Shokuiku, Pola Makan Sehat Ala Jepang yang Bisa Bantu Jaga Berat Badan

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Kinanti Munggareni

google-image
Ilustrasi makanan Jepang. (Pexels/Rajesh TP)

Ilustrasi makanan Jepang. (Pexels/Rajesh TP)

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Shokuiku adalah filosofi Jepang yang dimaksudkan untuk mendorong kebiasaan makan yang sehat. Ini memberikan pedoman tentang bagaimana dan apa yang harus Anda makan. Ini juga dirancang untuk mengubah cara Anda berpikir tentang makanan. Shokuiku juga merupakan pendekatan sederhana dan mudah yang dapat membantu mendukung pengelolaan berat badan dan meningkatkan kesehatan Anda secara keseluruhan. 

Asal muasal shokuiku

Shokuiku, yang diterjemahkan menjadi "pendidikan makanan" dalam bahasa Jepang, adalah filosofi yang mempromosikan pola makan yang seimbang dan intuitif. Menurut sumber anekdotal, ini pertama kali dikembangkan oleh Sagen Ishizuka, seorang dokter militer yang juga menciptakan diet makrobiotik.

Praktik shokuiku didasarkan pada beberapa konsep utama tentang bagaimana dan apa yang harus Anda makan. Selama beberapa dekade terakhir, ini menjadi semakin populer di seluruh Jepang dan di seluruh dunia.

Prinsip utama shokuiku

Shokuiku adalah filosofi sederhana yang didasarkan pada empat prinsip utama. Berikut penjelasannya.

1. Fokus pada rasa kenyang daripada kalori

Alih-alih menghitung kalori, shokuiku mendorong makan secara intuitif dan berfokus pada bagaimana makanan tertentu memengaruhi perasaan Anda. Ini melibatkan menyesuaikan isyarat lapar dan nafsu makan serta belajar mengenali kapan Anda mulai merasa kenyang.

Shokuiku juga memasukkan konsep yang disebut hara hachi bun me, yaitu gagasan bahwa Anda harus berhenti makan ketika Anda merasa sekitar 80% kenyang. Ini dapat membantu mencegah makan berlebihan sambil memastikan Anda mendapatkan cukup makanan untuk memenuhi kebutuhan Anda.

2. Makan lebih banyak makanan utuh

Shokuiku menekankan pentingnya makanan utuh yang sehat, termasuk buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, biji-bijian, biji-bijian, dan polong-polongan. Makanan ini kaya akan nutrisi penting yang dibutuhkan tubuh Anda, termasuk protein, serat, lemak penyehat jantung, dan zat gizi mikro. Menurut shokuiku, Anda juga harus membatasi konsumsi makanan olahan, yang biasanya tinggi kalori, natrium, dan tambahan gula.

3. Nikmati beragam makanan

Sementara sebagian besar diet di Amerika Utara dan Eropa berfokus pada menghilangkan atau membatasi bahan-bahan tertentu, shokuiku menekankan pentingnya menikmati berbagai makanan sebagai bagian dari diet yang sehat dan menyeluruh. Secara tradisional, makanan terdiri dari beberapa piring kecil. Ini memungkinkan Anda bereksperimen dengan bahan, bumbu, dan bumbu baru. Idealnya, makanan harus terdiri dari beberapa jenis sayuran, bersama dengan sedikit nasi dan sumber protein yang baik.

Shokuiku juga mendorong Anda untuk mencoba menyiapkan makanan dengan berbagai cara, seperti memanggang, menggoreng, merebus, atau memanggang, yang dapat membantu memberikan variasi pada diet Anda.

4. Berbagi lebih banyak makanan dengan orang lain

Selain memberikan rezeki, shokuiku mengajarkan bahwa makanan harus dipandang sebagai sumber kenikmatan dan kesenangan. Menurut prinsip shokuiku, makanan juga dapat membantu memperkuat hubungan sosial dan meningkatkan kesejahteraan emosional dan mental.

Untuk alasan ini, penting untuk duduk dan berbagi makanan dengan orang lain jika memungkinkan. Meluangkan waktu untuk menikmati makanan bersama teman atau keluarga dapat membantu mendorong pola makan yang sadar dan meningkatkan hubungan Anda dengan makanan.

Nah, untuk Anda yang sedang dalam program menjaga berat badan ideal dan berupaya menjaga kebugaran tubuh, bisa mulai mempelajari filososi makan shokuiku ala negeri matahari terbit ini. 

 Baca juga: Clean Eating, Pola Makan Sehat yang Bisa Jaga Berat Badan Ideal

HEALTHLINE

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."