Penting Sekali Tetap Aktif dan Olahraga Agar Terhindar dari Nyeri Otot

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Mitra Tarigan

google-image
Ilustrasi wanita olahraga. Freepik.com/Wayhomestudio

Ilustrasi wanita olahraga. Freepik.com/Wayhomestudio

IKLAN

Cantika.com - Pandemi Covid-19 telah menjadi motivasi yang baik bagi masyarakat untuk lebih banyak melakukan olahraga dan tetap fit dalam menjalani keseharian. Namun di saat yang bersamaan, anjuran untuk menjaga jarak secara fisik serta restriksi melakukan kegiatan di lingkungan yang ramai dan fasilitas kebugaran, justru membuat masyarakat kehilangan minat sehingga 1 dari 4 orang menurunkan intensitasnya dalam berolahraga. 

Kondisi ini pada akhirnya meningkatkan ketidakaktifan fisik selama berada di rumah, yang tanpa disadari memberi pengaruh buruk terhadap kesehatan, salah satunya gangguan muskuloskeletal seperti nyeri sendi dan nyeri otot.
  
Senior General Manager Marketing Combiphar Cindy Gunawan mengatakan masih tingginya jumlah kasus COVID-19 di Indonesia, mendorong masyarakat untuk tetap bekerja dan beraktivitas dari rumah sesuai anjuran pemerintah. Sayang ada akibat lain terjadi. Masyarakat akhirnya menghabiskan waktu di depan layar dengan duduk terus-menerus dan mengurangi keaktifan fisik. Kegiatan itu kerap menjadi pilihan utama dibandingkan berolahraga atau melakukan kegiatan lain yang menyehatkan.

Jika kebiasaan seperti ini tetap dilakoni masyarakat sehari-hari, maka gangguan nyeri sendi dan otot menjadi perlu untuk diwaspadai. "Meski terkesan sepele, nyeri sendi dan otot secara signifikan mampu mempengaruhi mobilitas serta aktivitas sehari-hari. Tetap aktif dan terus bergerak adalah hal terpenting yang harus dilakukan, selain untuk hindari nyeri sendi dan otot, juga agar kualitas kesehatan secara menyeluruh dapat terjaga,” ujar  Cindy pada acara konferensi pers virtual pada 15 Juni 2021.

Medical Expert Combiphar  Edo Adimasta menjelaskan duduk secara terus menerus selama lebih dari 40 menit, akan menyebabkan aliran darah menjadi tidak lancar dan pada jangka panjang dapat melemahkan otot di sekitar sendi. Otot sekitar sendi mempunyai peran penting dalam mengurangi beban cepatnya keausan pada tulang rawan sendi, hilangnya fleksibilitas, dan nyeri pada sendi. Karenanya nyeri sendi merupakan salah satu gejala paling sering yang dialami kebanyakan orang dengan gaya hidup yang tidak banyak bergerak. "Belum lagi pada saat pandemi dan fenomena WFH, di mana kurangnya fasilitas di rumah dan pengetahuan yang memadai, memaksa masyarakat duduk sambil bekerja dan berkegiatan dengan postur atau posisi tubuh yang tidak sesuai (tidak ergonomis), yang akan menambah risiko gangguan persendian,” kata Edi. 

Selain itu, ada pula potensi obesitas yang timbul akibat kurang bergerak. Hal itu bisa menjadi salah satu faktor risiko terjadinya keausan atau radang pada sendi. Sehingga penting untuk jangan takut tetap berolahraga walaupun sudah mengalami gejala radang sendi. Dengan memasukkan olahraga ringan dan mengubah pola makan ke dalam rutinitas harian, dapat secara alami menurunkan berat badan dan mengurangi tekanan pada persendian. "Kunjungi fisioterapis untuk mendapatkan assessment dan modifikasi olahraga yang tepat,” kata Asep Azis seorang ahli fisioterapi yang saat ini bertugas mendampingi tim nasional sepak bola Indonesia.  

Baca: Anya Geraldine Buka Lowongan Partner Olahraga, Ini Detail Deskripsi Kerjanya

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."