Apakah Kulit Perlu Bernapas? Ini Jawaban Dokter

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi wanita merawat kulit. Freepik.com/Senivpetro

Ilustrasi wanita merawat kulit. Freepik.com/Senivpetro

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Kulit adalah organ yang kompleks—bahkan organ terbesar tubuh—terdiri dari air, protein, lemak, dan mineral. Di permukaan kulit Anda akan menemukan rambut vellus kecil, sebum, pori-pori, dan sel kulit kecil yang terkadang menjadi terkelupas. 

Terkait kulit, salah satu pertanyaan yang sering ditanyakan orang adalah apakah kulit perlu "bernapas"? Dan, apa maksudnya? Berikut penjelasan para ahli perawatan kulit.

Ketahui Anatomi Kulit

Memahami anatomi kulit adalah awal yang baik ketika mencari tahu apakah organ ini "perlu bernapas” karena memberikan beberapa konteks.

Hal terpenting yang harus Anda ketahui tentang anatomi kulit adalah bahwa kulit terdiri dari tiga lapisan, yakni epidermis (lapisan luar yang Anda lihat saat bercermin), dermis (lapisan tengah), dan hipodermis (lapisan paling dalam). 

“Edermis adalah pelindung kita, yang melindungi kita dari infeksi dan lingkungan sekitar—seperti sinar matahari dan polusi. Ini juga menciptakan sel-sel kulit baru sehingga kita memiliki 'kulit baru' setiap 30 hari, dan memberikan warna kulit,” jelas Kate Viola, dokter kulit bersertifikat dan Pendiri Lady Polpo Skincare dikutip dari Real Simple, Rabu, 4 Oktober 2023.

Dia menambahkan, “Dermis memiliki kolagen dan elastin, yang membuat kulit kita kenyal dan fleksibel, menghasilkan minyak dan keringat, serta memiliki folikel rambut serta pembuluh darah.”

Hipodermis memiliki semua bantalan lemak dan otot yang memberikan perlindungan dan membuat wajah kita lebih berbentuk. Ini juga mengatur suhu tubuh.

Apakah Kulit "Bernapas"?

Tidak terlalu. Kulit Anda secara teknis tidak bernapas (kulit Anda diberi nutrisi oleh oksigen dari darah Anda—bukan oksigen dari udara), namun kulit menyerap oksigen.

“Hanya ada dua organ yang terkena oksigen atmosfer secara langsung,” jelas Erica Marie Gatt, ahli kecantikan dan pendiri EM Skin.

“Paru-paru tentu saja salah satunya. Kulit adalah yang lainnya.” 

Jadi, meskipun secara teknis hanya mitos bahwa kulit perlu bernapas (seperti saat menarik dan membuang napas), kulit bisa mendapat manfaat karena terbebas dari penghalang oklusif (makeup atau produk perawatan kulit) karena dapat mencegah penyerapan oksigen. 

Konsep “pernapasan kulit” adalah ketika “mengistirahatkan pori-pori Anda dari penumpukan produk, pemicu stres lingkungan, dan keringat, menurut dokter kulit bersertifikat Naana Boakye.

Kulit Anda selalu mendapat manfaat dari 'pernapasan' dalam artian istirahat dari aktivitas dan produk lainnya dapat membuat kulit Anda memperbaiki dirinya sendiri, menurut Dr. Boakye.

“Ini karena kulit punya proses peremajaannya sendiri. Kami membuat proses ini menjadi tidak seimbang ketika menerapkan topikal yang berpotensi menyebabkan iritasi untuk memanipulasi hasil yang kami inginkan," jelasnya. 

Dalam hal ini, yang terpenting bukanlah menghindari produk riasan dan perawatan kulit sama sekali, melainkan memilih produk yang sesuai dengan kebutuhan spesifik kulit Anda.

Dr Boakye mengatakan keseimbangan ini memungkinkan kulit mempertahankan proses swasembada alaminya. Dia menambahkan bahwa hal ini juga memungkinkan oksigen menembus kulit dengan lebih baik, yang pada akhirnya dapat memperkuat kemampuan kulit untuk memperbaiki dirinya sendiri.

Cara Memastikan Kulit Mendapat Waktu "Bernapas" yang Cukup

Jadi, bagaimana Anda bisa memastikan kulit mendapatkan perawatan yang dibutuhkan? Anda bisa memulainya dengan bercermin

“Kulit Anda adalah komunikator yang hebat; ini akan membantu Anda jika Anda membutuhkan 'waktu istirahat' dari riasan atau produk perawatan kulit tertentu dalam bentuk ruam, jerawat, kusam, kering, iritasi, atau reaksi alergi,” kata Dr. Viola.

“Yang paling penting adalah memilih produk perawatan kulit yang sesuai dengan jenis kulit dan tidak menghalangi pelindung kulit.” 

Gatt menambahkan bahwa memberikan kulit Anda istirahat sesekali dari wajah yang penuh riasan mungkin juga bermanfaat. Hal ini terutama berlaku jika riasan yang Anda gunakan tidak berfokus pada perawatan kulit dan diformulasikan dengan bahan oklusif. 

“Saat memakai riasan dalam jangka waktu lama, Anda mungkin menyadari kulit Anda lebih berminyak, lebih banyak berjerawat, pori-pori tersumbat, atau tekstur tidak rata,” kata Gatt. Itu semua adalah indikator bahwa Anda perlu berhenti menggunakan riasan.

Dia juga merekomendasikan untuk tidak menggunakan produk perawatan kulit yang ampuh dengan bahan aktif yang kuatseperti asam dan retinol, dan memperhatikan kebutuhan kulit Anda. Jika ragu, bicarakan dengan dokter kulit bersertifikat Anda untuk menentukan produk dan rutinitas mana yang terbaik untuk jenis kulit Anda.

Pilihan Editor: 6 Cara Merawat Kulit Wajah saat Cuaca Panas

REAL SIMPLE

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."