Cerita Alice Norin di Persalinan Kedua, Masuk ICU hingga Risiko Angkat Rahim

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Maternity shoot Alice Norin di kehamilan kedua. Instagram.com/@alicenorin

Maternity shoot Alice Norin di kehamilan kedua. Instagram.com/@alicenorin

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Alice Norin dan suami, Alvin Yudhapatria, tengah berbahagia. Pasangan yang menikah pada 17 Juli 2011 ini dikaruniai anak kedua berjenis kelamin perempuan pada Rabu, 9 September 2020. Melalui akun Instagram-nya, Alice Norin berbagi kabar bahagia tersebut.

"9.9.2020 : Welcome to the world, our beautiful 2nd daughter “Alana Naira Lawi” Alhamdulillah atas ijin-Nya, proses lahiran Alana berjalan baik, dan kita berdua dalam keadaan yang sehat. Terima kasih semua atas doanya," tulis Alice Norin dalam keterangan foto Instagram pada 10 September 2020. 

Selain berbagi foto dirinya dan putrinya di ruang operasi, aktris 33 tahun itu juga berkisah bahwa ia didiagnosis mengalami placenta previa totalis accreta sejak awal kehamilan. Hal itu menyebabkan ia harus konsultasi dengan beberapa dokter ahli, terlebih kasus accreta jarang terjadi.

Namun karena ia sudah mengetahui sejak awal kehamilan sehingga bisa mengantipasi skenario terburuk yang mungkin terjadi. Salah satunya antisipasi kemungkinan perdarahan saat persalinan

"And it happened, aku kehilangan darah sampai 3 liter selama proses lahiran. Setelah lahiran pun, aku belum bisa langsung ketemu baby ANL #2 karena harus masuk ICU (Intensive Care Unit) 2 hari gara-gara kehilangan banyak darah. Setelah ketemu pun belum bisa langsung menyusui karena dokter bilang ada obat keras yang aku konsumsi karena kondisi aku dan tidak dianjurkan untuk menyusui," jelasnya 12 September 2020 diiringi dengan emoji sedih.

Selain kemungkinan terjadi pendarahan, Alice Norin pun harus menghadapi kemungkinan rahimnya akan diangkat karena kondisi itu. "Aku belum 100 persen siap, karena kalau itu satu-satunya pilihan berarti aku tidak akan bisa haid dan hamil lagi. Alhamdulillah, proses kelahiran Alana sukses tanpa kurang apapun dan tanpa perlu angkat rahim," ia melanjutkan.

Ia tak henti-hentinya bersyukur karena bisa melewati masa-masa kritis tersebut. "A friendly reminder untuk teman-teman mommies yang mungkin sedang hamil, untuk selalu rutin cek kehamilan karena lebih baik mengantisipasi apa yang mungkin terjadi. Semoga sehat selalu, dan terima kasih atas doa dan ucapan yang sudah diberikan! #accretasurvivor," pungkasnya.

Melansir laman Mayo Clinic, placenta previa totalis accreta adalah kondisi kehamilan serius yang terjadi ketika placenta atau plasenta tumbuh terlalu dalam ke dinding rahim. Biasanya, plasenta terlepas dari dinding rahim setelah melahirkan.

Sedangkan placenta accreta, sebagian atau seluruh plasenta tetap menempel. Kondisi ini dapat menyebabkan kehilangan darah yang parah setelah melahirkan. Plasenta menyerang otot-otot rahim (placenta increta) atau tumbuh melalui dinding rahim (placenta perkreta).

Placenta accreta dianggap sebagai komplikasi kehamilan berisiko tinggi. Jika kondisi ini didiagnosis selama kehamilan, Anda mungkin membutuhkan persalinan operasi Caesar awal diikuti dengan operasi pengangkatan rahim Anda (histerektomi). Kondisi ini sering tidak menimbulkan tanda atau gejala selama kehamilan, meskipun pendarahan vagina selama trimester ketiga mungkin terjadi.

Di beberapa kasus plasenta accreta terdeteksi selama rutin pemeriksaan ultrasound. Selain itu, kondisi juga dianggap terkait dengan kelainan pada lapisan rahim, biasanya karena jaringan parut setelah operasi caesar atau operasi rahim lainnya. Namun terkadang, plasenta accreta terjadi tanpa riwayat operasi uterus.

Faktor-faktor yang bisa meningkatkan risiko placenta accreta

1. Operasi rahim sebelumnya. 

Risiko placenta accreta meningkat dengan jumlah operasi caesar atau operasi rahim lain yang Anda lakukan.

2. Posisi plasenta

Jika plasenta menutupi sebagian atau seluruh serviks (plasenta previa) atau berada di bagian bawah rahim, Anda berisiko tinggi mengalami plasenta accreta.

3. Usia ibu

Placenta accreta lebih sering terjadi pada wanita yang berusia lebih dari 35 tahun.

4. Melahirkan jarak dekat

Risiko placenta accreta meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah kehamilan Anda.

EKA WAHYU PRAMITA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."