Usia 27 Tahun Sudah Jadi Vice President, Ini Kisah Presiden Direktur Sun Life

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Mitra Tarigan

google-image
Peluncuran Buku 'Segelas Kopi dan Segudang Cerita Karier' pada 29 September 2021/Sunlife

Peluncuran Buku 'Segelas Kopi dan Segudang Cerita Karier' pada 29 September 2021/Sunlife

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Sukses dalam karier adalah cita-cita banyak orang. Namun bagi Presiden Direktur Sun Life Indonesia, Elin Waty, sukses di usia muda ternyata bukan menjadi hal yang mudah. "Ada tantangan yang saya alami," kata Elin mengenang masa itu dalam peluncuran Buku ‘Segelas Kopi dan Segudang Cerita Karier’ pada 29 September 2021.

Elin bercerita, kariernya memang cepat sekali meroket. Elin yang mulai bekerja di usia 21 tahun 6 bulan telah sukses menjadi asisten manajer di usia 23 tahun. “Umur 25 tahun saya sudah menjadi manajer. Umur 27 tahun, posisi saya sudah Vice President (VP), saya sudah jadi kayak head of agency atau chief agency officer. Dapat mobil BMW dari perusahaan, terbang menggunakan business class, menginap di hotel bintang 5," katanya.

Ia memang mengaku kala itu sangat fokus bekerja. Sebagai perempuan yang berasal dari keluarga menengah dan tergolong biasa saja, Elin ingin membuktikan bahwa sebagai seorang perempuan, ia pun bisa membantu orang tua. “Karena saya begitu ingin membuktikan diri bahwa anak perempuan itu bisa, jadi saya begitu fokus dengan karier saya,” kata Elin yang memiliki tekad sangat kuat.

Elin juga menceritakan secara terbuka bahwa dirinya berasal dari keluarga yang biasa-biasa saja. Dia memiliki keinginan untuk bekerja keras agar bisa membantu orang tuanya. “Karena saya begitu ingin membuktikan diri bahwa anak perempuan itu bisa, jadi saya begitu fokus dengan karier saya,” tuturnya.

Karena tekadnya yang kuat, Elin yang mulai bekerja di usia 21 tahun 6 bulan telah sukses menjadi asisten manajer di usia 23 tahun. “Umur 25 tahun saya sudah menjadi manajer. Umur 27 tahun, posisi saya sudah Vice President (VP), saya sudah jadi kayak head of agency atau chief agency officer. Dapat mobil BMW dari perusahaan, terbang menggunakan business class, menginap di hotel bintang 5,” ungkapnya.

Berbagai kemudahan dan keberhasilannya pun diikuti dengan beberapa tantangan. Elin mengatakan ia memang mampu menyelesaikan pekerjaan dengan keahlian yang ia miliki, tapi ternyata hal itu tidak dibarengi dengan keahlian emosional. "Mental saya belum siap akan kesuksesan yang terlalu dini," katanya.

Saat itu, kata Elin, ia cukup emosional dan kerap marah serta tertekan ketika harus menghadapi masalah. Ada kalanya pula Elin merasa sok kuat dalam menghadapi suatu masalah. "Saya tidak ingin menangis di depan orang," katanya. Tidak jarang ia pun menekan bantal supaya tidak ada orang yang tahu bahwa ia sedang menangis.

Hal itu berbeda ketika menjadi pemimpin di usia matang. Elin mengatakan lebih tenang ketika menghadapi masalah. "Sekarang, kalau ada masalah, sudah lebih tenang. Berpikir apa yan harus dilakukan, tegar dan segera mengambil keputusan," katanya.

Berbagai kisah Elin ketika menjadi pemimpin tertuang dalam buku ‘Segelas Kopi dan Segudang Cerita Karier’. Karya Elin ini merupakan kisah dari berbagai perbincangan yang ditemani segelas kopi. Elin berbagi inspirasi melalui tulisan yang dikemas secara ringan, namun sarat akan pesan optimisme, motivasi, dan semangat untuk pantang menyerah. Semangat kepedulian dan optimisme yang dibawa Elin dan dituturkan pada buku ini, juga merupakan pengejawantahan dari spirit DoGether yang diusung Sun Life, dan membawa nilai: peduli, optimis dan relevan. Sebagai bagian dari kampanye DoGether, nantinya seluruh hasil penjualan buku akan disumbangkan ke Wahana Visi Indonesia, dan ditujukan untuk membantu biasa pendidikan anak-anak Indonesia yang membutuhkan.

Pada buku setebal 155 halaman, Elin berbagi 20 kisah nyata dan inspirasi seputar karier kontemporer yang banyak dihadapi oleh generasi produktif hari ini. Salah satunya pada kisah berjudul ‘Ada Banyak Jalan Menuju Roma’, Elin bercerita tentang masalah karier yang dihadapi anggota timnya di tempat kerja sebelumnya. Melalui kisah ini, Elin mengajak pembaca untuk menjadi pribadi yang tak mudah menyerah, serta fokus pada solusi, bukan masalah.

“Dengan isu dan contoh kasus yang relevan, kehadiran buku ini diharapkan dapat menginspirasi banyak orang, khususnya para ‘Young Generations Leaders’ untuk dapat mempercepat laju karier mereka. Tentunya akan ada banyak tantangan yang dihadapi di depan, namun saya harap buku ini dapat dijadikan acuan serta pembelajaran, agar mereka dapat lebih siap hadapi tantangan, untuk hari esok yang lebih pasti”, kata Elin.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."