Ibu Melahirkan kala Pandemi, Ini Cara Lindungi Bayi dari COVID-19

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi ibu melahirkan. shutterstock.com

Ilustrasi ibu melahirkan. shutterstock.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Ibu yang melahirkan di tengah pandemi virus corona baru atau COVID-19 akan menjalani sejumlah langkah pencegahan agar bayi tak terpapar virus. Berikut tips yang dibagikan dokter spesialis kebidanan dan kandungan Mohammad Haekal.

"Begitu (bayi) lahir, hindari Inisiasi Menyusui Dini (IMD)," tutur Haekal dalam kelas daring Johnson's Parent Club Expert Class, Rabu 6 Mei 2020 malam.

IMD adalah proses ketika bayi dibiarkan mencari sendiri puting susu ibunya ketika baru lahir. Bayi diletakkan di dada atau perut ibu, lalu ia secara alami akan mencari puting untuk menyusui. Ketika IMD, bayi bisa mendapatkan kolostrum, tetes Air Susu Ibu (ASI) pertama kaya nutrisi berwarna kuning, yang bisa membantu bayi mencegah penyakit.

Dua bayi terlihat memakai "Face Shield" di RSIA Tambak, Jakarta, Kamis, 16 April 2020. Untuk mencegah penyebaran virus corona COVID-19, pihak rumah sakit memberikan "Face Shield" atau penutup muka pada bayi yang baru lahir. TEMPO/Muhammad Hidayat

Selain tidak menerapkan IMD, ibu juga diharuskan memakai masker ketika persalinan, baik normal maupun melalui operasi caesar. Bayi kemudian dimandikan untuk mengurangi risiko transmisi, dan kemungkinan akan diberikan penutup wajah oleh rumah sakit.

"Ibu yang tidak terindikasi COVID-19 bisa menyusui seperti biasa," ujar dokter Mohammad Haekal. 

Bila terindikasi COVID-19 ringan atau sedang, ibu dapat menyusui dengan menggunakan masker N95, atau diperah dan diberikan melalui botol.

"Kalau positif (COVID-19) berat, tidak bisa kasih ASI," pungkasnya. Selain itu, ibu yang terinfeksi COVID-19 juga tidak boleh dirawat dalam satu ruangan bersama si bayi agar tak tertular.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."