3 Alat yang Penting Dimiliki Saat Isolasi Mandiri

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Mitra Tarigan

google-image
Ilustrator oximeter. Pixabay

Ilustrator oximeter. Pixabay

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Kasus Covid-19 semakin mengkhawatirkan di Indonesia. Jumlah kasus yang bertambah setiap hari membuat semakin banyak pula yang mengantre di rumah sakit. Bahkan adanya varian Delta yang telah memasuki Indonesia menjadi salah satu alasan semakin ganasnya penyebaran virus varian baru tersebut. Kini, banyak masyarakat yang mulai mengalami gejala ringan hingga sedang terinfeksi Covid-19. Karena semakin terbatasnya fasilitas kesehatand di rumah sakit, Satgas Covid-19 menyarankan bagi masyarakat agar melakukan isolasi mandiri di kediaman masing-masing seperti di rumah, kos, apartemen, atau hotel.

Isolasi mandiri dilakukan atas sepengetahuan dokter atau petugas kesehatan lainnya agar apabila mengalami kondisi yang mengkhawatirkan dapat langsung termonitor dengan cepat. Melansir dari akun Instagram dokter Ari Fahrial Syam @dokterari, ada beberapa hal yang perlu disiapkan saat melakukan isolasi mandiri, yaitu alat untuk memonitor kesehatan.

Terdapat tiga alat yang wajib disiapkan yaitu tensimeter, termometer, dan oximeter. “Untuk teman2 yang sedang Isoman, ketiga alat ini penting ada utk memonitor kondisi anda: tensimeter, termometer, dan oksimeter dan tidak perlu bantuan orang lain cukup anda sendiri yang memeriksanya.. tetap semangat dan jangan lupa utk mengonsumsi obat sesuai rekomendasi dokter.. #salamsehat #bersamamelawanCorona.” tulis akun Instagram @dokterari, Senin 28 Juni 2021.

Berikut penjelasan mengenai alat monitor kesehatan yang wajib ada saat melakukan isolasi mandiri:

1. Tensimeter
Sfigmomanometer atau yang lebih terkenal disebut tensimeter, merupakan alat yang digunakan untuk mengukur tekanan darah. Memeriksa tekanan darah secara teratur sangat penting dilakukan bagi penderita penyakit tertentu, seperti hipertensi atau hipotensi.

Berikut tips menggunakan tensimeter di rumah:
1. Hindari merokok atau mengonsumsi kafein, 30 menit sebelum memeriksa tekanan darah.
2. Hindari olahraga atau aktivitas fisik berat 20-30 menit sebelum melakukan pemeriksaan.
3. Lakukan pemeriksaan tekanan darah dalam posisi duduk tegak sambil menyandar di kursi.
4. Jangan memakai pakaian yang menutupi lengan saat pemeriksaan karena dapat menunjukkan hasil yang kurang akurat.
5. Lakukan pemeriksaan tekanan darah pada jam yang sama setiap hari, kemudian catat hasilnya. Jika hasil pemeriksaan tekanan darah berbeda dari hasil biasanya, cobalah untuk beristirahat dan menenangkan diri selama 20 menit, kemudian lakukan pemeriksaan ulang.

2. Termometer
Termometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur suhu, termasuk suhu tubuh manusia untuk mengetahui tubuh seseorang sedang mengalami demam atau tidak. Hal yang perlu diperhatikan saat memakai termometer agar mendapatkan hasil yang akurat: Suhu tubuh normal adalah 36,5 – 37 derajat celsius. Tidak menggunakan termometer setelah selesai makan, minum cairan panas atau dingin, dan merokok, beri jeda sekitar 20-30 menit.

Setelah melakukan olahraga dan mandi air panas, jangan langsung mengukur suhu tubuh menggunakan termometer, namun beri jeda sekitar satu jam. Apabila menggunakan termometer mulut, letakkan termometer di bawah lidah dan katupkan bibir erat-erat. Saat mengukur suhu, diamkan termometer selama beberapa saat sampai terdengar bunyi alarm tanda pengukuran suhu selesai dilakukan atau sampai air raksa berhenti pada satu titik suhu. Setiap sebelum dan selesai digunakan, jangan lupa untuk mencuci termometer dengan air bersih dan sabun atau alkohol sebelum disimpan kembali

3. Oximeter
Oximeter (pulse oximeter) merupakan alat pengukur kadar oksigen dalam darah. Alat ini sangat penting karena kondisi kurangnya oksigen dalam tubuh umumnya tidak menimbulkan gejala. Penting untuk selalu memantau kadar oksigen dalam tubuh, terutama bagi seseorang yang sedang menjalani isolasi mandiri.

Berikut ini adalah tips dan cara menggunakan oximeter:
Cuci tangan sebelum dan sesudah menggunakan oximeter. Pastikan kuku dalam kondisi bersih, tidak panjang, dan hindari penggunaan cat kuku berwarna gelap atau kuku palsu. Hangatkan jari tangan, terutama jika jari terasa dingin. Nyalakan oximeter dan posisikan jari, baik jari telunjuk, jari tengah, atau ibu jari, di antara capit oximeter. Setelah oximeter terpasang, diam dan tunggu selama beberapa detik hingga alat berhasil mengukur kadar oksigen dalam darah.

Pada layar oximeter, tertera dua angka dengan arti yang berbeda. Angka yang ditandai dengan %SpO2 menunjukkan saturasi oksigen dalam darah, sedangkan angka yang tertera sebagai huruf HR (heart rate) menunjukkan jumlah denyut nadi atau detak jantung Anda. Saturasi oksigen dikatakan normal apabila nilai saturasi oksigen (%SpO2) berada di angka 95 persen atau lebih. Sementara itu, seseorang dikatakan mengalami kekurangan oksigen atau hipoksemia jika nilai saturasi oksigennya turun hingga kurang dari 92 persen.

Baca: Simak Panduan Isolasi Mandiri yang Benar dari Kementerian Kesehatan

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."