Bukan Hanya Keringat dan Bakteri, Ini Penyebab Lain Bau Badan

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Mila Novita

google-image
Ilustrasi ketiak perempuan. (Pixabay/Nicolagiordano)

Ilustrasi ketiak perempuan. (Pixabay/Nicolagiordano)

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Sebagian orang memiliki bau badan yang khas, meskipun sudah menggunakan parfum yang terbaik. Ternyata bau badan ini bukan hanya disebabkan oleh bakteri dan keringat, tapi juga enzim unik yang diproduksi oleh mikrobioma di tubuh manusia. 

Para peneliti di University of York mengungkap hal tersebut dalam sebuah penelitian dengan pertanyaan dasar, “Apa sebenarnya penyebab bau badan?” Sebelumnya, para peneliti menyimpulkan bahwa bakteri di ketiak adalah penyebabnya. Lebih jauh lagi, bakteri ini memiliki enzim yang menyebabkan bau khas ketiak.

Dilansir dari Times of India, Kamis, 6 Agustus 2020, studi yang diterbitkan dalam Scientific Report ini menyoroti bagaimana bakteri tersebut memproduksi enzim khusus untuk menghasilkan beberapa molekul kunci yang kita kenal sebagai body odour (BO) atau bau badan.

Penulis penelitian, Michelle Rudden dari tim Gavin Thomas di Departemen Biologi University of  York, mengatakan, struktur enzim BO ini memungkinkan mereka untuk menentukan molekuler di dalam bakteri tertentu yang membuat enzim bau.

“Ini adalah kemajuan utama dalam memahami bagaimana bau badan bekerja dan akan memungkinkan pengembangan penghambat tertarget yang menghentikan produksi BO di sumbernya tanpa mengganggu mikrobioma ketiak,” kata dia.

Menurut para peneliti, ketiak seseorang menampung beragam komunitas bakteri yang merupakan bagian dari mikrobioma kulit alami. Salah satu mikrobioma utama di balik bau badan ini adalah Staphylococcus hominis.

Para peneliti mengatakan bahwa enzim BO ini ada di Staphylococcus hominis jauh sebelum kemunculan Homo sapiens sebagai spesies. Ini artinya, bau badan sudah ada sebelum evolusi manusia modern dan dimanfaatkan sebagai komunikasi sosial di antara manusia purba.

“Sangat menarik menemukan bahwa enzim pembentuk bau hanya ada di beberapa bakteri ketiak tertentu, dan berevolusi di sana sejak puluhan juta tahun yang lalu,” kata salah satu peneliti dari Unilever yang terlibat dalam penelitian ini, Gordon James.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."