Dokter Reisa Broto Asmoro Minta Orang Tua Tegas Soal Gadget, Dampingi Anak

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Dalam ketarangan Jubir Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto, dokter Reisa akan bertugas untuk mengedukasi masyarakat lebih dalam mengenai cara pencegahan Covid-19 dan menjalani hidup dalam New Normal dengan produktif. Instagram/reisabrotoasmoro

Dalam ketarangan Jubir Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto, dokter Reisa akan bertugas untuk mengedukasi masyarakat lebih dalam mengenai cara pencegahan Covid-19 dan menjalani hidup dalam New Normal dengan produktif. Instagram/reisabrotoasmoro

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 dan Duta Perubahan Perilaku Dokter Reisa Broto Asmoro menegaskan orang tua harus bisa membagi waktu anak-anak pada saat mereka bermain gadget selama masa pandemi COVID-19.

“Nah kalau 'online' kan kita hanya memanfaatkan gadget untuk komunikasi ya. Tapi kalau di luar waktu sekolah nah ini yang harus hati-hati. Jangan sampai cara instan untuk menghibur anak ini jadi berlebihan, jadi harus dibatasi dan dikasih 'break',” kata Reisa dalam bincang-bincang bersama Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) secara daring di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Semua aktivitas belajar mengajar pada anak di Indonesia dilakukan dengan belajar online memanfaatkan berbagai macam teknologi yang ada selama masa pandemi COVID-19. Karena itu Reisa menyarankan orang tua untuk membagi waktu anak saat menggunakan gadget ke dalam beberapa sesi.

“Misalnya 120 menit waktunya sehari di luar jadwal sekolah, tapi dikasih sesi-sesi jeda. Misalnya tiga kali sesi, jadi setiap 40 menit 'break' dulu. Nanti 40 menit lagi baru mengerjakan yang lain, setelah itu baru boleh gadget lagi,” kata Reisa.

Ia tidak menyarankan anak yang berusia di bawah dua tahun diperbolehkan bermain gadget. Sedangkan untuk balita, orang tua harus benar-benar memberikan pendampingan penuh pada anak saat bermain, karena mereka membutuhkan barang-barang yang nyata untuk bermain.

“Anak-anak yang memiliki umur di bawah 18 tahun kan harus menjalankan sekolah 'online', sekolah daring. Dalam situasi tersebut, harus ada kesepakatan yang bisa disesuaikan dengan jadwal pembelajaran 'online' setiap harinya,” katanya.

Reisa mengatakan sebenarnya gadget dapat memberikan dampak yang positif bagi anak-anak. Namun anak tetap perlu diawasi saat memainkannya.

Baca: Dampingi Anak Belajar Online, Jangan Lupa Waktu Bermain Rutin

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."