Endometriosis, Si Penyebab Nyeri Hebat Saat Menstruasi

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Mitra Tarigan

google-image
24_ksesehatan_ilustrasinyerihaid

24_ksesehatan_ilustrasinyerihaid

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta -  Periode menstruasi sering terasa tidak nyaman bagi wanita. Namun, bagi sebagian wanita, periode menstruasi tak hanya terasa tidak nyaman saja, tapi juga sangat menyiksa karena rasa nyeri dahsyatnya. Nyeri haid adalah nyeri atau kram di area perut yang dialami pada saat menjelang atau selama haid. Sebagian besar nyeri haid disebabkan oleh otot-otot rahim yang berkontraksi. Nyeri haid dikatakan tidak normal apabila nyeri haid bertambah berat kemudian menyebabkan seorang wanita tidak dapat beraktivitas normal, atau nyeri tidak membaik bahkan setelah seorang wanita mengonsumsi obat nyeri.

Nyeri haid yang tidak normal ini sering disebabkan oleh endometriosis. Endometriosis adalah jaringan yang membentuk lapisan dalam rahim juga tumbuh di luar rahim. Kondisi ini dapat tumbuh pada organ lain di dalam panggul atau perut, dan dapat menyebabkan perdarahan, infeksi, dan nyeri panggul. Nyeri endometriosis dapat berupa rasa sakit, kram, perasaan terbakar, yang dapat dirasakan cukup ringan, atau bahkan sangat parah hingga menurunkan kualitas hidup

Banyak wanita yang menganggap remeh nyeri haid ini. Hal itulah yang kemudian menyebabkan penanganan terhadap endometriosis menjadi lebih rumit. Padahal kalau sudah dideteksi dan ditangani sejak awal, endometriosis yang masih kecil dan belum menyebar ke organ lain, tentunya dapat ditangani lebih mudah.

Selain rasa nyeri hebat ketika menstruasi, wanita dengan endometriosis kerap merasakan rasa nyeri saat berhubungan seksual. Meskipun tidak umum, beberapa wanita mungkin mengalami nyeri pula saat buang air kecil, buang air besar, diare, mual, muntah, dan perut kembung.

Dokter spesialis kebidanan dan kandungan konsultan fertilitas, endokrinologi, dan reproduksi biasa menggunakan beberapa modalitas pemeriksaan untuk memastikan diagnosis endometriosis, antara lain pemeriksaan panggul, pemeriksaan ultrasonografi, MRI dan laparoskopi.

Menurut Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan Konsultan Fertilitas, Endokrinologi, dan Reproduksi RS Pondok Indah IVF Centre Moh. Luky Satria Syahbana Marwali setelah pemeriksaan dilakukan, dokter akan dapat menentukan tahapan endometriosis. "Identifikasi tahapan ini penting untuk menentukan penanganan yang tepat," kata Luky dalam keterangan pers yang diterima Tempo pada 27 April 2021.

Dokter spesialis kebidanan dan kandungan konsultan fertilitas, endokrinologi, dan reproduksi yang berpraktik di RS Pondok Indah IVF Centre, Moh. Luky Satria Syahbana Marwali/RSPI

Berikut ini beberapa tahapan endometriosis dilihat dari tingkat keparahan kondisinya:
Tahap 1 endometriosis minimal. Muncul jaringan endometrium yang kecil dan dangkal di indung telur. Peradangan juga dapat terjadi di sekitar rongga panggul. Adanya jaringan ini menyebabkan rasa sakit dan disfungsi organ

Tahap 2 endometriosis ringan. Ada jaringan endometrium yang kecil dan dangkal di indung telur dan dinding panggul. Kemungkinan dapat menyebabkan iritasi selama ovulasi dan atau nyeri panggul.

Tahap 3 endometriosis menengah. Muncul beberapa jaringan endometrium yang cukup dalam di indung telur. Pada tahap ini disebut sebagai kista cokelat, karena setelah beberapa waktu, darah di dalam kista menjadi berwarna merah dan cokelat tua. Apabila kista pecah, dapat menyebabkan sakit perut dan peradangan ekstrem di sekitar panggul

Tahap 4 endometriosis berat. Pada tahap ini, jaringan endometrium, kista, dan perlekatan terjadi cukup parah. Endometriosis dapat tumbuh sangat besar pada tahapan ini, dan ditemukan di indung telur, dinding panggul, saluran indung telur, dan usus.

Tak dapat dipungkiri, endometriosis dapat menjadi penyebab gangguan kesuburan. Kelainan anatomi dan perlekatan yang disebabkan karena endometriosis (terutama pada kasus sedang hingga berat) mengurangi peluang terjadinya kehamilan alami. Hal ini disebabkan karena ada lebih banyak perlekatan pada ovarium yang dapat mengganggu pelepasan sel telur, sehingga sel telur tidak dapat mencapai saluran telur (tuba). Sedangkan bagi wanita dengan endometriosis minimal, peluang terjadinya kehamilan secara alami masih cukup tinggi, apalagi jika didukung kondisi sperma suami yang sehat dan normal.

Baca: Sering Berkeringat Saat Menstruasi, Simak Penjelasan Ahli

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."