Tak Melulu Perselingkuhan, Komunikasi dan Ekonomi Bisa Sebabkan Perceraian

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Ilustrasi perceraian. Shutterstock

Ilustrasi perceraian. Shutterstock

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Hasil penelitian mengungkapkan terdapat ada lima faktor pemicu umum yang menyebabkan perceraian. Jika Anda tengah mengalami sejumlah rangkaian aktivitas dibawah ini, segera perbaiki hubungan Anda dengan pasangan Anda.

Saling intropeksi atau mengetahui kesalahan masing-masing perlu dilakukan agar Anda atau pasangan tidak menyesal dikemudian hari.

Dikutip dari situs Divorcemag berikut lima faktor penyebab perceraian yang tak melulu disebabkan oleh perselingkuhan:

1. Komunikasi Buruk

Dalam sebuah penelitian, terkonfirmasi sekitar 50 persen peserta menyebutkan alasan perceraian berkaitan dengan komunikasi yang buruk. Hal yang dilakukan seperti terlalu sering berdebat, bertengkar dan tidak dapat berbicara dengan baik satu sama lain.

Masalah komunikasi dapat menjadi penyebab alasan lain yang diajukan orang untuk bercerai, seperti konflik uang dan tanggung jawab keluarga.

2. Kondisi Ekonomi

Dalam setiap kasus perceraian, masalah ekonomi yang buruk memang tidak selalu menjadi penyebab perceraian. Namun, kurangnya pemahaman dalam hal menabung dan membelanjakan uang bisa menjadi penyebab perselisihan.

Jika salah satu pasangan berpikir tentang menabung untuk masa depan, tetapi yang lain hanya peduli untuk hidup di masa sekarang saja, maka segalanya bisa salah.

Cepat atau lambat, perselisihan ini bisa semakin parah bahkan bisa berubah menjadi pemicu menjadi perceraian.

3. Penyalahgunaan Alkohol dan Zat Terlarang

Para peneliti di University of Missouri dan Arizona State University menemukan hasil penelitian bahwa mengkonsumsi alkohol secara berlebihan dapat menyebabkan pasangan bercerai.

Hal yang sama berlaku juga bagi penyalahgunaan narkoba atau obat-obatan terlarang karena rasa kecanduan yang dialami salah satu pasangan dapat menghancurkan pernikahan mereka.

Ironisnya, ketika ada anak-anak yang terlibat, orang tua dapat memutuskan untuk meninggalkan pasangan pecandu mereka demi keselamatan dan kesejahteraan anak-anak.

4. Perselingkuhan

Ilustrasi pernikahan. (Pixabay.com)

Kasus perselingkuhan kerap menjadi salah satu pemicu retaknya rumah tangga. Sejumlah penelitian mengungkapkan sekitar 20 persen hingga 60 persen responden melaporkan penyebab perceraian yang mereka alami karena adanya orang ketiga.

Kisaran luas ini bisa menjadi penyebab dari beberapa orang yang bercerai menganggap perselingkuhan hanya sebagai jalan terakhir setelah serangkaian masalah pernikahan yang mereka alami.

Masalah-masalah lain itu mungkin menjadi alasan seseorang pergi ke luar pernikahan untuk keintiman, kegembiraan, gangguan bahkan sebagai cara yang tidak disadari untuk memprovokasi pasangan lain untuk mengakhiri pernikahan.

5. Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT)

Sekitar 15 persen - 25 persen peserta dalam sejumlah penelitian menyebutkan kekerasan dalam rumah tangga sebagai alasan utama terjadinya perceraian.

Dan dalam sebuah penelitian yang berfokus pada pasangan tua yang bercerai, lebih dari sepertiga partisipan menyebutkan pelecehan verbal, emosional, atau fisik sebagai salah satu dari tiga alasan utama perceraian mereka.

Perempuan dan laki-laki cenderung memiliki pandangan yang sangat berbeda tentang kekerasan dalam rumah tangga sebagai penyebab perceraian.

Dalam sebuah penelitian nasional, 42 persen wanita melaporkan. Sementara itu, pria hanya 9 persen mengatakan kekerasan dalam rumah tangga sebagai alasan penyebab berakhirnya pernikahan mereka.

Baca: Cara Drew Barrymore Atasi Perceraian: Saya Berada di Jalur yang Benar-benar Baru

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."