Advertisement
Advertisement
Advertisement

Cerita Mila Kunis dari Balik Layar Film Black Swan yang Melelahkan

foto-reporter

Reporter

google-image
Mila Kunis berpose saat menghadiri acara premiere film "A Bad Moms Christmas di Regency Village Theatre, Westwood, California, 30 Oktober 2017.   Matt Winkelmeyer/Getty Images/AFP

Mila Kunis berpose saat menghadiri acara premiere film "A Bad Moms Christmas di Regency Village Theatre, Westwood, California, 30 Oktober 2017. Matt Winkelmeyer/Getty Images/AFP

Advertisement

CANTIKA.COM, JakartaMila Kunis kembali membuka cerita tentang pengalaman melelahkan sekaligus berkesan saat mempersiapkan diri untuk perannya dalam film Black Swan yang dirilis pada 2010. Dalam wawancara bersama Vogue untuk merayakan ulang tahun ke-15 film tersebut, Kunis, bersama Natalie Portman dan sutradara Darren Aronofsky, mengungkap bagaimana ia harus benar-benar mengubah dirinya demi memerankan sosok balerina profesional.

“Persiapan saya adalah banyak menari dan sangat sedikit makan. Saya tahu itu bukan hal yang seharusnya diucapkan, tapi memang begitu kenyataannya. Saya hanya minum banyak kaldu dan menari 12 jam sehari,” tutur Mila Kunis mengungkap kisahnya di balik layar film Black Swan.

Bercerita tentang proses di balik layar, awalnya tim produksi hanya memiliki waktu tiga bulan untuk latihan intensif. Namun, karena sempat kehilangan sebagian dana, masa persiapan diperpanjang menjadi enam bulan. Meski sempat terasa melelahkan, Kunis mengaku senang karena memiliki waktu lebih lama untuk berlatih bersama Portman.

Perjuangan

Proses produksi pun tidak berjalan mulus dan Kunis mengenang bagaimana tubuhnya dipenuhi memar di tulang rusuk akibat berulang kali diangkat dalam adegan tari. Tak hanya itu, ia bahkan sempat mengalami dislokasi bahu di awal produksi. Untungnya, berkat penanganan alternatif yang direkomendasikan Aronofsky, ia bisa pulih dan tetap melanjutkan syuting.

Dalam perbincangan tersebut juga terungkap tentang keterlibatan Kunis dalam film ini yang berawal dari pertemanannya dengan Portman. Portman bercerita bahwa saat mereka berjalan-jalan di Pasar Loak Rose Bowl, Kunis pernah menyinggung soal pengalamannya dengan balet. Portman yang antusias langsung menghubungi Aronofsky dan merekomendasikannya untuk memerankan Lily, karakter balerina yang penuh daya tarik sekaligus menjadi saingan Nina, tokoh utama yang diperankan Portman.

Meski sebenarnya pengalaman Kunis dengan balet tidak sebanyak yang dibayangkan, perannya di Black Swan berhasil meninggalkan kesan mendalam. Film berbujet US$ 13 juta ini sukses besar dengan pendapatan hampir US$ 330 juta di box office global. Bahkan, Portman berhasil meraih Oscar untuk kategori aktris terbaik berkat aktingnya yang memukau.

Kini, untuk memperingati 15 tahun perilisannya, Black Swan kembali dihadirkan dalam versi remaster di layar IMAX pada 21 dan 24 Agustus 2025. Portman mengaku menonton film tersebut untuk pertama kalinya setelah bertahun-tahun masih merasakan pengalaman yang mengejutkan sekaligus membahagiakan. “Saya tidak benar-benar memahami nada filmnya saat syuting, jadi ketika melihat hasil akhirnya, rasanya luar biasa,” ucap Portman.

Sinopsis Black Swan

Film ini membawa kisah tentang Nina Sayers, seorang balerina muda yang hidup di bawah bayang-bayang ibunya yang protektif, terpilih menjadi pemeran utama dalam Swan Lake. Ia harus memerankan dua sisi berbeda: Odette, si angsa putih yang polos; dan Odile, si angsa hitam yang penuh hasrat. Tekanan besar, persaingan dengan Lily yang bebas dan karismatik, serta ambisi untuk sempurna membuat Nina terjebak dalam pusaran halusinasi, luka fisik, dan kerapuhan mental. Pada malam pertunjukan, ia menampilkan tarian terbaiknya dengan harga yang tragis: tubuhnya sendiri menjadi korban, tapi bagi Nina, itu adalah puncak kesempurnaan.

Pilihan Editor: Angelina Jolie Bakal Bintangi Stitches, Film Berlatar Pekan Mode Paris

PEOPLE

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi Terkini Gaya Hidup Cewek Y dan Z di Instagram dan TikTok Cantika.

Advertisement

Recommended Article

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."
Advertisement