Demi Cegah Kanker Serviks, Ahli Sarankan Anak Perempuan Divaksin HPV di Usia Ini

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi vaksinasi (Pixabay.com)

Ilustrasi vaksinasi (Pixabay.com)

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Tahukah kamu bahwa kanker serviks adalah kanker yang paling banyak diderita perempuan. Menurut data dari Cancer Information & Support Center (CISC) dan Rumah Sakit Kanker Dharmais (RSKD), kematian akibat kanker serviks akan meningkat hampir 50 persen pada tahun 2030, jika tindak pencegahan berupa vaksin tidak segera dilakukan.

Penyakit ini dapat dicegah melalui deteksi dini dan vaksinasi HPV (human papilloma virus), khususnya untuk tipe HPV 16-18. Vaksinasi penting dilakukan sebagai pencegahan primer agar mengurangi risiko terkena virus HPV.

Lalu, timbul pertanyaan kapan sebaiknya anak perempuan boleh divaksin HPV?

"Dari WHO menyarankan usia 9 sampai 19 tahun sudah bisa melakukan vaksin HPV," jelas dokter spesialis ginekologi onkologi RS Kanker Dharmais Jakarta, Widyorini Lestari Hutami Hanafi, dalam webinar bertajuk "Lindungi Diri dan Orang Terkasih dari Kanker Serviks" pada Sabtu, 30 Januari 2021.

Widyorini menambahkan bahwa pada saat ini pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan sudah menggalakkan program vaksinasi HPV untuk remaja yang masih duduk di bangku sekolah dasar.

"Anak perempuan di kelas 5 SD sudah bisa mendapat suntikan HPV yang pertama, kemudian di kelas 6 SD akan mendapat suntikan yang kedua," tutur Widyorini.

Baca juga:

Mitos dan Fakta Kanker Serviks, Tak Selalu Seks Bebas

Mengenai mitos bahwa vaksin HPV tidak boleh diberikan kepada perempuan yang sedang datang bulan, Widyorini menjelaskan bahwa hal itu tidak benar.

"Yang penting si penerima dalam keadaan sehat. Sementara untuk perempuan dewasa, suntikan vaksin HPV diberikan dengan catatan si penerima vaksin tidak boleh dalam kondisi hamil," tambah Widyorini.

Selain vaksinasi, kanker serviks dapat dicegah dengan melakukan skrining berupa pap smear dan tes HPV. Bila vaksin HPV dapat dilakukan sejak anak perempuan berusia 9 tahun, maka pap smear paling cepat dapat dilakukan setelah dimulainya hubungan intim untuk pertama kali.

"Pap smear baiknya dilakukan setiap satu tahun sekali, tapi kalau tes HPV dapat tiga tahun sekali kalau hasilnya negatif," kata Widyorini.

Kanker serviks adalah kanker yang menyerang leher rahim. Widyorini menjelaskan bahwa kanker serviks adalah jenis kanker yang paling banyak kasusnya di Indonesia.

Untuk prevalensinya, Widyorini menjelaskan bahwa Indonesia menempati peringkat kedua tertinggi di dunia untuk kasus kanker serviks. Sementara kasus kanker serviks pada perempuan menempati urutan keempat setelah kanker payudara, kanker kulit dan kanker paru.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."