Beragam Cara Ekspresikan Rasa Bangga ke Anak, Ini Contohnya

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Mitra Tarigan

google-image
Ilustrasi anak dan orang tua. Freepik.com/Prostoleh

Ilustrasi anak dan orang tua. Freepik.com/Prostoleh

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Psikolog klinis lulusan Universitas Indonesia Ratih Ibrahim membagikan beragam cara bagi para orang tua untuk mengekspresikan rasa bangga pada anak sehingga buah hatinya bisa bertumbuh dan berkembang dengan optimal menjadi pribadi yang unggul.

Mengekspresikan rasa bangga pada anak diperlukan agar anak merasa dihargai dan memiliki kepercayaan diri dan bisa masuk ke dunia sosial tanpa rasa takut. “Pertama ada sentuhan fisik. Orang tua nih ayah dan bunda bisa memberikan sentuhan kepada anak misalnya mengelus pipinya, bercanda dengan cara digelitiki, atau bisa juga dipeluk. Itu bisa menunjukkan rasa bangga pada anak,” kata founder Personal Growth tersebut dalam sebuah webinar dikutip Minggu 25 Juli 2021.

Ratih mencontohkan misalnya pada saat anak berhasil menendang bola pertamanya, ketika anak memperlihatkan kemampuannya itu orang tua bisa memberikan pelukan untuk memberikan rasa apresiasi. Cara memberikan apresiasi pada anak lainnya dengan cara memberikan pujian atau dikenal dengan istilah word of affirmation.

Memberikan pujian seperti 'Wah pintar ya kamu nak menghabiskan makanannya' atau 'Kamu hebat bisa menendang bolanya jauh, kaki kamu kuat ya' bisa memberikan anak rasa percaya diri dan menumbuhkan keinginannya untuk mengasah kemampuan yang dipuji oleh orang tuanya itu.

Sama halnya dengan orang dewasa, pemberian pujian kepada anak juga memberikan rasa bahagia pada individu. Cara ketiga orang tua untuk menunjukkan rasa bangga dan kasih sayangnya adalah dengan memberikan waktu yang berkualitas alias quality time.

Quality time adalah investasi yang paling berharga yang bisa dilakukan orang tua untuk menunjukkan rasa syukur dan juga rasa bangga atas kehadiran buah hati.

Di momen pembatasan kegiatan di luar rumah dan mengharuskan orang tua dan anak bertemu 24 jam dalam 7 hari, orang tua tetap bisa memberikan waktu yang berkualitas untuk keluarganya. Misalnya di akhir pekan ada waktu 3 jam khusus untuk berolahraga bersama di kebun rumah, atau bisa juga menyisihkan waktu 1 jam setiap harinya untuk melakukan kegiatan hobi bersama seperti membaca buku atau mendengarkan musik bersama.

Cara ketiga ini pun bisa menjadi waktu orang tua memberikan stimulasi kepada anak dan menjadikan anak bisa berkembang tidak hanya dari segi kemampuan dasar tapi juga emosi. Selanjutnya cara yang bisa dilakukan orang tua untuk memberikan apresiasi kepada anak adalah lewat act of service.

Lewat act of service ketika anak melakukan pencapaian atau pun sesuatu yang baru dan baik, orang tua bisa memberikan penghargaan berupa sesuatu yang disukai anaknya. “Misalnya anaknya berhasil membelikan bahan masak di warung, orang tuanya bisa bikinin es teh manis atau cup cake kesukaan anaknya. Ini bentuk act of service,” kata Ratih.

Ratih mengingatkan orang tua bisa melakukan ragam cara itu dengan dikombinasikan misalnya dengan sentuhan fisik dan kalimat pujian, ketika anak dipeluk orang tua bisa mengatakan rasa bangganya juga lewat kata- kata. Ragam cara itu perlu dieksplorasikan dan dicocokkan dengan cara yang paling disukai oleh anak.

Tidak hanya kepada anak, orang tua juga bisa saling menggunakan cara ini untuk mengekspresikan diri satu sama lain dengan pasangannya dan anak pun bisa melakukan hal yang sama. Dengan cara itu, keluarga sebagai unit terkecil di lingkungan sosial bisa menjadi contoh baik bagi anak mempelajari yang namanya rasa dihargai serta bisa diterapkan ke lingkungan sebayanya.

Baca: Parental Burnout Semakin Menjadi saat Pandemi, Atasi dengan 5 Langkah Ini

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."