Cara Ibu Komunikasi dengan Anak yang Tinggal bersama Mantan Suami

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi ibu berbicara dengan anak. Freepik.com

Ilustrasi ibu berbicara dengan anak. Freepik.com

IKLAN

CANTIKA.COM, JAKARTA - Saat bercerai, beberapa pasangan menyepakati anak tinggal dengan mantan suami. Kesepakatan itu ditempuh dengan beragam pertimbangan demi tumbuh kembang anak masing-masing. 

Jika Anda salah satu ibu yang menyepakati anak tinggal dengan mantan suami, tentu ada jalinan komunikasi dengan anak menjadi sangat penting. Hal itu pun diamini psikolog Anisa Cahya Ningrum yang menyebutkan komunikasi berkualitas salah satu cara merawat kemesraan ibu dan anak, termasuk yang tinggal terpisah usai perceraian.

Ia menyarankan ibu mengalokasikan waktu secara khusus untuk berbincang dengan anak di waktu yang disepakati. Anak yang tinggal terpisah dari ibunya, membutuhkan kepastian, bahwa ia akan diprioritaskan untuk ditemui, jika memang membutuhkan.

"Jadilah contoh yang nyaman untuk dilihat oleh anak, dengan menjadi pribadi yang terbuka. Beri kesempatan pada anak untuk menyampaikan apa yang dirasakan setiap saat. Dan aktiflah bercerita dan bertanya tentang perasaan dan aktivitas sehari-hari," ucap Anisa kepada Cantika pada Senin, 8 Juni 2020.

Jika tercipta atau sudah terjadi konflik, maka ibulah yang perlu berinisiatif untuk mendekat kepada anak, jangan menunggu anaknya datang kepadanya. Sebab anak kadang merasa ragu untuk mendekat saat tak tinggal dengan Anda.

Anak kerap mengirim sinyal dengan caranya untuk pelukan dan kehangatan seorang ibu. Maka dari itu dibutuhkan keterbukaan dan pemahaman ibu kepada karakter anaknya. Hal itu membutuhkan sikap yang bijak dan adil agar kedua pihak merasa dekat dan nyaman.

Bagi Anda yang ingin membangun hubungan baik anak dengan suami baru Anda, psikolog Anisa sarankan bertahap dan pentingnya kontrol diri. 

1. Jika memungkinkan, aturlah pertemuan rutin agar mereka saling berinteraksi dan mengenal dengan baik.

2. Buatlah aktivitas yang bisa melibatkan kedua pihak, misalnya terkait dengan hobi yang sama, makanan kesukaan, atau daerah wisata yang menarik bagi mereka.

3. Tidak perlu membahas keburukan satu sama lain, namun justru tunjukkan dukungan atas upaya yang telah mereka lakukan dalam kehidupan sehari-hari.

4. Usahakan selalu mengontrol kata-kata, agar tidak terdengar seperti membela salah satu pihak. Mereka tidak bisa dibandingkan, karena mereka sama pentingnya dalam kehidupan ibu.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."