Film KKN di Desa Penari Sukses di Pasaran, Pakar Marketing Ungkap 3 Faktornya

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Poster film KKN di Desa Penari. (Instagram/@kknmovie)

Poster film KKN di Desa Penari. (Instagram/@kknmovie)

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Film KKN di Desa Penari berhasil mencetak sejarah dengan menjadi film horor terlaris sepanjang masa. Terhitung hingga Senin, 16 Mei 2022, film besutan sutradara Awi Suryadi itu telah ditonton oleh lebih dari 6 juta penonton di bioskop.

Melihat kondisi tersebut, pakar marketing Yuswohady menjabarkan ada tiga hal yang membuat film KKN di Desa Penari mendulang kesuksesan besar. Berikut ulasannya.

1. User-generated film

Berbeda dengan film pada umumnya, KKN di Desa Penari adalah user-generated film. Artinya, cerita dari film tersebut telah ditulis atau dibuat oleh warganet di media sosial, hingga akhirnya viral dan menjadi bahan perbincangan banyak orang di jagat maya.

“Produk apa pun [tak cuma film], kalau idenya datang dari konsumen, maka besar sekali kemungkinan itu akan sukses,” kata Yuswohady.

Menurut Yuswohady, hal itu disebut juga dengan co-creation. Dalam konteks bisnis, co-creation mengacu pada proses desain produk atau layanan di mana masukan dari konsumen memainkan peran dari awal hingga akhir.

Seperti yang telah diketahui, sebelum diangkat menjadi film, kisah KKN di Desa Penari telah lebih dulu viral di dunia Twitter. Pada 24 Juni 2019, akun Twitter Simple Man (@SimpleM81378523) menuliskan sebuah utas yang berisi pengalaman penuh kengerian yang dialami sekelompok mahasiswa KKN pada tahun 2009 di daerah Jawa Timur.

KKN tersebut sebenarnya diikuti oleh 14 orang, tetapi dalam cerita hanya enam tokoh yang dituliskan kisahnya, yakni Widya, Nur, Ayu, Wahyu, Bima, dan Anton.

2. Pemasaran dengan penasaran

Faktor lain yang membikin film ini laris adalah tema cerita yang penuh misteri dan teka-teki. Sebagai informasi, cerita KKN di Desa Penari sendiri masih menyimpan teka-teki, apakah kisah itu benar-benar nyata atau fiksi belaka, begitupun dengan sosok-sosok di dalamnya.

Teka-teki juga ada pada lokasi KKN yang dituliskan di kabupaten berinisial B, dan desa yang namanya disamarkan menjadi Desa Penari. “Setiap misteri selalu mendatangkan kepenasaran. Itulah yg memicu orang berbondong-bondong datang ke gedung bioskop. Itulah sebabnya saya menyebut kesuksesan film ini adalah contoh sukses pemasaran by penasaran,” ungkap Yuswohady.

3. Word of Mouth Marketing

Karena cerita yang penuh teka-teki dan misteri itulah yang membuat film KKN di Desa Penari menjadi bahan perbincangan banyak orang di media sosial. Hal inilah yang menjadi faktor ketiganya menurut Yuswohady, yakni word of mouth (WOM) marketing, pendekatan pemasaran yang menurutnya sangat efektif saat ini. “Datanya menunjukkan 90 persen lebih konsumen percaya pada pesan pemasaran yang disampaikan melalui word of mouth (WOM),” tulisnya.

Baca juga: Intip Gaya Aulia Sarah, Pemeran Sarah Badarawuhi dalam Film KKN di Desa Penari

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."