Tips agar Orang Tua Tidak Khawatir saat Anak PTM

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Mitra Tarigan

google-image
Sejumlah anak mengikuti pembelajaran tatap muka (PTM) di SDN 01 Pondok Bambu, Jakarta, Kamis, 13 Januari 2022. Sekolah pembelajaran tatap muka (PTM) di DKI Jakarta tetap berjalan meski telah ditemukan kasus COVID-19 varian Omicron di beberapa sekolah. TEMPO/Muhammad Hidayat

Sejumlah anak mengikuti pembelajaran tatap muka (PTM) di SDN 01 Pondok Bambu, Jakarta, Kamis, 13 Januari 2022. Sekolah pembelajaran tatap muka (PTM) di DKI Jakarta tetap berjalan meski telah ditemukan kasus COVID-19 varian Omicron di beberapa sekolah. TEMPO/Muhammad Hidayat

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Pembelajaran Tatap Muka (PTM) sudah mulai dilaksanakan. Beberapa pertimbangan pasti sudah dipikirkan secara matang oleh pemerintah, untuk melaksanakan PTM di tengah meningkatnya kembali angka COVID-19. Maka dari itu, penting sekali bagi para orang tua untuk mempersiapkan dan mengedukasi anaknya terlebih dahulu.

Direktur Sekolah Dasar, Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset dan Teknologi Sri Wahyuningsih mengatakan bahwa dampak dari Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) telah dirasakan mayoritas masyarakat. PJJ yang terlalu lama telah menimbulkan berbagai persoalan pendidikan, salah satunya adalah ketertinggalan mutu capaian pembelajaran, juga interaksi sosial yang tidak terbangun. Berbagai macam permasalahan tersebut menyebabkan kemunduran, dan berangkat dari persoalan tersebut maka PTM Terbatas segera dilaksanakan.

“Bayangkan untuk anak SD misalnya, kelas satu kelas dua, ini kan pandemi sudah dua tahun kurang lebih, belajar dari rumah kelas satu kelas dua. Tiba-tiba dia datang ke sekolah tahun ini misalnya, sudah kelas tiga. Jadi, SD-nya tuh nanti cuma empat tahun yang praktis dia tatap muka,” kata Sri dalam Webinar Ruang Keluarga dengan tema 'PTM di Tengah Kasus Omicron yang Beranjak Naik, Bagaimana Orang Tua Menyikapinya?' oleh SoKlin Antisep pada Kamis, 20 Januari 2022.

Pemahaman anak tentang protokol kesehatan sangat diperlukan dalam pelaksanaan PTM. Dokter Spesialis Anak Lucia Nauli Simbolon menyarankan agar para orang tua mengingatkan anak-anak mereka untuk melatih protokol kesehatan. "Coba latih anak untuk tidak memegang mata, hidung, mulut tanpa mencuci tangan. Selain itu, latih anak untuk tidak bertukar alat minum atau peralatan pribadi," kata Lucia.

Webinar Ruang Keluarga SoKlin Antisep berjudul: "SoKlin Antisep Bekali Orang Tua Tips Jalani PTM di Tengah Ancaman Omicron" pada 20 Januari 2022

Para orang tua pun penting untuk mengajari etika batuk dan bersin kepada anak. Orang tua juga sebaiknya melatih anak mengenali tanda dan gejala COVID-19 secara mandiri, melaporkan bila ada orang serumah yang sakit. Para orang tua pun perlu mendapatkan dukungan mental dengan melatih sistem blended learning.

Meskipun sudah mengedukasi anak tentang berbagai cara menjaga protokol kesehatan, penting juga bagi orang tua agar tidak terlalu khawatir. Kekhawatiran yang berlebih akan membuat orang tua menjadi stres serta mengalami ketakutan. Psikolog Anak dan keluarga Samanta Elsener, memberikan beberapa tips untuk mengurangi kekhawatiran orang tua ketika anak PTM, yaitu:

1. Persiapkan protokol kesehatan yang perlu di bawa anak ke sekolah, selalu cek malam sebelumnya dan juga di pagi harinya.
2. Briefing disesuaikan dengan karakter temperamen anak.
3. Pelan-pelan, jangan diburu-buru apalagi dimarahi.
4. Biasakan mendengarkan cerita anak setelah pulang sekolah.
5. Koordinasikan dengan guru atau pihak sekolah, bagaimana situasi di sekolah.
6. Latih diri orang tua untuk dapat tenang dan sabar, saling percaya pada pihak sekolah yang sudah menaati aturan protokol kesehatan.
7. Jangan mudah terhasut hoax atau gosip, verifikasi kembali sumber berita.

Jadi, para orang tua, sudah siap kan melepas anak mengikuti pembelajaran tatap muka?

Baca: Yang Harus Dilakukan Orang Tua saat Anak Merengek, Menurut Psikolog

BERNADETTE JEANE WIDJAJA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."