4 Manfaat Cuka Apel untuk Kulit Kepala dan Rambut

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi cuka apel. shutterstock.com

Ilustrasi cuka apel. shutterstock.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Cuka apel mempunyai beragam manfaat untuk rambut. Sejumlah ahli rambut membenarkan cuka apel bisa membantu penampilan rambut lebih optimal. Namun tetap berhati-hati saat digunakan, sebab konsentrasi cuka apel murni sangat kuat. Selain membuat rambut Anda terkelupas, sifat asamnya dapat mengiritasi dan membakar kulit kepala Anda.

Menurut Gretchen Friese, penata rambut BosleyMD dan ahli trikologi bersertifikat di Amerika Serikat, Anda harus selalu mencampur setengah sendok makan cuka apel ke dalam 0,2 liter air. Anda bisa meningkatkan pemakaian cuka apel berdasarkan reaksi kulit kepala Anda.

“Setiap orang harus bereksperimen untuk menemukan pengenceran yang paling cocok untuk mereka karena rambut kering membutuhkan lebih sedikit cuka apel dan rambut berminyak membutuhkan lebih banyak,” jelas Friese seperti dilansir dari laman Real Simple.

“Saya merekomendasikan keramas terlebih dahulu, baru membasahi rambut dengan cuka apel.”

Setelah Anda memijat larutan cuka apel kulit kepala, diamkan selama tiga hingga lima menit sebelum dibilas dan dikeringkan seperti biasa. Frekuensi pemakaian akan tergantung pada jenis rambut Anda (ingat, rambut kering lebih sedikit pemakaiannya dibanding rambut berminyak) tetapi jangan berlebihan karena dapat menyebabkan kekuningan hingga kerusakan rambut.

Maka dari itu, ahli trikologi dan penata rambut setuju bahwa mereka yang memiliki kulit kepala hipersensitif atau jenis lecet atau kelainan kulit apa pun harus menghindari penggunaan cuka sari apel karena berpotensi untuk semakin mengiritasi kulit yang mungkin sudah rentan.

Berikut sejumlah manfaat cuka apel untuk kulit kepala dan rambut

1. Mendorong pertumbuhan rambut

Meskipun cuka sari apel bukan obat untuk mengatasi kerontokan rambut, tingkat keasamannya bisa bantu masalah penipisan rambut dengan menjaga tingkat pH yang seimbang. Tingkat pH ideal untuk rambut antara empat dan lima, tetapi banyak sampo komersial yang menganggu keseimbangan tersebut. Jika itu penyebab kerontokan rambut Anda, tambahkan suntikan cuka sari apel ke dalam rutinitas rambut Anda untuk menjaga pH-nya, membuka pori-pori yang tersumbat, dan menstimulasi pertumbuhan kembali rambut.

2. Menciptakan kilau dan melindungi warna

Menurut Friese, cuka apel menghaluskan dan menyegel kutikula (lapisan pelindung) rambut, sehingga ideal untuk mencapai tingkat kilau yang tinggi. Enzim dari apel yang difermentasi mampu menutup dan menghaluskan kutikula rambut, lapisan pelindung yang mengunci lemak, protein, dan kelembapan yang penting. Selain itu, juga bisa mencegah hilangnya pigmen warna jika rambut Anda diwarnai.

3. Memperjelas dan menambah volume

Gejala terbesar rambut rusak adalah helaian rambut yang tidak beraturan, lemas, dan kusam. Itu karena minyak berlebih dapat membebani rambut di kulit kepala Anda sehingga merusak penampilan volume. Selain membersihkan lemak, kotoran, dan penumpukan produk yang mengumpul di rambut Anda dari waktu ke waktu, cuka apel juga menghilangkan berat minyak berlebih tersebut, sehingga membantu meningkatkan volume.

4. Meredakan gatal pada kulit kepala dan ketombe

Cuka apel juga bersifat anti-peradangan, artinya dapat mencegah pertumbuhan bakteri di kulit kepala. Hal itu bisa meredakan ketombe atau kulit kepala yang gatal.

“Bersamaan dengan sifat antimikroba yang secara efektif dapat meredakan peradangan, cuka sari apel membantu menyeimbangkan pH Anda dan mengelupas kulit kepala, yang dapat meminimalkan ketombe dan mengurangi rasa gatal,” ujar Gina Rivera, pendiri Phenix Salons dan pencipta Colours by Gina di Amerika Serikat.

Bila Anda yang baru mengenal cuka apel dan masih berpikir-pikir, cobalah mulai dengan memakai produk rambut dengan kandungan cuka apel.

NIA PRATIWI

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."