Cara Terbaik Mengukur Tekanan Darah, Ini Kata Dokter

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Mitra Tarigan

google-image
Petugas medis memeriksa tekanan darah seorang warga yang akan divaksin, di kawasan Yayasan Al Jauhariyah, Buaran, Duren Sawit, Jakarta Timur, 15 Agustus 2021. Vaksinasi keliling ini digelar guna mencapai herd immunity (kekebalan kelompok) dengan target 70 persen pada Agustus 2021. TEMPO/Fardi Bestari

Petugas medis memeriksa tekanan darah seorang warga yang akan divaksin, di kawasan Yayasan Al Jauhariyah, Buaran, Duren Sawit, Jakarta Timur, 15 Agustus 2021. Vaksinasi keliling ini digelar guna mencapai herd immunity (kekebalan kelompok) dengan target 70 persen pada Agustus 2021. TEMPO/Fardi Bestari

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Dokter spesialis jantung & pembuluh darah dari Universitas Hasanuddin Antonia Anna Lukito, menyarankan pasien darah tinggi untuk memeriksa tekanan darah pada waktu subuh sekitar pukul 02.00 atau 03.00. "Dikenal lonjakan pagi hari. Tensi paling tinggi menjelang bangun, subuh. Kalau ada pasien menensi dirinya tensilah pada jam 2 atau 3 pagi," kata Antonia melalui sebuah webinar kesehatan, Kamis 18 November 2021.

Menurut Antonia yang tergabung sebagai Komite Ilmiah Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) cabang Banten itu, mereka yang tekanan darah tinggi saat pagi biasanya memiliki hasil pemeriksaan tekanan yang lebih rendah pada waktu lain misalnya saat siang, sore dan malam hari. Menurutnya ini adalah hal yang wajar dan tidak perlu dikhawatirkan. "Morning surge-nya dibedakan dari tensi pagi dan saat tidur itu tidak melonjak, kita lihat tensi 24 jam-nya bukan sesaat. Misalnya pagi saja tinggi 150/90 mmHg tetapi sisanya sampai malam bagus, itu masih fine-fine saja," kata dia.

Tekanan darah, seperti dikutip dari Medical News Today, mengacu pada kekuatan yang digunakan jantung untuk memompa darah ke sekitar sistem peredaran darah. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tekanan darah, antara lain stres, aktivitas fisik dan diet. Tekanan darah normal yakni kurang dari 120/80 mm Hg.

Angka antara 120/80 mm Hg dan 139/89 mm Hg menunjukkan Anda berisiko terkena hipertensi, sedangkan angka lebih dari 140/90 mm Hg menandakan hipertensi.

Tekanan darah naik dan turun sepanjang hari dan malam. Saat tidur, tekanan darah turun 10–30 persen. Kemudian meningkat sekitar waktu bangun. Pada beberapa orang, peningkatan ini mungkin signifikan dan mengakibatkan hipertensi pagi.

Orang yang memiliki pola tekanan darah abnormal mungkin berisiko mengalami komplikasi, seperti serangan jantung dan stroke. Sebuah tinjauan pada tahun 2010 menunjukkan, kejadian stroke dan masalah jantung serius lainnya memuncak dalam 4-6 jam pertama setelah bangun tidur. Pemeriksaan tekanan darah di rumah secara teratur dapat membantu Anda lebih memahami fluktuasi tekanan darah, sekaligus mengidentifikasi episode hipertensi pagi.

Sebelum mengukur tekanan darah sebaiknya kosongkan dulu kandung kemih, istirahat dengan nyaman dan tenang selama 5 menit sebelum mengukur tekanan darah. Selain itu, hindari merokok, minum alkohol, atau berolahraga dalam waktu 30 menit setelah mengukur tekanan darah.

Kemudian, saat mengukur tekanan darah lakukan pembacaan pada waktu yang sama setiap hari, duduk dengan punggung lurus, kaki tidak disilangkan, dan telapak kaki rata di lantai.

Istirahatkan lengan pada permukaan yang rata sehingga lengan atas sejajar dengan jantung, kemudian, tempatkan manset pada lengan sehingga bagian bawah manset berada tepat di atas lipatan siku.

Ambil dua atau tiga bacaan dengan jarak kira-kira 1 menit dan hitung nilai rata-ratanya. Jangan lupa catatlah semua pembacaan, karena ini dapat membantu dokter menentukan pengobatan terbaik.

Baca: Kaya Kalium dan Magnesium, Jagung Bantu Menurunkan Tekanan Darah

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."