Tantangan Jadi Produser Animasi Wanita di Australia, Ini Kisah Barbara Stephen

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Mitra Tarigan

google-image
Produser film animasi Australia berjudul100% Wolf, Barbara Stephen/Kedutaan Australia

Produser film animasi Australia berjudul100% Wolf, Barbara Stephen/Kedutaan Australia

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Industri film seolah sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari produser asal Australia Barbara Stephen. Sudah sekitar 15 tahun lebih, Barbara Stephen atau sering dipanggil dengan sebutan Babs ini berkarier di bidang tersebut. Dalam jangka waktu itu telah banyak karya yang dibuat ataupun penghargaan yang berhasil diperolehnya.

Barbara sempat bekerja sebagai produser untuk program olahraga, gaya hidup dan reality show. Sebelum akhirnya ia menemukan hasratnya di bidang animasi anak-anak. Tepatnya pada 2009, Barbara bergabung dengan studio animasi asal Australia, Flying Bark Productions. Studio itu memproduksi film feature, televisi, serta beragam konten digital. Studio tersebut dirilis pada 1967. Dia awalnya mengambil peran sebagai produser, tapi tak lama Barbara Stephen berganti posisi dan menjabat sebagai Managing Director pada tahun 2014. Sala satu karyanya adalah 100% Wolf yang dirilis pada Mei 2020 .

Bukan hal yang mudah untuk dapat bertahan di industri perfilman, tentu saja banyak tantangan yang harus dihadapinya. Menurutnya ketika awal ia bergabung sebagai produser itu, ada banyak sekali pria. Para kaum Adam tidak hanya ada di pimpinan perusahaan, tim produksi, namun juga di bagian tim distribusi. Menghadapi kondisi itu, ia ingat dia harus percaya diri dengan kemampuannya. Namun lama kelamaan ada banyak sekali perubahan yang terjadi.

Timnya semakin sadar tentang isu gender dan keberagaman. Memiliki latar belakang yang berbeda dalam satu tim berhasil memberikan perspektif yang luas di kantornya. Banyak pula organisasi yang memberikan kesempatan luas produser perempuan untuk berkarya dengan memberikan bantuan dana. "Ketika memasuki industri ini, jauh lebih banyak pria. Seperti karakter Freddy (tokoh dalam karyanya di 100% Wolf), saya merasa ada banyak hal yang harus dipelajari, saya harus beradaptasi," ungkap Barbara Stephen kepada Tempo pada 24 Februari 2022.

Meskipun menghadapi berbagai kendala, tapi ia bersyukur bisa beradaptasi dan bertahan di Flying Bark Productions. "Flying Bark mendorong inklusi, selain itu ada program yang dapat membantu orang-orang yang datang dari berbagai background untuk bisa mengembangkan bakat," ujar Barbara Stephen.

Barbara bertemu dengan suaminya, di industri film itu. Ia sangat senang membuat berbagai film animasi. Beberapa rekannya pun berasal dari banyak negara seperti Cina, Korea, India, Kanada bahkan Indonesia. Latar belakang yang beragam itu bisa memberikan warna dalam cerita-cerita animasi yang mereka buat. "Dulu animasi hanya diberikan pada untuk iklan saja. Namun industri ini semakin baik. Ada banyak kesempatan memproduksi film dan karya animasi. Saya merasa beruntung bisa mengerjakan sesuatu yang saya sangat sukai," lanjutnya.

Melihat semangat dari Barbara Stephen, bukan hal yang tidak mungkin lagi bagi para perempuan Indonesia untuk berkarier mengikuti jejaknya. Barbara Stephen mengatakan para kreator sebaiknya membuat hal karya yang sangat autentik. Ia pun menyemangati untuk menulis soal kisah - kisah menarik dari daerah masing-masing. Barbara Stephen juga menyarankan agar para kreator mengenal para penontonnya dan mengerti soal trend yang sedang terjadi. "Lalu coba latihan dengan membuat proyek-proyek kecil sebelum akhirnya membuat proyek yang lebih besar," katanya melanjutkan.

Dalam wawancara tersebut, Barbara juga mengungkapkan bahwa 100% Wolf menjadi karya favoritnya. Sebab dalam karya tersebut ada banyak sekali pelajaran yang dapat diambil. Ada banyak pula pean keluarga yang ditanamkan di film itu yang bisa menjadi motivasi.

Barbara juga membagikan sedikit pandangannya bagi orang-orang yang ingin bekerja di industri perfilman dengan membagikan kisahnya. "Ketika saya pertama kali memulai di industri perfilman, serial televisi dan lainnya. Ada banyak momen yang masih saya ingat, berpikir bahwa saya dibutuhkan untuk menjadi berani dan percaya diri. Yang paling penting dalam berkarya adalah dengan menjadi individu yang berani dan percaya diri," katanya.

Ada banyak hal menyenangkan yang telah ia temui selama masa kariernya. "Aku benar-benar melakukan sesuatu yang aku cintai," kata Barbara Stephen

Baca: Tak Hanya Bintangi Film Audrey Hepburn, Rooney Mara juga jadi Produsernya

DIAH RETNO ANDANI - MT

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."