Persahabatan Perempuan dan Laki-laki Punya Peluang jadi Hubungan Romantis

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Ilustrasi pasangan. Freepik.com/Wayhomestudio

Ilustrasi pasangan. Freepik.com/Wayhomestudio

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Bisakah laki-laki dan perempuan menjalin persahabatan? Banyak pro kontra mengenai pertanyaan ini. Sebagian orang mengatakan sangat mustahil ada persahabatan antara laki-laki dan perempuan tanpa dibumbui rasa suka salah satunya atau bahkan keduanya. Tapi, nyatanya, banyak orang yang menjalani persahabatan antara perempuan dan laki-laki ini dan berjalan langgeng tanpa rasa apapun di hati mereka. 

Sebuah penelitian menunjukkan, bahwa mungkin ada beberapa kebenaran laki-laki dan perempuan bisa menjadi sahabat, tetapi peluang untuk menjadi hubungan "romantis" sering kali mengintai. 

Penelitian dilakukan pada beberapa pasangan sahabat yang oleh para peneliti diminta untuk mengikuti protokol standar mengenai anonimitas dan kerahasiaan, dan juga mengharuskan keduanya setuju secara lisan, dan di depan satu sama lain untuk menahan diri dari mendiskusikan penelitian, bahkan setelah mereka selesai diuji. 

Pasangan persahabatan ini kemudian dipisahkan, dan masing-masing ditanyai serangkaian pertanyaan yang berkaitan dengan perasaan romantisnya (atau kekurangannya) terhadap sahabatnya itu. 

Melansir scientificamerican, hasil penelitian itu menunjukkan perbedaan gender yang besar dalam pandangan bagaimana laki-laki dan perempuan mengalami persahabatan lawan jenis. Dalam persahabatan, pria jauh lebih tertarik pada sahabat perempuan mereka daripada sebaliknya. Pria juga lebih berpikir bahwa sahabat perempuannya itu tertarik pada mereka. 

Ilustrasi pasangan. Freepik.com/svetlanasokolova

Faktanya, perkiraan laki-laki tentang seberapa menariknya mereka di mata teman perempuan hampir tidak ada hubungan dengan perasaan perempuan ini, dan hampir semuanya berkaitan dengan perasaan laki-laki itu sendiri. Pada dasarnya, laki-laki berasumsi bahwa ketertarikan romantis apa pun yang mereka alami adalah hal yang saling menguntungkan. 

Mereka tidak memperhitungkan tingkat ketertarikan romantis yang sebenarnya dirasakan oleh teman perempuan mereka. Perempuan juga buta terhadap pola pikir sahabat laki-lakinya itu, karena laki-laki umumnya tidak tertarik pada sahabat laki-laki mereka, dan mereka berasumsi bahwa sahabatnya itupun tidak tertarik pada mereka. 

Akibatnya, laki-laki terus menerus merasakan sahabatnya memiliki ketertarikan pada dirinya, dan wanita secara konsisten meremehkan tingkat ketertarikan yang dirasakan oleh sahabat laki-lakinya itu. Penelitian ini juga mengungkapkan bahwa baik laki-laki dan perempuan bisa tetap sama-sama tertarik pada sahabat lawan jenisnya secara romantis terlepas dari status hubungan mereka. 

Namun, pria dan wanita berbeda sejauh mana mereka melihat teman dekat sebagai calon pasangan romantis. Pria umumnya bisa memiliki keinginan kencan romantis dengan sahabatnya baik yang single atau yang sudah berpasangan. Sedangkan perempuan sensitif terhadap status hubungan sahabat laki-laki mereka dan tidak tertarik mengejar mereka yang sudah berhubungan dengan orang lain. 

Hasil ini menunjukkan bahwa dibandingkan perempuan, laki-laki relatif bisa memiliki perasaan terhadap sahabat perempuannya. Ini bukan hanya sedikit konfirmasi untuk stereotip tentang laki-laki yang haus seks dan perempuan yang naif; itu adalah bukti langsung bahwa dua orang dapat mengalami hubungan yang sama persis dengan cara yang sangat berbeda. Laki-laki tampaknya melihat banyak sekali peluang untuk romansa dalam persahabatan lawan jenis mereka yang dianggap platonis. 

Ternyata para perempuan dalam persahabatan ini tampaknya memiliki orientasi yang sama sekali berbeda. Dalam studi lanjutan, 249 orang dewasa (banyak di antaranya sudah menikah) diminta untuk membuat daftar aspek positif dan negatif dari berteman atau bersahabat dengan lawan jenis tertentu. Variabel yang terkait dengan ketertarikan romantis lima kali lebih mungkin muncul sebagai aspek negatif dari persahabatan daripada aspek positif. 

Namun, perbedaan antara laki-laki dan perempuan muncul di sini juga. Laki-laki secara signifikan lebih mungkin dibandingkan perempuan untuk mencantumkan ketertarikan romantis sebagai manfaat dari persahabatan lawan jenis, dan perbedaan ini meningkat seiring bertambahnya usia laki-laki. Sementara laki-laki yang lebih muda, empat kali lebih mungkin dibandingkan perempuan merasakan ketertarikan romantis dengan sahabatnya. 

Sedangkan, laki-laki yang lebih tua, sepuluh kali lebih mungkin merasa tertarik pada teman perempuannya. Secara keseluruhan, studi ini menunjukkan bahwa laki-laki dan perempuan memiliki pandangan yang sangat berbeda tentang apa artinya menjadi "hanya berteman"—dan bahwa pandangan yang berbeda ini berpotensi menimbulkan masalah. 

Meskipun perempuan tampaknya tulus dalam keyakinan mereka bahwa persahabatan lawan jenis adalah platonis, laki-laki tampaknya tidak dapat mematikan keinginan mereka untuk sesuatu yang lebih.

Baca: Arti Bunga Mawar Kuning, Tanda Kebahagiaan, Persahabatan, juga Sinyal Waspada

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."