Tahap Persiapkan Bahan Makanan Dianggap Paling Bikin Repot saat Memasak

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Mitra Tarigan

google-image
Ilustrasi wanita memasak di rumah. Freepik.com/Senivpetro

Ilustrasi wanita memasak di rumah. Freepik.com/Senivpetro

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Adanya wabah Covid-19 membuat semakin banyak orang yang fokus pada kesehatan. Tidak jarang mereka akhirnya memasak sendiri semua makanan demi memastikan asupan mereka dalam kondisi terbaik. Untuk menjamin kualitas asupan, makanan hasil masakan sendiri menjadi prioritas. Namun, seringkali kegiatan memasak justru dianggap merepotkan. Apalagi tahap persiapan bahan-bahannya, alias food prep.

Sales Manager Bosch Home Appliances Indonesia Martino Arlandi mengatakan meski frekuensi memasak sendiri di rumah semakin meningkat selama pandemi, namun timnya melihat masih ada kejenuhan dan kelelahan yang dialami masyarakat dalam menjalankan aktivitas tersebut sehari-hari. "Karenanya, Bosch menghadirkan solusi teknologi Bosch Kitchen Machine MUM Seri 2 yang mampu mengatasi situasi itu melalui keunggulannya yang serba fungsi. Tak terkecuali untuk food prep yang dianggap sebagai aspek memasak yang merepotkan dan melelahkan,” kata Martino pada 11 November 2021.

Berkaca pada temuan Dataessential: “Why Investing in Innovation is More Important than Ever Post-Quarantine”, didapati bahwa 65 persen konsumen Amerika Serikat merasa lelah dan tidak ingin melakukan aktivitas memasak lagi di rumah. Survei lain yang dilakukan oleh OnePoll atas nama Sun Basket memperlihatkan data serupa. Sekitar 55 persen dari 2.000 konsumen Amerika Serkat yang disurvei mengatakan memasak selama pandemi telah membuat mereka merasa lelah. Mayoritas responden menyebut prep work (penyiapan bahan) menjadi aspek memasak yang paling melelahkan (46 persen), disusul clean up (43 persen) dan perencanaan menu selama sepekan (42 persen).

Konferensi pers peluncuran Bosch Kitchen Machine MUM Seri 2 pada 11 November 2021/Bosch

Bosch meluncurkan produk terbaru Kitchen Machine MUM Seri 2, sebuah alat serba fungsi dengan teknologi komplet untuk membantu food preparation lebih praktis dan ringkas. Alat itu bisa mempermudah kegiatan memotong sampai mengaduk bahan. “Peranti multitasker Bosch Kitchen Machine MUM Seri 2 mendukung masyarakat untuk bisa kembali menjalankan kegiatan memasaknya di rumah dengan lebih praktis dan ringkas. Dengan demikian, masyarakat bisa mendapatkan asupan bernutrisi yang berkualitas karena hasil masakan sendiri, dan akan lebih siap pula untuk beraktivitas di era ‘nyaris’ normal pasca pandemi,” kata Martino.

Professional Chef Steby Rafael mengatakan pandemi COVID-19 memberi hikmah meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mengonsumsi makanan yang lebih sehat dengan jalan memasak sendiri di rumah. Ia pun berharap agar kebiasaan positif ini jangan sampai ditinggalkan meski kesibukan untuk aktivitas lainnya sudah kembali padat. "Memilih peranti dapur yang tepat merupakan kunci agar aktivitas memasak bisa praktis dan ringkas, tidak merepotkan dan melelahkan," kata Chef Steby.

Walau begitu, Steby mengatakan Bosch Kitchen Machine MUM Seri 2 yang memiliki aksesori yang komplet bisa membantu masyarakat di rumah untuk mengurangi kerepotan ketika memasak di rumah. Pengguna pun bisa melepas-pasang sesuai kebutuhan. "Aspek food prep seperti memotong, mengaduk, menguleni, mencincang, bahkan sampai membuat pasta pun bisa dengan mudah terselesaikan,” kata Steby Rafael.

Steby memberikan saran, ketika sudah menggunakan pisau-pisau pemotong Kitchen Machine MUM Seri 2, sebaiknya langsung dibersihkan menggunakan sabun cuci piring biasa dan langsung dikeringkan, kemudian disimpan. Ia pun sangat menyukai ketika alat itu, tidak terlalu banyak memiliki sela kecil. "Kalau ada sela, maka akan ada sisa makanan yang tidak terjangkau. Akibatnya ada bakteri. Lalu bukannya hidup sehat, malah jadi sakit," katanya.

Baca: 5 Makanan Ini Dapat Tingkatkan Kesehatan Usus di Tubuh

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."