Cara Feni Rose Atasi Kesedihan Perpisahan: Berdoa dan Menulis Jurnal

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Feni Rose. Foto: Instagram/@fenirose

Feni Rose. Foto: Instagram/@fenirose

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Presenter, Feni Rose ternyata sudah tiga tahun menyandang status janda. Ia dan mantan suaminya, Enkito Herman Nugroho sepakat berpisah tanpa diketahui banyak orang. Hal itu ia kisahkan saat menjawab beberapa pertanyaan dari dua artis, Olla Ramlan dan Tya Ariestya, yang menjadi bintang tamu di acara bincang-bincang "Rumpi No Secret" yang dikomandoinya.

"Harus sama-sama sepakat dulu. Abis itu ke pengacara bilang saya tidak mau (diketahui banyak orang). Jadi, jangan cari pengacara yang istilahnya apa ya , terlalu komunikatif," ujarnya dalam video "

Selain itu, Feni kerap menganggap dirinya bukan selebriti. Jadi, merasa tidak banyak orang yang ingin tahu kabar terbaru darinya.

"Ya, kadang-kadang jadi perhatian.Kadang-kadang, enggak," tutur ibu dua putri itu.

Saat menggambarkan penyebab perceraian, Feni menyebut problem tersebut sudah ada sekitar 10 tahun. Ia tak menjabarkan secara rinci masalah tersebut, hanya mengungkapkan soal pentingnya komunikasi.

"Di dalam komunikasi banyak elemennya. Persepsi berbeda itu jadi tantangan. Ketika kita ngomong, apakah kita bisa mengendalikan emosi, bisa mengenali emosi itu karena apa, itu juga menjadi tantangan. Sama yang kedua adalah mau ada keinginan untuk cari solusi segera atau enggak. Jadi, aku ambil ini banyak hikmahnya," tutur perempuan 48 tahun itu.

Di awal perceraiannya, Feni tak menutupi kedua putrinya, Giannirma Gavrila Herman dan Audi Kirana, bersedih hati. Seiring berjalannya waktu, mereka menerima karena melihat kedua orang tuanya bahagia di pilihan tersebut.

"Ketika mereka (kedua putrinya) lihat orang tuanya lebih happy buat mereka lebih enteng. Yang penting adalah mereka tahu, bapak ibunya masih ada, dan menjadi bagian dari hidupnya," tukasnya.

Sama seperti kedua putrinya, Feni mengaku juga mengalami kesedihan dan keterpurukan. "Nangis, sedih karena kehilangan harapan, mimpi. Kehilangan momen-momen kebersamaan pasti sedih," jelasnya.

"(cara atasi kesedihan) berdoa sendiri dan journalling (menulis jurnal). Nulis itu membantu meluapkan (emosi). Sama memang ada pelajaran-pelajaran yang aku ambil, mengenali emosi, meng-handle emosi," tandas Feni Rose.

Baca juga: Feni Rose Cerita Bangga dan Lega denga Pernikahan Anak Sulungnya

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."