Olahraga Kardio, Bantu Stabilkan Mood Hingga Bisa Jadi Senjata Lawan Kanker

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Mitra Tarigan

google-image
Ilustrasi Zumba/Zumba(R)

Ilustrasi Zumba/Zumba(R)

IKLAN

CANTIKA.COM, JakartaOlahraga kardio dapat menjadi salah satu senjata rahasia melawan penyakit kanker. Kardio adalah jenis olahraga yang dinilai bisa memperkuat sistem kardiovaskular (pembuluh darah dan jantung, serta paru-paru), olahraga ini biasanya akan selalu menaikkan detak jantung.

Global Burden of Cancer Study memaparkan bahwa kasus dan kematian karena kanker di Indonesia meningkat hingga 8,8 persen, dengan kanker paru, kanker payudara dan kanker serviks sebagai tiga jenis kanker yang paling umum diderita oleh pasien. Angka tersebut terus meningkat dari tahun ke tahun, baik dari angka kasus baru maupun kematian akibat kanker.

Kegiatan dan latihan fisik seperti zumba bukan hanya dapat membantu pasien untuk melawan gejala-gejala yang timbul, namun juga dapat memperbaiki kesejahteraan emosional pasien dan mengurangi risiko terjadinya masalah kesehatan yang lain, seperti misalnya penyakit jantung, tekanan darah tinggi, diabetes dan osteoporosis.

"Peningkatan olahraga kardio bagi pasien kanker yang menjalani kemoterapi dan radiasi bisa menjadi faktor dalam peningkatan kualitas hidup. Olahraga kardio bekerja melibatkan dua sistem yang berjalan bersama satu sama lain pada pasien kanker, yaitu jantung dan sistem peredaran darah serta sistem pernapasan," ujar Dra. Tri Iswardani, M.Si, Psikolog, Himpunan Psikologi Indonesia Wilayah Jakarta (Himpsi Jaya) dalam siaran resminya pada Rabu 23 Februari 2022.

Dengan melibatkan antara gerak dan lagu yang menyenangkan, zumba dapat meningkatkan suasana hati dan mempererat hubungan sosial bila dilakukan bersama-sama. Selain itu, zumba juga dapat menjaga pikiran tetap tajam, meningkatkan harga diri (self-esteem), meningkatkan keterampilan sosial, mengurangi kesepian, meringankan depresi, menurunkan kecemasan dan meningkatkan daya ingat.

Perjalanan melawan kanker memiliki kemungkinan besar membuat pasien menjadi lebih lemah dan lebih mudah lelah, serta efek samping pengobatan yang membuat kegiatan fisik menjadi lebih sulit.

Sara Mansfield, M.S., cancer exercise trainer bersertifikat di Mayo Clinic Healthy Living Program, mengatakan aktivitas fisik dapat membantu orang sebelum, selama, dan setelah perawatan kanker. "Keluarga maupun orang terdekat mungkin mendesak seseorang dengan diagnosis kanker untuk beristirahat. Tetapi, itu dapat menyebabkan penurunan fungsional," ujar Sara.

Bagaimana pun, dibutuhkan sejumlah aktivitas fisik untuk memelihara masa otot tanpa lemak dan memberikan rasa nyaman dan bahagia secara emosional.

Menurut Sara Mansfield, pedoman aktivitas fisik untuk penderita kanker serupa dengan yang direkomendasikan untuk semua orang yakni 150 menit aktivitas intensitas sedang atau 75 menit aktivitas intensitas tinggi setiap minggunya. Namun, setiap pasien diharuskan berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter yang menanganinya.

Di tengah momen Hari Kanker Sedunia, Denada Tambunan, penyanyi sekaligus duta merek Zumba® di Indonesia ingin menyadarkan masyarakat bahwa olahraga kardio dapat menjadi salah satu senjata rahasia melawan penyakit kanker. "Mereka yang telah didiagnosis menderita kanker mungkin akan merasa sulit untuk berolahraga, hal itu memang wajar. Tetapi, kita perlu sadar dan memahami bahwa olahraga secara teratur dapat meningkatkan kesehatan fisik, mental dan emosi Anda," kata Denada.

Bagi Denada, Zumba® merupakan olahraga yang menyenangkan karena suara musik yang lantang dan gerakan yang dinamis, kombinasi irama Internasional dan Latin menciptakan suasana layaknya berpesta. "Sambil bersenang-senang, mereka juga membakar kalori dan meningkatkan fleksibilitas. Manfaat olahraga zumba bisa dirasakan setelah dilakukan secara rutin, jadi alangkah lebih baik apabila kita menjadikan olahraga sebagai bagian dari rutinitas sehari-hari," ujarnya.

Baca: Foto Pakai Bikini, Salma Hayek: Semangat Olahraga dan Turunkan Berat Badan

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."