Tahun Ajaran Baru, Simak Tips Hindari Anak Bosan Belajar Daring di Rumah

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Mitra Tarigan

google-image
Ilustrasi siswa yang belajar dari rumah saat pandemi Covid-19.

Ilustrasi siswa yang belajar dari rumah saat pandemi Covid-19.

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Saat ini anak-anak Indonesia yang menduduki jenjang sekolah SD, SMP dan SMA telah memasuki tahun ajaran baru di 2021/2022. Keputusan pemerintah akan PPKM level 4 yang masih terus diperpanjang membuat provinsi di daerah Jawa dan Bali diwajibkan untuk terus melaksanakan pendidikan jarak jauh (PJJ). Sudah hampir dua tahun anak Indonesia belajar daring, tanpa tatap muka dan bersosialisasi secara langsung dengan guru dan teman-teman di sekolah. Rasa jenuh dan lelah pasti muncul, namun demi kesehatan dan kepentingan bersama, PJJ dinilai masih efektif untuk menghindari anak dari bahaya virus COVID-19.

Sebagai orang tua, terdapat beberapa cara dan upaya yang dapat dilakukan untuk hindari rasa jenuh di tengah belajar daring anak. Diantaranya seperti :

1. Lebih sering hadir untuk dampingi anak belajar daring
Dampingi anak belajar secara daring tentu membutuhkan dedikasi waktu khusus bagi orang tua di tengah kesibukan sehari-hari. Namun, orang tua sebagai pendamping aktif dapat mengajak anak diskusi, ulang instruksi guru bila dibutuhkan selama proses belajar hingga menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bersama anak.

2. Lengkapi dan ubah ruang belajar anak secara berkala
Ruang belajar anak tentu menjadi faktor penting dalam menjaga kondusifnya proses belajar daring. Jika anda memiliki ruang lebih, tidak ada salahnya untuk mendedikasikan ruangan tersebut untuk menjadi ruang belajar anak, terlebih lagi pastikan ruangan tersebut jauh dari distraksi seperti televisi, kasur, dan lainnya. Lengkapi dan mengubah tata letak ruang dapat dilakukan bersama anak guna menumbuhkan rasa semangat dan memiliki, dan tentu dapat disesuaikan dengan kesukaan anak, seperti dalam pemilihan warna meja dan sebagainya.

3. Sediakan perlengkapan belajar anak sesuai dengan kesukaannya
Perlengkapan belajar yang diperlukan diantaranya seperti tempat pensil, alat tulis, buku tulis, tempat minum, lampu belajar, hingga kursi ergonomis. Kebutuhan ini juga bisa disesuaikan dengan kesukaan anak dan ajak anak memilih karakter favorit mana yang mereka inginkan. Misalnya dalam memilih tempat pensil dengan karakter kartun kesukaan anak.

4. Jangan lupa, bermain juga penting!
Bermain merupakan hak dan kebutuhan semua anak. Orang tua dapat melengkapi permainan yang sesuai dengan usia anak guna mengasah kreativitas anak. Kegiatan bermain anak yang terganggu ternyata menjadi suatu masalah serius lho bagi pertumbuhan dan perkembangan anak, terutama proses anak dalam membangun watak atau karakter sosial.

ZALORA menggandeng Kidz Station pada kampanye Kids Carnival yang berlangsung pada 8-14 Agustus guna menghadirkan berbagai produk anak-anak, seperti kebutuhan sekolah dan bermain yang dapat dilengkapi untuk aktivitas dari rumah.

Bimo Darmoyo, Associate Marketing Director ZALORA Indonesia senang mengumumkan kemitraan strategis dengan Kidz Station. Di tengah waktu yang tidak pasti seperti saat ini, penting bagi timnya untuk juga mendukung kebutuhan pelanggan Indonesia tidak terkecuali untuk kebutuhan anak-anak. Bimo percaya kegiatan belajar dan bermain sama pentingnya dan merupakan aktivitas yang baik untuk tumbuh kembang anak, baik secara kognitif, fisik, maupun emosional. "Untuk mendukung hal itu, orang tua Indonesia kini bisa melengkapi koleksi mainan dan belajar anak bersama Kidz Station dan ZALORA, dengan penawaran diskon hingga 70% dan tambahan voucher belanja sebesar Rp 30.000,” katanya.

Kidz Station yang merupakan bagian dari lini bisnis PT. MAP Aktif Adiperkasa pun siap menyapa masyarakat di seluruh penjuru Indonesia melalui gerai offline-nya.

Baca: Saran Psikolog Agar Orang Tua Tak Stres saat Temani Anak Belajar dari Rumah

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."