Saat Shahnaz Haque Merasa Sedang Tidak Bahagia, Cari Dulu Penyebabnya

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Shahnaz Haque/Foto: Instagram/Shahnaz Haque

Shahnaz Haque/Foto: Instagram/Shahnaz Haque

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Setiap orang pernah merasa tidak bahagia, seperti halnya yang juga dirasakan oleh Shahnaz Haque. Perasaan itu ia ceritakan di laman Instgramnya beberapa waktu lalu. "Hari itu saya bilang ke Gilang, bahwa sedang tidak bahagia dalam hidup. Dia menatap dengan ketidakpercayaannya karena tampaknya saya memiliki yang terbaik dari segalanya dalam hidup."

"Mengapa? Saya tidak tahu. Semua orang mengatakan bahwa saya memiliki semua yang dibutuhkan, tetapi tetap tidak bahagia. Kemudian saya bertanya pada diri sendiri, apakah saya bahagia? Tidak. Ini adalah jawaban jujur suara hati."

Kemudian, tulis Shahnaz, Gilang Ramadhan suaminya membantu untuk memahami penyebab sebenarnya dari ketidakbahagiaan, yang saya tidak dapat temukan. "Dia tahu, ketika saya bahagia, akan bisa menghadapi tantangan dan masalah dengan lebih baik. Diberikan nasihat yang masuk akal dan cerdas, agar siap untuk bangkit dengan gemilang. Saya menggali lebih dalam, membaca buku karya Andrea Owen ‘How To Stop Feeling Like Sh*t’ dari Mieke, si Bontot," tulisnya. 

Selain itu, adik Marissa Haque ini juga berbicara dengan pelatih kehidupan di Gresik, sampai ada ritual yang masuk akal. Kemudian menerapkannya dan menjadi orang yang jauh lebih bahagia. "Oh, ternyata hormon yang menentukan kebahagiaan manusia, biang keroknya! Endorfin, Dopamin, Serotonin, dan Oksitosin. Penting menyeimbangkan hormon ini untuk bahagia."

Saat berolahraga, tubuh melepaskan Endorfin. Tertawa adalah cara lain yang baik untuk menghasilkan Endorfin. Dalam perjalanan hidup, kita menyelesaikan banyak tugas kecil dan besar, melepaskan berbagai tingkat Dopamin. Ketika kita dihargai untuk pekerjaan di kantor atau rumah, merasa berhasil dan baik, itu karena melepaskan Dopamin.

Hal ini juga menjelaskan mengapa sebagian besar ibu rumah tangga tidak bahagia karena mereka jarang mendapatkan pengakuan atau penghargaan atas pekerjaannya. Serotonin dilepaskan ketika kita bertindak dengan cara yang menguntungkan orang lain. Ketika melampaui diri kita sendiri dan memberikan kembali kepada orang lain, alam atau masyarakat, bersamaan dengan tubuh melepaskan Serotonin.

Oksitosin, dilepaskan saat kita menjadi dekat dengan manusia lain. Saat memeluk teman atau keluarga, Oksitosin dilepaskan. Sekarang, kita bisa mengerti mengapa perlu memeluk anak yang sedang ‘bad mood’. 

"Kebahagiaan itu tanggung jawab sendiri. Yang mencukupi dan membahagiakan kita adalah Allah, bukan orang lain!" pungkasnya. 

Baca: Shahnaz Haque Ajak Perempuan Berkebaya, Dukung Warisan Budaya

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."