Kenali Tanda Speech Delay yang Dapat Mengganggu Sosialisasi Anak

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Ilustrasi anak sekolah daring. Freepik.com

Ilustrasi anak sekolah daring. Freepik.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta -  Sebagai orang tua, pasti ingin anaknya tumbuh dan berkembang secara ideal. Maka, orang tua harus mewaspadai tentang gangguan yang bisa menghambat perkembangan anak. Salah satunya speech delay atau keterlambatan bicara. Speech delay merupakan kemampuan bicara anak yang masih di bawah standar seusianya.

Anak yang mengalami speech delay, kurang mampu dalam mengungkapkan kata-kata dan sulit untuk diajak komunikasi dua arah. Ketika hal tersebut terjadi, anak kesulitan untuk bersosialisasi dengan orang lain. Lalu seperti apa tanda-tanda yang harus diwaspadai orang tua Ketika anak terindikasi mengalami speech delay?

Tanda-tanda Speech Delay pada Anak

Sebelum mengetahui tanda-tanda speech delay, orang tua harus paham mengenai faktor-faktor penyebab speech delay pada anak. Adapun faktor speech delay yaitu pertama, adanya faktor bawaan atau genetik. Umumnya, faktor ini dialami bayi yang lahir prematur, bayi yang mengalami sindrom tertentu, dan bayi yang mengalami gangguan saraf otak. Kedua, dapat disebabkan dari pola asuh anak. Kurangnya stimulasi bicara dan bahas oleh orang tua dapat menyebabkan anak terlambat bicara. Terlebih, jika anak terlalu banyak bermain gawai atau screen time.

Dokter Ajeng Indrastari menjelaskan bahwa tanda-tanda speech delay pada anak dapat dilihat dari perkembangan bicara dan bahasa pada anak sejak lahir.
“Bayi 0-3 bulan ternyata saat kita ajak komunikasi, mengeluarkan suara “eng-eng” ternyata sedang berbicara. Setelah tahapan tersebut, bayi biasa babbling. Ketika anak 12-18 bulan sudah bisa bicara minimal 3-6 kata dengan aktif, umumnya memanggil mama dan papa.

Ilustrasi dua anak perempuan bermain di luar ruangan. Unsplash/Keisha Montfleury

Namun, ketika anak perkembangannya tidak sesuai dengan usianya. Maka orang tua harus mewaspadai tentang perkembangan bicara anak,” ucapnya melalui siaran pers, Jumat 10 Desember 2021. 

Ajeng melanjutkan, orang tua harus aktif dan peka terhadap grafik tumbuh kembang anak melalui imunisasi atau saat kontrol ke dokter anak. Saat kunjungan, umumnya orang tua dapat berkonsultasi tentang pemantauan pertumbuhan anak yang terlihat di kolom atau grafik perkembangan anak buku KIA.

Permasalahan speech delay pada anak sudah banyak dialami oleh orang tua di komunitas Babies Bogor. Orin, Ketua Babies Bogor mengatakan bahwa anaknya pernah mengalami speech delay.

“Anak saya saat umur dua tahun sudah bisa memanggil mama papa. Namun, saat anak saya sudah mulai mengenal gawai, panggilan tersebut hilang. Jadinya harus sering distimulasi dan melakukan komunikasi. Speech Delay di komunitas ini memang sering dialami oleh anggota Babies Bogor," ucapnya.

Speech Delay dan Dampaknya Terhadap Sosialisasi Anak

Speech delay berkaitan dengan bahasa verbal dan kemampuan anak bersosialisasi. Ketika anak berinteraksi atau bersosialisasi anak membutuhkan kata-kata ataupun bicara. Namun, nyatanya anak dapat bersosialisasi dengan anak lain atau anak seumuran tidak hanya menggunakan bahasa verbal tapi juga bisa menggunakan bahasa tubuh.

Ajeng mecontohkan ketika anak dua tahun baru bisa mengucapkan satu atau dua kalimat. Ia cenderung menggunakan bahasa tubuh untuk berbicara dengan temannya. Misalnya cuma "ehh ehh" dengan menatap mata temannya. Secara tidak langsung mereka sudah berinteraksi.

Namun, ketika anak sudah memasuki usia 5 tahun mengalami keterlambatan bicara, anak akan kesulitan untuk bersosialisasi dengan orang lain. Maka, orang tua perlu memberikan stimulasi secara intensif mulai dari keluarga inti dan mencukupi asupan nutrisi yang baik untuk anak.

Tips Mengajarkan Anak Bersosialisasi

Pertama, memberikan stimulasi bicara mulai dari keluarga inti. Orang tua harus aktif dalam berkomunikasi mengenai kegiatan anak sehari-hari. Saat anak sudah mulai bicara dengan keluarga inti, seperti dengan orang tua atau saudara-saudaranya, maka selanjutnya orang tua dapat mengajarkan anak bersosialisasi dengan kerabat lain. Namun perlu diingat bahwa saat pandemi orang tua perlu lebih waspada dalam mengenalkan anak saat bersosialisasi. Pastikan agar orang yang ditemui anak dalam keadaan sehat.

Kedua, pemberian nutrisi tambahan yang cukup. Generos vitamin nutrisi otak anak dapat membantu anak lancar bicara. Orang tua bisa menstimulasi bicara anak sembari memberikan vitamin Generos. Karena vitamin ini mengandung lima bahan alami yang membantu mengaktifkan saraf otak anak agar lancar bicara.

Ketika anak sudah bisa menyesuaikan perkembangan bicara dan bahasa sesuai usianya, orang tua akan lebih mudah dalam mengajarkan anak untuk bersosialisasi dengan teman sebayanya atau orang lain.

Bicara dan bahasa pada anak merupakan perkembangan yang penting dan harus diawasi oleh orang tua. Orang tua perlu meluangkan waktunya untuk anak, memperhatikan setiap kebutuhan dalam tumbuh kembang dan menstimulasi anak agar tumbuh kembangnya optimal. Pemberian stimulasi bicara dengan benar dan pemberian vitamin Generos dapat membantu anak agar mudah dalam bersosialisasi dan berkomunikasi secara aktif.

Baca: Anak Tekuni Olahraga Sepak Bola, Donna Agnesia: Belajar Fokus Hingga Kerja Sama

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."