Nadine Chandrawinata Ungkap Kebiasaan Memilah Sampah, Mulai dari Komitmen Kuat

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Nadine Chandrawinata (Instagram/@nadinelist)

Nadine Chandrawinata (Instagram/@nadinelist)

IKLAN

CANTIKA.COM, JakartaNadine Chandrawinata dikenal sebagai artis yang peduli dengan lingkungan. Dia juga artis yang hobi traveling ke alam terbuka. Sebagai artis yang peduli akan lingkungan, dia termasuk juga salah satu yang peduli pada sampah plastik di tanah air. Nadine Chandrawinata bercerita tentang awal ia memulai kebiasaan memilah sampah plastik dari rumah.

“Pada saat aku pulang dari traveling, aku melihat banyak sampah dimana-mana dan umumnya barang-barang yang berasal dari rumah. Makanya aku pikir, kayaknya bisa dilakukan dari rumah untuk mengurangi sampah-sampah ini. Aku pun coba menerapkan pilah sampah di rumah. Meskipun beberapa kali dalam memilah sampah aku melakukan kesalahan; salah masukkin atau tercampur, tetapi itu proses pembelajaran.” paparnya dalam live IG #WaktuIndonesiaBersih: “Manfaat Baik dari Pilah Sampah Plastik” yang digelar Forum Indonesia Asri (FIA), sebuah platform edukasi mengenai isu keberlanjutan. Nadine pun memberikan tips memilah sampah dari rumah.

 “Memulainya harus diawali dengan memilah organik dan non-organik dulu. Kemudian residu. Tapi ingat ya, semua tidak ada yang instan, pasti ada kesalahan. Tapi dari kesalahan kita bisa belajar besoknya, kita belajar lagi. Mulai dari komitmen; itu adalah hal yang paling penting.” jelasnya.

Sementara itu, Circular Economy Specialist Chandra Asri, Nicko Setyabudi menjelaskan bahwa pemilahan sampah dari rumah adalah kunci keberhasilan dari konsep ekonomi sirkular. “Sampah yang telah terpilah dengan baik dari rumah bisa diolah kembali untuk kemudian menjadi bahan baku yang baru dan dimanfaatkan.” ujarnya. 

Salah satu penerapan ekonomi sirkular yang telah dijalankan oleh Chandra Asri adalah program SAGARA, di mana Chandra Asri berkolaborasi dengan masyarakat dan nelayan di Anyer, Banten untuk mengumpulkan sampah plastik dari lautan, serta di wilayah pesisir laut dan lingkungan sekitarnya untuk mencegah sampah plastik masuk ke laut. Sampah plastik yang terkumpul kemudian dipilah, dibersihkan, kemudian diolah. Sampah plastik bernilai tinggi dapat digunakan oleh warga menjadi tabungan melalui mitra Bank Sampah Digital.

Sampah plastik bernilai rendah kemudian dibawa ke Industri Pengelolaan Sampah Terpadu-Atasi Sampah, Kelola Mandiri (IPST ASARI) untuk diolah menjadi bahan bakar yang dapat dipergunakan oleh para nelayan pergi melaut dan kebutuhan sehari-hari lainnya. Sampai saat ini, masih banyak masyarakat yang belum sadar akan pentingnya pemilahan sampah, termasuk sampah plastik, dari rumah, padahal pemilahan sampah dari sumbernya merupakan kunci suksesnya implementasi ekonomi sirkular. 

Data dari National Plastic Action Partnership pada April 2020 menyebutkan bahwa terdapat 67,2 juta ton sampah di Indonesia yang masih menumpuk setiap tahunnya. Sekitar 600.000 ton dari sampah tersebut masuk ke sungai, danau, dan laut. Paling banyak sampah berasal dari rumah tangga.

Baca: Potret Babtis Putri Nadine Chandrawinata, Pakai Baju Masa Kecil Sang Ibu

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."