Pentingnya Support System bagi Anak saat Orang Tua Mereka Dipenjara

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Ilustrasi anak depresi/murung. Shutterstock.com

Ilustrasi anak depresi/murung. Shutterstock.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Saat orang tua sedang bermasalah dengan hukum dan dipenjara, omongan yang tidak mengenakkan dari teman atau lingkungan sekitar bisa saja didengar langsung oleh anak.  Lantas, apa yang bisa dilakukan keluarga atau lingkungan sekitar kepada anak?

Psikolog Anisa Cahya Ningrum mengatakan peran support system sangat besar dalam mendampingi anak yang ditinggal orang tuanya menjalani masa hukuman atau dipenjara. Sebabnya, anak membutuhkan perlindungan secara fisik, selama berjauhan dengan orang tuanya.

Pastikan anak berada di tempat yang nyaman dan tetap mendapat sentuhan fisik, seperti: pelukan dan ciuman, yang selama ini didapatkan dari orang tuanya. Selain itu, usahakan agar pendamping anak adalah orang-orang yang selama ini sudah dikenalnya dengan baik. Jika terpaksa harus diasuh oleh orang baru, maka diperlukan waktu untuk menyesuaikan diri, bagi kedua belah pihak.

Lalu, seperti apa kriteria pendamping apa lagi  yang dibutuhkan anak? Pertama, pendamping perlu memahami kebiasaan-kebiasaan anak, supaya anak tetap merasa nyaman dan bisa melakukan aktivitas sehari-hari tanpa perubahan yang drastis.

"Kedua, pendamping perlu belajar meregulasi emosinya sendiri, agar bisa mengekspresikan secara terkontrol, dan tidak menampakkan perilaku yang negatif kepada anak. Ketiga, Pendamping juga perlu mendapat edukasi tentang bagaimana mengelola emosi anak, jika sewaktu-waktu anak menjadi tantrum atau menunjukkan gejala psikologis yang mengkhawatirkan, seperti: kecemasan, stres, atau bahkan depresi," terang Anisa saat dihubungi melalui pesan cepat beberapa waktu lalu. 

Pelru diketahui juga, dalam interaksinya dengan lingkungan rumah maupun sekolah, anak bisa berisiko mengalami perundungan dari teman-temannya, atau orang dewasa lainnya. Untuk itu, pendamping perlu mengajarkan kepada anak, bagaimana cara mencegah atau menghadapinya. Berikut tips yang disampaikan Anisa. 

1. Sampaikan kepada anak, bahwa jika ia merasa tidak nyaman dengan kata-kata yang diucapkan oleh orang lain, jangan ragu untuk menyampaikan kepada pendamping atau keluarga.

2. Yakinkan bahwa anak dalam keadaan aman, dan selalu disayangi oleh keluarganya.

Usahakan untuk meminimalkan anak dari media sosial yang akan berpotensi memberi tekanan psikologis bagi anak, kecuali jika kita sudah mempersiapkan dengan baik.

4. Ajari anak cara menjawab pertanyaan atau cemoohan orang lain, misalnya dengan mengucapkan: “Iya.., mama papaku di penjara, mereka akan menjadi lebih baik. Aku selalu berdoa setiap hari”

5. Waspadai perubahan perilaku anak, seperti: menjadi lebih pendiam, sensistif, mudah menangis, menjadi pemarah, sering tantrum, tidak mau sekolah, enggan bermain dengan teman, atau mengurung diri di kamar.

6. Jika pendamping atau keluarga merasa ada yang berubah pada perilaku anak, maka segera berkunjung ke psikolog atau psikiater, untuk mendapatkan bantuan secara profesional.

Baca: Tips agar Orang Tua Tidak Khawatir saat Anak PTM

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."