan tidak cukup dikunyah, karbohidrat, protein, dan lemak tidak akan sepenuhnya dipecah, sehingga usus kecil sulit menyerap nutrisi ini.

4. Makan Berlebihan

Jika kamu tidak mengunyah makanan secara menyeluruh, kemungkinan besar kamu akan makan terlalu cepat, sehingga dapat menyebabkan makan terlalu banyak. Hal ini dapat mempersulit untuk mendengarkan isyarat kenyang dari tubuh, kata Supriya Rao, dokter bersertifikat, ahli gastroenterologi, dan mitra manajer di Integrated Gastroenterology Consultants.

Jika kamu mungkin makan berlebihan, tidak hanya membuat kamu merasa sakit dan lesu, tetapi juga meningkatkan risiko sindrom metabolik — suatu kondisi yang ditandai dengan obesitas sentral, kadar kolesterol tinggi, tekanan darah, dan kadar glukosa, tambah Dr. Rao.

Sindrom metabolik adalah kondisi serius, karena dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular, diabetes, dan kanker tertentu.

5. Lebih Sulit untuk Menikmati Makanan

Mengunyah terlalu cepat dapat menghambat kenikmatan makan. Sebaliknya, saat kamu makan dan mengunyah dengan hati-hati, kamu dapat menggunakan semua indera dan memperhatikan bagaimana tampilan makanan, baunya, teksturnya, dan rasanya, kata Dr. Rao. Ini tidak hanya akan membantu kamu benar-benar menikmati makanan, tetapi juga memudahkan perut untuk menentukan kapan kamu kenyang.

Cara Mengunyah yang Benar

1. Kunyah Setiap Gigitan Sekitar 20 hingga 30 kali

Jika kamu menyukai instruksi preskriptif, inilah panduan umum yang bagus. "Rata-rata, makanan harus dikunyah sekitar 30 kali sebelum ditelan, [tetapi jumlah pastinya] bergantung pada konsistensi makanan," kata Salazar. "Misalnya, makan oatmeal membutuhkan 20 kunyahan, sedangkan kacang bisa memakan waktu hingga 30 kunyahan."

2. Pastikan Konsistensi Makanan seperti Bubur Bayi

Cobalah mengunyah sampai makanan benar-benar cair seperti konsistensi makanan bayi. Dr. Rao mengatakan kamu dapat mengetahui bahwa makanan kamu telah dikunyah dengan benar jika teksturnya benar-benar hilang.

Selain itu, kamu tidak akan kesulitan menelannya, juga tidak perlu menyesap cairan untuk mencucinya. Jika Anda melakukannya, ada kemungkinan besar itu tidak dikunyah sepenuhnya, tambah Salazar.

Untuk memulai kebiasaan mengunyah dengan baik, cobalah untuk menghindari makan sambil mengerjakan hal lain seperti bermain media sosial, membalas pesan elektronik ataupun menonton televisi, kata dokter Taylor. 

Salazar juga menyarankan makan tegak dan dengan postur tubuh yang baik, karena postur tubuh yang buruk (seperti berbaring atau membungkuk) dapat membuat sulit untuk dikunyah atau ditelan dengan benar.

Kiat bagus lainnya adalah sebisa mungkin untuk makan sebelum lapar. Sebab makan dalam kondisi sangat lapar membuat  kamu lebih sulit untuk memperlambat dan makan dengan kesadaran. Terakhir, makan di lingkungan yang tenang. Karena makan dalam situasi stres tinggi (misalnya di bandara dengan waktu luang 12 menit sebelum penerbangan) dapat membuat kamu mengunyah makanan terlalu cepat dan tak menikmati momen tersebut. 

REAL SIMPLE

Baca juga: Mengunyah Hanya di Satu Sisi Bisa Bikin Tambah Karang Gigi, Ini Kata Dokter

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."