Sebelum Menikah dengan Agus Rahman, Dewi Sandra Ajukan 2 Syarat Ini

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
(Paling kanan) Dewi Sandra dan suami, Agus Rahman. Instagram.com/@dewisandra

(Paling kanan) Dewi Sandra dan suami, Agus Rahman. Instagram.com/@dewisandra

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Dengan masa lalu gagal berumah tangga sebanyak dua kali, aktris dan penyanyi Dewi Sandra mengaku awalnya sempat tak merespons perhatian Agus Rahman, suaminya ketiganya. Saat itu, ia ingin fokus dengan diri sendiri dan lebih dekat dengan Allah.

"Ketika Agus datang dalam hidupku, gue adalah orang yang sangat jahat. Gak jahat ya, tapi gue kayak 'apaan sih, ini cowok mo ngapain sih. Dia enggak tahu ya, dulu gue nikah sama siapa'" ungkap Dewi Sandra sembari tertawa dalam vlog terbaru Daniel Mananta Network, Kamis, 4 Februari 2021.

Meski begitu, kata Dewi Sandra, Agus tetap mendekatinya dengan sabar dan mengerti dia apa adanya. Agus bukan tipe pria yang memaksa terus, tapi mendekatinya secara perlahan dan halus lewat temannya.

"Dia benar-benar mengerti, 'wanita ini butuh ketenangan. Dan wanita ini sudah banyak mengalami banyak hal, harus dihargai'. Dia menghargai sejarah hidup gue. Gue datang kan dengan beban masa lalu," kata mantan istri Surya Saputra dan Glenn Fredly itu.

Secara perlahan-lahan Dewi Sandra membuka hatinya untuk Agus Rahman. Saat akan beranjak ke tahap hubungan yang lebih serius, yaitu pernikahan, Dewi Sandra ingin menikah lagi dengan pria yang mendampinginya dan bersama-sama tetap dekat dengan Allah. 

"Jadi, yang gue cari adalah sosok yang bisa memimpin seorang istri dan calon keluarga nanti. Membawa gue jadi manusia yang lebih baik lagi tidak hanya dunia, tapi di akhirat," jelasnya.

Maka dari itu, sebelum menikah dengan Agus Rahman, Dewi Sandra blak-blakan dengan segala kekurangan yang ia miliki, masa lalu, dan harapan sekaligus syaratnya untuk kembali berumah tangga.

"Harapanku hanya satu. Pertama, kalau serius jadi pemimpin yang baik karena itu yang aku butuhkan," tuturnya. "Yang kedua, aku mau ketemu orang tua kamu dan keluarga kamu, kalau ada satu keluarga kamu, 'maksud aku kalau ada keponakan kamu ketemu aku trus dia bilang om Agus jangan'. Aku akan akhiri ini (hubungan)," ucap perempuan 40 tahun itu.

Baca juga:

Dewi Sandra 8 Tahun Hijab, Urusan Kaos Kaki Sampai Celana Ketat

Alasan Dewi Sandra mengajukan dua syarat itu karena ingin memulai semuanya dengan niat dan hati yang baik, termasuk keluarga calon suaminya. Jika ia tak mendapatkan hal itu, menurutnya, tidak ada restu Allah di dalam hubungan tersebut.

Saat kali pertama bertemu dengan keluarga suami, Dewi Sandra mengungkapkan telah menyiapkan diri dan terbuka untuk menjawab beragam pertanyaan termasuk masa lalunya. Dan kenyataan berkata lain, kedua orang tua Agus tidak menanyakan soal masa lalunya. Ia diterima dengan hangat dengan jamuan makan siang yang akrab.

"Keluarga suami itu baik banget. Aku datang, apa adanya," kata Dewi Sandra.

Ia mengenang kembali ada tanda lain yang diberikan Allah lewat mertuanya. Saat ia menjenguk Agus yang sedang dirawat di rumah sakit, bapak mertuanya menanyakan kapan ia bisa menikah dengan putranya.

"Trus gue ditarik keluar dan 'Dewi, trus kapan mo nikah sama Agus'," kenangnya. Di momen itu, ia mengaku cukup terkejut karena permintaan itu terjadi sekitar setahun dari perceraian keduanya. Mengingat kedua orang tuanya sudah tiada, Dewi Sandra dan Agus Rahman terbang ke Inggris untuk menemui adik perempuan Dewi Sandra, Elizabeth Sharina Killick atau akrab disapa Nina.

"Jadi, kalau Nina bilang ok. Kalau Nina ok sama cowok ini. Bismillah," tukasnya. Sang adik pun merestui dan menilai Agus adalah pria yang baik.

Dewi Sandra menikah dengan Agus Rahman pada 11 Desember 2011. Kehidupan rumah tangga mereka tak banyak dibagikan ke publik. Dalam beberapa unggahan Instagram-nya, Dewi terlihat hanya beberapa kali membagikan kebersamaan dengan Agus saat di Mekkah, momen Ramadan serta Hari Raya Idul Fitri.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."