7 Produk Kecantikan Ini Bisa Bikin Saluran Air Tersumbat

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi lulur alami. Shutterstock

Ilustrasi lulur alami. Shutterstock

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Tahukah kamu, ada beberapa produk kecantikan yang bisa menyumbat saluran air. Aaron Mulder, salah satu pemilik dan manajer operasional saluran pipa merek Mr. Rooter Plumbing di San Antonio, Amerika Serikat menyebutkan lulur, masker, hingga losion termasuk di antaranya. 

Tapi jangan takut, Anda tidak harus menghindari produk kecantikan tersebut, ada sejumlah cara mencegah saluran air tersumbat. Jadi, Anda tetap bisa memakainya untuk merawat kulit sekaligus menerapkan cara pencegahannya.

7 produk kecantikan yang bisa bikin saluran air tersumbat dan cara mencegahnya

1. Bath bomb dan teh

"Garam epsom dan soda kue adalah bahan umum yang biasanya larut dalam air, tetapi bahan aditif umum lainnya seperti minyak esensial, tepung jagung, mentega kakao, potongan bunga, dan bahkan glitter tidak larut dengan baik," kata Mulder.

Cara mengatasinya:

"Untuk membantu menangkap beberapa aditif tambahan itu, seperti kelopak bunga kering, letakkan bath bomb di dalam kantung kecil jala atau stoking yang diikat dengan karet gelang sebelum jatuh ke bak mandi Anda untuk menghindari partikel masuk ke saluran pembuangan," katanya dikutip dari laman Well + Good, Jumat, 6 Agustus 2021. 

2. Masker tanah liat

“Cara masker tanah liat, lumpur, dan arang menempel dan mengeras di kulit Anda sama halnya ketika masker ini tersapu air,” kata Mulder. "Residunya bisa menempel dan mengeras pada pipa, sehingga menimbulkan penyumbatan di saluran pembuangan," tambahnya.

Cara mengatasinya:

Mulder mengatakan untuk menempatkan kain jala di atas saluran air saat mencuci masker tanah liat guna mencegah masker tersapu ke saluran pembuangan. Ia juga menyarankan untuk membuang terlebih dahulu potongan besar masker yang menempel di pakaian ke tempat sampah sebelum membilasnya.

3. Bubble bath cair

Bubble bath cair mungkin tampak tidak berbahaya bagi pipa air, tetapi dapat menyebabkan penyumbatan tergantung pada bahan yang dikandungnya, kata Mulder.

"Minyak esensial, pewarna, dan sabun yang berat dapat melapisi pipa, membatasi aliran saluran pembuangan, dan juga bertindak seperti magnet yang menarik kotoran. Buih sabun juga dapat berakhir di saluran pembuangan kamar mandi Anda, yang cenderung menempel pada dinding saluran pembuangan dan mengikat rambut dan benda lainnya.”

Cara mengatasinya:

Anda tidak bisa benar-benar mencegah gelembung mengalir ke saluran pembuangan. Mulder mengatakan bahwa hal terbaik yang harus dilakukan adalah, tentu saja, membatasi penggunaan mandi busa. Tapi, jika itu tidak bisa dihindari, ia mengatakan untuk lebih memperhatikan pemeliharaan saluran pembuangan Anda. Salah satu trik yang dapat Anda lakukan adalah dengan menuangkan larutan soda kue ke saluran pembuangan dari waktu ke waktu.

Buat campuran 1/3 cangkir soda kue dan 1/3 cangkir cuka putih. Segera tuangkan ke saluran pembuangan dan biarkan selama setidaknya satu jam, semalaman lebih baik, lalu siram dengan air panas.

4. Kosmetik

"Kebanyakan kosmetik dibuat untuk menahan sedikit air atau keringat dan karena itu memiliki sifat hidrofobik yang pada awalnya menolak air untuk bercampur ke dalam riasan," kata Mulder. "Ini membuat produk sulit untuk dibersihkan sepenuhnya dari pipa pembuangan."

Cara mengatasinya:

Alirkan air panas ke pipa Anda sebelum dan sesudah membilas riasan atau membilas kain yang Anda gunakan untuk menghapus riasan. "Air panas akan membantu melarutkan produk dan membuatnya mengalir ke saluran pembuangan," ujar Mulder.

Baca juga: Tak Hanya Ikut Tren, Ini Alasan Pentingnya Selektif Pilih Produk Kecantikan

5. Losion

"Pelembap, krim, atau losion tangan bisa berbahaya bagi saluran pembuangan Anda jika dibilas ke wastafel," kata Mulder. "Beberapa sabun pelembap dan sabun mandi sebenarnya dapat menyebabkan lumpur di pipa Anda sehingga menyumbat saluran pembuangan Anda."

Cara mengatasinya:

"Hindari losion atau scrub dengan kandungan minyak kelapa karena dapat mengeras pada suhu di bawah 76 derajat Farenheit. Sebagai gantinya, cari produk dengan kandungan minyak yang lebih ringan, seperti jojoba, yang umumnya cenderung mengeras pada suhu yang jauh lebih rendah dan dapat bertahan dalam keadaan cair lebih lama," jelas Mulder.

6. Lulur 

"Beberapa bahan pengelupasan seperti lulur bisa berbahaya untuk saluran air. Penting untuk memperhatikan bahan-bahan yang tidak larut dalam air seperti bubuk kopi, oatmeal, kacang, dan biji-bijian," ucap Mulder.

"Meskipun beberapa lulur mengandung gula dan bahan larut lainnya, gula bisa lengket dan dapat menyebabkan masalah pada pipa Anda. Dalam kasus lain, beberapa garam dan gula mungkin tidak terurai sepenuhnya dan dapat tersangkut di saluran pembuangan."

Cara mengatasinya:

Mirip dengan cara mengatasi bubble bath cair, batasi penggunaan lulur dan rutin merawat saluran pembuangan.

7. Tisu kosmetik

"Tisu kosmetik dan pembersih kadang-kadang dilabeli sebagai dapat dibilas, namun, tidak satu pun dari tisu ini yang benar-benar dapat dibilas. Sebab tisu ini tidak sesuai dengan konsistensi kertas toilet dan terlalu tebal untuk disiram," kata Mulder. "Seiring waktu mereka akan menyebabkan penyumbatan toilet dan pipa."

Cara mengatasinya:

Lebih baik gunakan kain penghapus riasan yang bisa dicuci kembali. Jadi, Anda tidak perlu khawatir membuangnya dan Anda akan mengurangi limbah. Pastikan untuk mengikuti tips Mulder di atas untuk riasan dengan mengalirkan air panas ke saluran pembuangan sebelum dan sesudah membilas kain. Jika Anda perlu menggunakan lap sekali pakai, Mulder mengatakan untuk membuangnya ke tempat sampah, bukan ke toilet.

Jadi, perhatikan betul produk kecantikan di kamar mandi atau wastafel demi mencegah saluran air tersumbat.

Baca juga: 5 Cara Memilih Produk Skincare Agar Tetap Cantik Tanpa Merusak Lingkungan

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."