Use Heart to Connect Jadi Tema Hari Jantung Sedunia, Apa Maknanya?

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Ilustrasi wanita terkena serangan jantung. shutterstock.com

Ilustrasi wanita terkena serangan jantung. shutterstock.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta -  Memperingati Hari Jantung Sedunia pada hari ini 29 September, Yayasan Jantung Indonesia mengangkat tema "Use Heart to Connect" yang juga diusung secara global tahun ini sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pencegahan penyakit jantung dan pembuluh darah.

Tema "Use Heart to Connect" dimaksudkan untuk mengingatkan pentingnya menggunakan pengetahuan, kasih sayang, dan peran tiap individu untuk memastikan bahwa orang-orang di sekeliling memiliki kesempatan yang terbaik untuk memiliki jantung yang sehat. Dengan teknologi semua orang dapat saling terhubung sehingga memungkinkan untuk berbagi informasi dan edukasi sehingga menjangkau masyarakat yang lebih luas lagi dari sebelumnya.

Ketua Bidang Komunikasi dan Promotif Yayasan Jantung Indonesia Mela Sabina dalam jumpa pers Senin, 27 September 2021 mengatakan penyakit jantung kini bukan hanya dialami oleh orang-orang di usia senja tapi juga banyak menyerang usia muda. Tingginya prevalensi penyakit jantung di Indonesia banyak disebabkan oleh gaya hidup yang tidak sehat.

Perubahan gaya hidup harus dilakukan sedini mungkin sebagai investasi kesehatan di masa depan. Di era serba digital seperti saat ini perkembangan teknologi di bidang kesehatan akan mempermudah siapa pun dalam mendapatkan layanan kesehatan.

"Saat ini sudah semakin banyak yang mengenal wearables seperti jam atau gelang pintar dengan fitur utama mengukur frekuensi dan target berbagai jenis aktivitas fisik jadi semua orang bisa mempunyai pengingat kala sedang menjalani gaya hidup yang kurang baik," ujar Mela.

Penyakit jantung atau kardiovaskular masih menjadi penyebab kematian tertinggi di dunia yang mengakibatkan 18,7 juta kematian per tahun. Di Indonesia sendiri berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menyebutkan bahwa setidaknya 15 dari 1000 orang individu di Indonesia menderita penyakit jantung atau kardiovaskular.

Penyakit jantung memiliki banyak penyebab mulai dari kebiasaan merokok, diabetes, hipertensi dan obesitas, hingga polusi udara. Oleh karena itu, seluruh masyarakat perlu mengambil peran dalam mencegah tingginya angka jumlah penyintas dan kematian akibat penyakit jantung.

Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah  Vito A. Damay mengatakan salah satu cara mencegah penyakit jantung adalah meningkatkan daya tahan tubuh sebaik mungkin, makan makanan yang bergizi, hindari gula, garam serta lemak berlebihan, mengkonsumsi suplemen serta multivitamin bila diperlukan.

"Jangan lupa tetap memeriksakan kesehatan Anda secara berkala dengan cara konsultasi dengan dokter Anda melalui fasilitas telemedika. Tapi jangan lupa, jika gejala dirasa mengganggu segera kunjungi fasilitas kesehatan atau rumah sakit terdekat agar segera mendapatkan penanganan lebih lanjut," kata  Vito.

Peringatan Hari Jantung Sedunia tahun ini diperingati oleh Yayasan Jantung Indonesia dengan menyelenggarakan beberapa program seperti Webinar Rheumatic Heart Disease bersama Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) pada 28 September 2021, Webinar Use Heart To Connect pada 29 September 2021, HeartSports Campaign bekerjasama dengan Komite Olimpiade Indonesia (NOC Indonesia) pada 29 September – 31 Oktober 2021, program memasak menu makanan sehat Use Heart To Cook serta kompetisi membuat video melalui Reels Instagram bekerja sama dengan Komnas Pengendalian Tembakau yang akan berlangsung sampai 5 Oktober 2021.

Selain itu, menginjak tahun ke 40 kehadirannya di Indonesia, Yayasan Jantung Indonesia juga akan menyelenggarakan eksebisi virtual sekaligus penggalangan dana berupa pameran seni rupa dan fashion dengan tema "Show Your Heart".

Baca: Serangan Jantung Bisa Datang Tiba-Tiba, Cegah dengan 9 Langkah Ini Sejak Muda

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."