Cara Mewujudkan Indonesia Adil dan Inklusif Versi Ayu Kartika Dewi

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Foto kolase Staf khusus Presiden Joko Widodo, Ayu Kartika Dewi. ANTARA/Wahyu Putro A

Foto kolase Staf khusus Presiden Joko Widodo, Ayu Kartika Dewi. ANTARA/Wahyu Putro A

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Indonesia merupakan negara dengan beragam kekayaan, mulai dari suku, ras, bahasa, dan agama. Di tengah berbagai tantangan intoleransi, keberagaman tersebut merupakan aset yang perlu selalu dijaga serta dirawat bersama.

Sebagai contoh, walaupun skor indeks Kerukunan Umat Beragama (KUB) rata-rata nasional Indonesia mencapai skala tinggi 73,83 pada 2019 Namun hal tersebut tidak menutup fakta bahwa masih terdapat sejumlah kasus intoleransi di beberapa daerah di Indonesia. Untuk mewujudkan Indonesia yang lebih adil dan inklusif, diperlukan upaya kolaborasi lintas sektor.

Tidak hanya adil dan inklusif pada perbedaan suku, ras, bahasa, ataupun agama di Indonesia, namun juga pada kesetaraan gender, kesetaraan untuk penyandang disabilitas, hingga penghapusan diskriminasi dan stigma.

Staf Khusus Presiden RI sekaligus Co-Founder Toleransidotid Ayu Kartika Dewi mengatakan,dalam mewujudkan Indonesia yang lebih adil dan inklusif, kita tidak boleh melakukan toleransi secara pasif. Toleransi harus dilakukan secara aktif.

"Seluruh elemen harus ikut serta dalam menjaga keberagaman dan melindungi orang-orang yang mengalami intoleransi. Semua orang Indonesia harus ikut bergerak. Jangan sampai kita diam saja ketika melihat kejadian intoleransi." ujarnya.

Ayu telah membuktikan bahwa purpose yang didukung dengan kolaborasi berbagai pihak dapat berkontribusi untuk membangun Indonesia yang lebih adil dan inklusif. Pada tahun 2013, ia telah mendirikan sebuah gerakan bernama “Sabang-Merauke” yang bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai toleransi, pendidikan, dan keindonesiaan.

Kini, melalui platform Toleransi.id, ia ingin menyatukan kisah-kisah inspiratif tentang aksi, gerakan, dan tokoh yang berperan penting dalam menjaga toleransi di Indonesia. Melalui sesi mentoring kali ini, Ayu Kartika Dewi membagikan enam aspek penting sebelum menjalin sebuah kolaborasi dengan pihak eksternal.

Enam aspek tersebut, antara lain: trust, shared value, organizational needs, audiences needs, resources, dan juga risk. Ayu juga menyampaikan bahwa dengan individu atau organisasi melakukan analisis potensi kolaborasi melalui enam aspek tersebut sebagai indikator, sebuah gerakan akan lebih mudah dalam mengukur dampak yang akan dihasilkan dari kolaborasi tersebut.

Di samping itu, yang tidak kalah penting adalah memastikan bahwa kita melakukan kinerja terbaik dalam setiap kolaborasi. Jejaring ataupun kolaborasi yang baik serta berkelanjutan tidak akan hadir tanpa kinerja yang baik.

Sementara itu, Head of Communications PT Unilever Indonesia, Tbk  Kristy Nelwan mengutarakan untuk mewujudkan Indonesia yang lebih adil dan inklusif, seluruh elemen masyarakat memiliki tanggung jawab untuk berbagi peran dalam melakukan berbagai upaya, mulai dari hal kecil, besar, hingga kolaborasi lintas sektor.

"Di Indonesia kami berfokus pada upaya untuk menciptakan kesetaraan gender, kesetaraan untuk penyandang disabilitas, dan penghapusan diskriminasi dan stigma, dalam program Every U Does Good Heroes yang merupakan salah satu upaya kami untuk mewujudkan komitmen kami melalui kolaborasi dengan para generasi muda yang memiliki visi yang sejalan dan mau sama-sama melakukan aksi nyata melalui gerakkan yang dilakukan di tengah masyarakat.” paparnya.

Dia mengatakan kolaborasi ide dan implementasi perlu dilakukan dengan gerakan lintas sektor, korporasi, hingga sektor pemerintah. Menginisiasi program mentoring untuk mempertajam gagasan para 100 peserta terpilih dalam mewujudkan Indonesia yang lebih adil dan inklusif, kali ini PT Unilever Indonesia, Tbk menggandeng Ayu Kartika Dewi yang telah lebih dulu berkecimpung dalam gerakan yang bertujuan mewujudkan Indonesia yang lebih adil dan inklusif.

Saat ini, sebanyak 100 peserta terpilih mendapatkan program mentoring dengan berbagai modul, salah satunya modul ‘Collaborative Strategy’ hari ini yang diharapkan dapat membantu peserta dalam proses merumuskan ide serta implementasi strategi kolaborasi untuk mewujudkan visi besar secara bersama-sama.

Di akhir program, 10 Every U Does Good Heroes terbaik berhak menerima micro grant sebesar Rp 30 Juta untuk merealisasikan gerakannya serta program coaching 1 on 1 dari lima mentor program ‘Every U Does Good Heroes’.

Baca: Ayu Kartika Dewi Meningkatkan Percaya Diri dengan 3 Langkah Ini

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."