Cegah Demensia Sejak Dini dengan 2 Hal Penting Ini

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Mitra Tarigan

google-image
Ilustrasi pasangan lansia. Unsplash.com/Matthew Benner

Ilustrasi pasangan lansia. Unsplash.com/Matthew Benner

IKLAN

CANTIKA.COM, JakartaDemensia alzheimer merupakan penyakit degeneratif yang sering dialami oleh orang lanjut usia, dan itu dapat dicegah melalui pola hidup sehat dan pendekatan spiritual. "Banyak faktor risiko yang bisa kita modifikasi dan harus dilakukan sejak muda, yaitu pola hidup sehat hingga pendekatan spiritual," ujar neurolog dan Guru Besar FK UNIKA Atma Jaya Yuda Turana, dalam webinar mengenai demensia alzheimer pada Jumat 28 Mei 2022.

Yuda menjelaskan bahwa pencegahan tersebut harus dilakukan sejak usia muda, karena akan percuma bila dilakukan saat memasuki usia lanjut. "Penuaan tidak bisa dihentikan, apalagi kalau ada penyakit degeneratif lainnya. Maka penting untuk melakukan pencegahan sejak usia muda," kata Yuda.

Lebih lanjut Yuda menjelaskan tekanan darah tinggi, diabetes, obesitas hingga gaya hidup tidak sehat seperti merokok, kurang tidur serta kurangnya aktivitas fisik seperti olahraga, bisa menjadi pemicu demensia alzheimer.

Ketua Dewan Pembina Alzheimer Indonesia (ALZI) Eva Sabdono menjelaskan demensia alzheimer juga bisa terjadi karena adanya faktor genetik. Kendati demikian, risikonya dapat ditekan bila sejak muda orang yang berisiko menerapkan gaya hidup sehat. "Kemampuan tubuh semakin menua itu tentu semakin menurun, termasuk untuk mencerna dan beraktivitas. Jadi kalau sudah merasa sering pusing karena makan daging berlemak, ya kurangilah itu perbanyak makanan sehat," ujar Eva.

Selain itu, aktivitas fisik seperti olahraga sangat penting dilakukan sejak usia muda sehingga tubuh menjadi bugar dan kondisi otak pun sehat. Namun, begitu memasuki usia lansia, Eva mengingatkan agar tetap mengenali kemampuan tubuh sendiri saat berolahraga. "Jangan terlalu berat juga, karena sendi dan kondisi tubuh tentu sudah tidak sekuat ketika masih muda," kata Eva.

Pendekatan spiritual

Yuda kemudian menjelaskan pentingnya pendekatan spiritual sebagai salah satu pencegahan demensia alzheimer. "Ketika memasuki usia lanjut, banyak hal yang terjadi dan tidak jarang hal itu mengganggu psikis seorang lansia," kata Yuda.

Yuda menyebutkan kondisi seperti kehilangan orang terdekat karena meninggal, pensiun sehingga tidak lagi berpenghasilan, harus berbagi kasih dari anak yang sudah menikah, kemudian menerima banyak kabar duka dari teman seangkatan, itu menjadi faktor eksternal atau stressor tersendiri bagi para lansia. "Untuk yang pernah memiliki jabatan hebat saat bekerja, kemudian pensiun, itu bisa memicu post power syndrome. Di sinilah pendekatan spiritual sangat dibutuhkan agar bisa legowo," kata Yuda.

Dalam hal ini, pendekatan spiritual dikatakan Yuda sangat penting untuk membuat seseorang dapat berpikir tenang dan positif. Sependapat dengan Yuda, Direktur Eksekutif Yayasan ALZI Michael Dirk Roelof Maitimoe menjelaskan pentingnya "healing" atau refreshing yang berfungsi untuk "menyegarkan" otak dan pikiran yang penat sehingga tidak stres. "Healing itu penting sebetulnya, tidak perlu mahal-mahal atau jauh-jauh, yang penting happy dan menyegarkan pikiran kita kembali," kata Michael.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."