Ragam Permainan Menarik untuk Anak Sesuai Tahapan Tumbuh Kembang

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Ilustrasi anak bermain Lego. Dok. Lego

Ilustrasi anak bermain Lego. Dok. Lego

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Tidak dapat dimungkiri setiap anak usia dini harus diberikan pelatihan stimulus yang baik dan sesuai dengan usianya. Di samping itu, anak juga perlu diberikan kesempatan untuk bermain dan bereksplorasi dengan cukup karena dunia anak memang identik dengan dunia bermain.

Grace Melia, Therapeutic Play Practitioner dan Montessori Diploma in Training menjelaskan kata sense diartikan sebagai 5 panca indera yaitu penglihatan (mata), pendengaran (telinga), penciuman (hidung), perasa (lidah), perabaan (kulit), pergerakan (proprioseptif: otot dan sendi), serta keseimbangan (vestibular: telinga bagian dalam).

Ada pun kata “play” diartikan sebagai bermain. Jadi sensory play adalah permainan yang merangsang perkembangan panca indera anak dengan mengajak mereka aktif dalam sebuah format permainan. Caranya mudah, dapat dilakukan di rumah dan terdapat beragam ide yang dapat dikaryakan oleh orang tua.

"Sensory play juga bisa memanfaatkan barang yang sudah ada dirumah atau bahkan terkadang cukup dengan aktif bermain bersama dalam pretend play. Sebuah bentuk permainan yang tidak banyak memerlukan persiapan," ujarnya melalui siaran pers, Minggu 14 November 2021.

Ilustrasi anak bermain Lego. Dok. Lego

Melalui kesempatan ini Grace Melia juga memberikan beberapa tips dan ide untuk kreatif mengajak anak bermain sesuai tumbuh kembang anak dengan menstimulasi memori maupun fisik dan ruang gerak mereka. Pada dasarnya kebutuhan anak usia dini berkembang seiring dengan bertambahnya umur mereka:

Pada usia newborn (0-1 tahun) bayi dapat mulai mengingat hal-hal yang ditangkap oleh inderapenglihatan, penciuman, perasa dan pendengaran. Oleh karena itu penting bagi orang tua untuk menstimulasi memori dengan melakukan pretend play atau role play dan mengajak anak bermain cilukba.

Bayi diatas umur 1 tahun (1-2 tahun) sudah lebih banyak mengenali jenis-jenis stimulasi. Ia dapat bermain secara simbolik dan menggunakan lebih banyak variasi benda dalam bermain.

Bermain dengan boneka atau benda dengan fungsi yang dapat dilihat sehari-hari dan menjadikannya fasilitas bermain dapat membantu merangsang imajinasi bayi secara optimal. Selain itu orang tua juga dapat mengajak anak bermain edible sensory play dan kegiatan buka tutup.

Bayi di umur 2-3 tahun biasanya mengalami pertumbuhan yang tergolong pesat terkait minta dan juga keterampilannya. Semua hal yang dapat dilihat, dirasakan dan didengar bisa menjadi alat untuk merangsang keterampilan, minat dan bakat masing-masing anak.

Di tahap ini anak sudah bisa diajak mengenal warna melalui aktifitas seperti nail coloring dan juga membuat DIY mainan seperti instrumen musik ataupun memotong menggunakan alat pemotong yang aman untuk anak.

Grace Melia melanjutkan jika anak-anak identik dengan bermain. Meskipun begitu, mereka sering cepat bosan dengan mainan yang mereka miliki. Padahal, membeli mainan bukan hal yang murah untuk sering dilakukan.

"Sebenarnya, bermain itu sederhana. Kita bisa menciptakan kegiatan maupun permainan sendiri, bisa menggunakan benda-benda di rumah, dan bisa melalui kegiatan sehari-hari. Ada berbagai permainan di rumah yang dapat dilakukan tanpa harus memiliki aneka mainan yang mahal," ucapnya.

Ilustrasi anak bermain mainan atraktif bersama ibunya. shutterstock.com

Kreativitas, menurut Grace adalah kunci untuk menciptakan aneka permainan mengasyikkan yang dapat dimainkan bersama si kecil. Mainan DIY (do it yourself) atau mainan yang dibuat sendiri saat ini cukup banyak diminati oleh para orang tua dan juga anak-anak karena biasanya media yang digunakan mudah didapatkan serta mudah diterapkan.

Mainan DIY untuk anak juga sangat bermanfaat dilakukan saat pandemi Covid-19 seperti sekarang ini karena selain akan mengusir kebosanan si kecil selama di rumah saja, mainan DIY juga ikut membantu hubungan seluruh anggota keluarga menjadi lebih erat serta dekat dan membangun kreativitas keluarga. 

Sementara itu, Brand Manager Cussons Baby Indonesia Alifa Nisfiyani mengatakan pada tahun ini, Cussons Bintang Kecil atau CBK 2021 hadir dengan
mengusung tema “Hari Penuh Cinta” yang terkesan simpel namun sangat dalam maknanya.

Di masa pandemi dimana orang tua banyak menghabiskan waktu dirumah, sejatinya banyak momen-momen dalam masa tumbuh kembang anak yang dapat secara langsung dilihat dan dialami bersama. Dengan demikian Cussons terus berupaya hadir di tengah keluarga Indonesia dan berkomitmen untuk terus mendampingi proses tumbuh kembang anak di Indonesia.

"Melalui rangkaian acara yang diadakan berkaitan dengan program CBK 2021, kami merancang khusus kegiatan yang dapat menjadi sarana belajar yang tepat bagi orang tua dalam memberikan ruang berimajinasi yang edukatif sekaligus mengabadikan momen kebersamaan keluarga di masa pandemi sesuai dengan kelompok usianya," jelas Alifa.

Baca: Orang Tua, Simak Tips Atasi Burnout saat Dampingi Anak Belajar

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."