Gita Savitri Putuskan Tidak Punya Anak, Apa Alasan Perempuan Memilih Childfree?

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Gita Savitri. Foto: Instagram/@gitasav

Gita Savitri. Foto: Instagram/@gitasav

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Nama influencer dan youtuber muda Gita Savitri Devi belakangan ini ramai diperbincangkan di linimasa media sosial. Perempuan kelahiran 27 Juli 1992 ini menjadi sorotan usai secara terbuka mengakui bahwa dia dan sang suami Paul Andre memilih untuk tidak punya anak atau childfree.

Menurutnya, memiliki anak atau tidak itu adalah sebuah pilihan dalam hidup. Sebab memiliki anak adalah tanggung jawab yang besar. Ia berpendapat sebaiknya harus ada rencana yang matang sebelum memutuskan memiliki anak.

Setelah itu, Gita Savitri mendapatkan banyak pertanyaan soal keputusannya tidak mau memiliki anak. Ada pertanyaan mengenai kemungkinan Gita Savitri hamil di laman instastory-nya.

"Kak kalau seandainya tiba-tiba dikaruniai anak gimana perasaannya?" tanya seorang Netizen.

Menurut Gita Savitri, kemungkinan itu selalu bisa ia tutup. Ia kemudian dengan tegas memastikan hal tersebut tidak mungkin terjadi.

"Di kamus idup gue, 'tiba-tiba dikasih' is very unlikely (sangat tidak mungkin)," jawab penulis buku Rentang Kisah ini. 

Menurutnya, ada beberapa hal yang bisa dilakukan agar tidak memiliki anak. Hal tersebut sudah dilakukan Gita Savitri.

"IMO, lebih gampang gak punya anak daripada punya anak. Karena banyak banget hal preventif yang bisa dilakukan untuk tidak punya anak, skenario ini sangat tidak mungkin terjadi" ujar Gita dalam bahasa Inggris. 

Lantas apa yang dimaksud dengan childfree yang masih belum terlalu familiar di masyarakat Indonesia dan menjadi salah satu prinsip hidup Gita Savitri. Melansir laman Today, Rabu 18 Agustus 2021, Psikolog Klinis Doktor Shannon Curry mengatakan jika tekanan sosial pada perempuan untuk menikah dan memiliki anak sangat besar.

"Narasi universal cenderung bahwa jika Anda tidak memiliki anak, Anda akan kehilangan pengalaman hidup banyak diterima oleh perempuan," ungkapnya.

Belum lagi, Direktur Curry Psychology Group di Orange Country, California ini menambahkan mitos umum tentang perempuan tanpa anak melibatkan gagasan bahwa seorang perempuan pasti akan menyesali hidup tanpa anak, bahwa tidak membesarkan anak akan menyebabkan berkurangnya kebahagiaan, makna dan pemenuhan dalam hidup

"Kemudian tidak membesarkan anak menghasilkan keegoisan yang lebih besar, dan hal itu menyebabkan lebih banyak kesulitan di usia tua karena tidak ada anak-anak yang telah dewasa untuk memberikan perawatan. Pada kenyataannya, tidak ada bukti untuk mendukung keyakinan tersebut," ujar dia.

Curry menjelaskan bahwa perempuan khawatir mereka mungkin "kehilangan sesuatu" dalam alasan mereka dan mereka ditakdirkan untuk bangun suatu hari dengan penyesalan yang mendalam, meratapi kehidupan keluarga tradisional yang tidak pernah mereka miliki.

“Keibuan telah di-konstruksi secara budaya untuk menjadi 'jalan alami' menuju kebahagiaan dan kepuasan, dan pusat kewanitaan. Inilah yang menyebabkan perempuan yang memilih untuk tidak memiliki anak mengalami kecemasan dan ketidakpercayaan yang signifikan terhadap nilai dan preferensi mereka sendiri," terangnya. 

Ketakutan tersebut muncul dari narasi budaya yang meluas bahwa perempuan telah diajarkan sepanjang hidup mereka, dari generasi ke generasi merendahkan kapasitas perempuan untuk alasan, pengetahuan diri mereka, minat dan bakat mereka yang beragam, dan kemampuan mereka untuk kebahagiaan.

Curry mengatakan faktor utama perempuan yang memilih untuk bebas anak atau childfree adalah memiliki pendidikan tinggi, tinggal di daerah perkotaan, dan berkomitmen pada karier mereka. 

Baca: Jilbab Pashmina Bakal Hits di 2020, Intip 5 Gaya Selebgram Ini

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."