Yoga Salah Satu Olahraga yang Disarankan untuk Pasien Thalassemia

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Mitra Tarigan

google-image
Dokter Bambang Sudarmanto spesialis anak dan konsultan bidang Hematologi- Onkologi RSUP Kariadi Semarang dalam media briefing daring Kalbe Farma bertajuk

Dokter Bambang Sudarmanto spesialis anak dan konsultan bidang Hematologi- Onkologi RSUP Kariadi Semarang dalam media briefing daring Kalbe Farma bertajuk "Hidup Berdamai dengan Thalassemia: Kepatuhan pada Pengobatan Meningkatkan Kualitas Hidup Pasien", Senin 31 Mei 2021.

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Anak- anak penderita thalassemia masih bisa melakukan olahraga ringan, demikian Ketua Unit Kerja Koordinasi Hematologi - Onkologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dokter Bambang Sudarmanto. “Beberapa aktivitas olahraga ringan itu masih boleh. Tapi yang tidak boleh ketika beraktivitas dan limfa nya sudah membesar ini berisiko,” kata Bambang dalam konferensi pers daring bertajuk 'Hidup Berdamai dengan Thalassemia: Kepatuhan pada pengobatan meningkatkan kualitas hidup pasien', Senin 31 Mei 2021.

Ada pun kegiatan olahraga yang tidak disarankan untuk dilakukan anak dengan thalassemia adalah olahraga lari, sepak bola, muaythai, serta olahraga lainnya yang membutuhkan tubuh untuk banyak bergerak. Sementara untuk contoh olahraga ringan merupakan olahraga yang tidak memerlukan tubuh untuk terlalu banyak bergerak dan dapat membuat tubuh santai seperti yoga.

Hal itu pun dibenarkan oleh Ketua Yayasan Thalassemia Indonesia (YTI) Ruswandi yang menyebutkan orang tua tidak perlu terlalu khawatir terhadap aktivitas buah hati yang memiliki gangguan thalassemia asalkan tetap menjaga kadar Hemoglobin (HB) tidak mengalami penurunan. “Aktivitas olahraga ya yang ringan ringan saja jangan yang berat kayak main sepak bola karena itu pasti cepat turun HB-nya,” kata Ruswandi.

Dokter Bambang juga menambahkan meski anak- anak yang memiliki bawaan thalassemia tetap dapat berprestasi meski kondisi tubuhnya tidak seperti anak- anak normal pada umumnya. “Ketika memberikan transfusi darah secara reguler, yang sudah pasti kondisi tubuhnya (secara fisik) terganggu. Tapi jika terkait prestasi mereka bisa kok seperti anak- anak lainnya. Banyak yang menempuh pendidikan hingga sarjana,” kata pria yang juga bertanggung jawab sebagai dokter anak sekaligus konsultan Hematologi - Onkologi di RSUP Kariadi Semarang itu.

Thalassemia merupakan kelainan pada darah yang diturunkan karena tidak terbentuknya atau berkurangnya salah satu rantai globin baik itu alfa ataupun beta yang merupakan komponen dari hemoglobin. Hemoglobin merupakan bagian dari sel darah merah yang penting untuk kelangsungan hidup karena turut bertugas mengedarkan oksigen di dalam tubuh manusia.

Jika terdapat gangguan pada hemoglobin, maka sel darah merah dalam tubuh tidak berfungsi dengan baik dan tentu berdampak buruk pada orang yang mengalaminya. Ada pun saat ini Thalassemia dapat diobati dengan cara transfusi darah, rutin mengonsumsi kelasi zat besi, hingga yang paling berisiko melakukan operasi pada sumsum tulang belakang.

Baca: Saudara Kandung Berpotensi Pembawa Sifat Thalassemia, Cegah dengan Deteksi Dini

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."