Cara Mencegah dan Mengatasi Cyber Bullying, Menurut Psikolog

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi perempuan melihat Instagram. unsplash.com/social.cut

Ilustrasi perempuan melihat Instagram. unsplash.com/social.cut

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Tingginya intensitas penggunaan internet dan media sosial di gawai bisa meningkatkan risiko perundungan di dunia maya atau cyber bullying. Menurut psikolog dari Universitas Indonesia, A. Kasandra Putranto, hal itu bisa terjadi karena belum semua pengguna internet teredukasi dengan baik.

"Meski berguna untuk melakukan kegiatan sehari-hari, penggunaan smartphone juga berisiko tinggi terhadap perundungan online. Ini karena masih banyak yang belum teredukasi dengan baik dalam hal penggunaannya," kata Kasandra, Selasa, 24 Agustus 2021.

Kasandra kemudian mengungkapkan tindakan preventif untuk menghindari perundungan di dunia maya, salah satunya dengan menerapkan pola berpikir sebelum bertindak.

"Berpikir terlebih dahulu sebelum membuat tindakan secara online, seperti halnya saat akan membuat unggahan," ujarnya.

Dia menambahkan bahwa berdasarkan teori pilihan, sumber dari masalah atas perilaku individu adalah pilihan individu itu sendiri. Perilaku tersebut mencakup unsur perbuatan, pemikiran, perasaan, dan fisiologi yang disebut total behavior yang berada di bawah kendali individu.

"Sehingga pola berpikir terlebih dahulu sebelum membuat tindakan di dunia maya akan menjadi tindakan preventif terhadap perundungan online, mengacu pada total behavior yang dapat membuat individu bertindak di bawah kendali diri," tuturnya.

Kasandra juga mengatakan bahwa tindakan lain yang harus dilakukan adalah melaporkan cyber bullying kepada pihak berwajib.

Setelah membuat laporan, ambil langkah-langkah yang tepat untuk memblokir orang atau akun yang melakukan perundungan tersebut. Menurut Kasandra, tindakan tersebut juga membuat individu dapat belajar menjadi pengamat yang baik dan berpotensi untuk memutuskan rantai perundungan di dunia maya.

"Jika individu telah mengetahui dan mengamati perundungan online yang terjadi atas dirinya atau orang lain, dia akan berpotensi lebih baik dalam menahan diri untuk tidak berpartisipasi dalam perundungan online," kata Kasandra.

Selain itu, lanjut Kasanra, tindakan tersebut juga salah satu cara mendukung orang lain yang menjadi sasaran cyber bullying.

Baca juga: Psikolog Ungkap Alasan Remaja Rentan Jadi Pelaku Cyber Bullying

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."