Mengenal Ragam Kebaya Nusantara, Mulai Model Bali Sampai Encim

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
kebaya peranakan merupakan akulturasu budaya Chinda dengan Indonesia khususnya kawasan pesisir/Foto: Doc. pendopo

kebaya peranakan merupakan akulturasu budaya Chinda dengan Indonesia khususnya kawasan pesisir/Foto: Doc. pendopo

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta -Melalui slogan “Ragam Satu Negeri”, Pendopo, unit bisnis Kawan Lama Group yang menjadi rumah bagi para UMKM lokal dan telah bekerjasama dengan lebih dari 100 UKM di seluruh nusantara, terus bertekad untuk memelihara kekayaan budaya Indonesia, salah satunya dengan menghadirkan berbagai koleksi kebaya nusantara. 

Direktur Pendopo Tasya Widya Krisnadi menjelaskan di Indonesia, kebaya bukanlah sekadar pakaian yang kita kenakan, kebaya memiliki filosofi yang melambangkan kesederhanaan, keanggunan, dan kepribadian pemakainya. Tiap-tiap daerah di Indonesia juga memiliki ragam jenis kebaya yang melambangkan nilai dan filosofinya masing-masing. 

Hal inilah yang memanggil Pendopo untuk mengenalkan kekayaan budaya Indonesia melalui berbagai koleksi kebaya nusantara, dari tradisional hingga modern, untuk anak-anak hingga orang tua, di antaranya Kebaya Bali, Kebaya Encim atau Peranakan, hingga kebaya dengan desain modern yang biasa disebut Kebaya Kartini.”

Dahulu kebaya dipandang sebagai pakaian tradisional yang bernuansa jadul, namun seiring berkembangnya zaman sudah banyak kebaya yang modelnya lebih modern dan mengikuti tren. Para desainer juga terus berinovasi untuk mengkreasikan kebaya agar terlihat lebih menarik dan dapat dikenakan oleh semua usia, jenis Kebaya Modern ini sering juga disebut sebagai Kebaya Kartini. Pendopo menghadirkan koleksi kebaya Kartini untuk agar bisa dipakai dan menjawab selera kawula muda.

Kebaya khas Bali, sekilas terlihat mirip dengan Kebaya Jawa, Kebaya Bali memiliki desain yang lebih atraktif yang tak kalah dengan baju modern/Foto: Doc. Pendopo

Namun, untuk tetap menghadirkan nilai-nilai tradisional, Pendopo juga menghadirkan pilihan kebaya tradisional, seperti Kebaya Encim atau Kebaya Peranakan. Kebaya Encim masuk ke Indonesia di kala gelombang migrasi penduduk Tionghoa ke tanah air meningkat akibat perdagangan. Dengan ciri khas material halus, lengkap dengan sulaman cantik di bagian pinggiran, pada zaman dahulu kebaya ini biasa dipakai oleh wanita peranakan, yaitu wanita pribumi yang menikahi pria Tionghoa. 

Selain itu, Pendopo juga menghadirkan koleksi Kebaya khas Bali. Sekilas terlihat mirip dengan Kebaya Jawa, Kebaya Bali memiliki desain yang lebih atraktif yang tak kalah dengan baju modern. Perbedaan yang paling mencolok terletak pada cara pemakaian selendang. 

Pada Kebaya Jawa, selendang digunakan sebagai selempang di pundak, lain halnya dengan Kebaya Bali, umumnya selendang tersebut ditempatkan dalam kondisi terikat pada bagian pinggang. Cara pemakaian selendang pada kebaya Bali tersebut memiliki makna yang sangat penting, pengikatan selendang merupakan simbol pengikatan nafsu serta perilaku buruk ketika memasuki area pura. Biasanya selendang yang digunakan juga memiliki warna yang kontras dibandingkan dengan warna kain kebaya.

“Sebagai warisan leluhur yang sarat makna akan filosofi hidup, sudah selayaknya kebaya harus dilestarikan dan menjadi bagian hidup agar tidak tergerus oleh tren fashion. Kami harap dengan hadirnya berbagai ragam kebaya di Pendopo, semakin mendorong kelestarian kebaya nusantara,” akhir Tasya.

Melalui toko yang berlokasi di Mal Living World Alam Sutera Lt.2 dan platform e-commerce ruparupa, Pendopo menghadirkan koleksi lengkap dan beragam kebaya nusantara dari 30 UKM dan brand fashion, mulai dari kebaya tradisional hingga modern.

Baca: Temani Presiden Jokowi di KTT G7, Iriana Jokowi Anggun Pakai Kebaya Ungu

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."