Gejala Penyakit Jantung Bawaan pada Bayi Baru Lahir, Anak, dan Remaja

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Anastasia Solodkova, perawat anestesi melakukan operasi pada bayi yang baru 20 hari dengan penyakit jantung bawaan di Federal Pusat Bedah Kardiovaskular di Siberia Krasnoyarsk, Rusia, 28 September 2016. REUTERS/Ilya Naymushin

Anastasia Solodkova, perawat anestesi melakukan operasi pada bayi yang baru 20 hari dengan penyakit jantung bawaan di Federal Pusat Bedah Kardiovaskular di Siberia Krasnoyarsk, Rusia, 28 September 2016. REUTERS/Ilya Naymushin

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Gejala penyakit jantung bawaan bisa dicermati sejak bayi baru lahir. Menurut dokter spesialis jantung dan pembuluh darah, Oktavia Lilyasari, sulit menyusu, napas cepat, biru dan berkeringat dingin termasuk tanda adanya penyakit jantung bawaan (PJB).

Kemudian pada anak usia satu bulan ke atas, gejala mencakup seringnya dia tersedak atau terputus saat menyusu, berat badan susah naik, gangguan tumbuh kembang, keluhan biru, infeksi saluran napas berulang, dan keterbatasan melakukan aktivitas.

"Biru biasanya di mukosa bibir, mulut, kadang di bawah area mata, bibir warna ungu, kalau berlanjut lebih lama akan timbul jari jendol-jendol seperti tabung dan biru," jelas Oktavia
dalam sebuah acara daring, Kamis, 22 September 2022.

Tanda lainnya bising jantung saat pemeriksaan jantung, nadi lemah, dan ekstremitas teraba dingin.

Dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan fisik dan beberapa pemeriksaan penunjang seperti rekam jantung, rontgen dada, pemeriksaan lanjutan berupa kateterisasi jantung.

Sementara pada remaja keluhannya antara lain mudah lelah, sesak napas, sering terbangun karena sesak, sakit dada, berdebar, pingsan serta bengkak di bagian perut dan kaki.

Berbicara faktor risiko PJB, antara lain kelainan gen, riwayat keluarga dengan PJB, sindrom-sindrom tertentu, dan faktor ibu seperti mengalami penyakit rubella, toksoplasma, mengalami diabetes, sering menggunakan obat yang tidak direkomendasikan dokter kandungan, kebiasaan minum beralkohol, terpapar radiasi hingga merokok.

Oktavia mengatakan sekitar 30 persen penyakit jantung bawaan dapat ditemukan pada bulan-bulan pertama kehidupan. Oleh karena itu, maka deteksi dini penting kemudian melakukan proses rujukan untuk mendapatkan diagnosis konfirmasi dengan jelas.

Menurutnya lagi, masalah terutama di negara berkembang adalah keterlambatan diagnosis. Sebuah jurnal tahun 2016 menyebutkan sekitar 85,1 persen kasus penyakit jantung bawaan terlambat didiagnosis. "Kalau terlambat (diagnosis), kemungkinan tata laksana juga akan terlambat," tegasnya.

Baca juga: Tips Terhindar dari Penyakit Jantung, Coba Ikuti Pola Makan Ini

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."