4 Investasi yang Penting Dipikirkan Pasangan yang Sudah Menikah

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Mitra Tarigan

google-image
Ilustrasi investasi. pixabay

Ilustrasi investasi. pixabay

IKLAN

CANTIKA.COM, JakartaInvestasi menjadi salah satu cara agar mendapat kebebasan finansial. Tak hanya anak muda, para pasangan yang sudah menikah juga perlu melakukan investasi.

Berbeda dengan menabung, investasi memiliki risiko lebih tinggi karena sistem atau pasar keuangan yang berkembang setiap waktunya. Risiko ini yang membuat para orang tua ragu untuk memulai investasinya.

Influencer sekaligus Financial Fitness Coach Nyala Ario Pratomo menyampaikan bahwa tujuan investasi bukan untuk meraih keuntungan, namun investasi dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidup sekarang dan nanti. “Investasi itu bukan untuk cari profit saja, investasi itu untuk memenuhi kebutuhan sekarang dan nanti,” kata Ario dalam acara Finansial Fitness yang diselenggarakan oleh NYALA OCBC pada Selasa, 31 Agustus 2021.

Pada acara ini, Ario juga memberikan beberapa tips bagi pasangan yang sudah berrumahtangga yang masih ragu untuk memulai investasi.

Sebelum mulai investasi, Ario menyarankan pasangan muda untuk melihat kondisi keuangannya dahulu. Investasi dapat dilakukan dengan baik jika telah memiliki dana untuk memenuhi kebutuhan pokok dan dana darurat lainnya seperti dana darurat, asuransi, zakat ataupun pajak.

Jika telah memenuhi kebutuhan pokok, para pasangan muda ini dapat menetapkan tujuan investasi. Ario mengungkapkan bahwa umumnya terdapat 4 tujuan investasi, sebagai berikut :

1. Investasi untuk properti
Investasi dapat dilakukan dengan menggunakan properti seperti bangunan dan rumah. Properti dapat dijadikan investasi dengan disewakan agar mendapatkan dana.

Ario menyampaikan bahwa dengan menyewakan properti, seseorang dapat menghemat pengeluaran yang tidak terlalu diperlukan seperti renovasi terus menerus.

2. Investasi untuk anak dan kebutuhannya
Dana untuk anak dan kebutuhan lainnya menjadi hal yang harus dipikirkan oleh para orang tua. Berbagai pengeluaran untuk anak harus disiapkan, seperti biaya melahirkan, pendidikan, kesehatan anak dan lainnya.

3. Investasi pensiun
Menyiapkan dana untuk pensiun, dapat ditetapkan sebagai salah satu tujuan investasi. Hal terpenting yang harus direncanakan oleh seseorang ialah menetapkan target usia pensiun. “Pensiun yang penting direncanakan mau kapan, gimana atau ga pensiun sama sekali,” kata Ario.

Menurut Ario, investasi untuk pensiun penting dilakukan dan dipertimbangkan di usia produktif (20-40 tahun). “Karena nggak bisa mulai investasi dengan uang pensiun, seharusnya kita investasi untuk pensiun, terus uang pensiun harusnya untuk hidup,” kata Ario

4. Investasi untuk diri sendiri
Salah satu tujuan investasi yang sering dilupakan oleh banyak orang adalah investasi untuk diri sendiri. Padahal investasi untuk diri sendiri menjadi hak yang penting dan perlu di pertimbangkan.

Dalam penjelasannya, Ario memberikan contoh sosok di film Up yaitu Mr. Fredricksen, seorang pria tua yang hidup sendiri karena sang istri meninggal dan tidak memiliki anak. Mr. Fredricksen memberikan gambaran bahwa seseorang tidak bisa selamanya hidup bersama. Maka investasi untuk diri sendiri dapat dipertimbangkan untuk menjadi tujuan investasi di masa mendatang. “Kita nggak akan bisa membahagiakan orang kalau nggak bisa bahagiakan diri sendiri,” kata Ario.

Setelah menetapkan tujuan investasi, bapak dan ibu rumah tangga perlu menetapkan tempat berinvestasi yang tepat. Nyala Financial Fitness Trainer, Widya Yuliarti menyarankan bagi pemula untuk coba mulai berinvestasi di reksadana dengan risiko yang paling rendah yaitu reksadana pasar uang. “Kalau memang baru mulai, mungkin bisa cobain dulu aja misalnya reksadana pasar uang dulu nih, kayak apa sih sebenarnya reksadana, atau reksadana pendapatan dulu,” kata Widya

Widya menambahkan bahwa dengan memilih reksadana pasar uang, maka dapat meminimalisir resiko investasi. “Resiko tidak bisa kita dihilangkan, tapi yang bisa kita lakukan adalah meminimalisirnya. Jadi saat investasi jangan kepikiran cuannya dulu, tapi pikirin risikonya seperti apa,” kata Widya.

Baca: Kerja Bagai Kuda Tapi Tidak Jadi Kaya? Intip Tips Keuangan Ini

FAHIRA NOVANRA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."