Bagaimana Jika Vaksin Covid-19 Tidak Ditemukan?

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Rini Kustiani

google-image
Ilustrasi vaksin COVID-19 atau virus corona. REUTERS/Dado Ruvic

Ilustrasi vaksin COVID-19 atau virus corona. REUTERS/Dado Ruvic

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Para ahli berjibaku masih mencari tahu apa saja komponen yang bisa diracik menjadi penangkal virus corona. Jika sudah ada vaksin Covid-19, maka langkah pencegahan akan lebih mudah dilakukan dan serta-merta kasusnya berkurang. Wabah pun teratasi.

Tapi ada hal lain sebagai kemungkinan terburuk. Bagaimana jika tidak ada vaksin Covid-19 yang berhasil dikembangkan?

"Ada beberapa virus yang masih belum memiliki vaksin," kata David Nabarro, profesor kesehatan global di Imperial College London, yang juga utusan khusus untuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Covid-19. "Kami tidak dapat membuat asumsi absolut bahwa vaksin bisa dibuat. Atau kalaupun ada maka apakah vaksin itu akan lulus semua tes keampuhan dan keamanan."

Yang penting saat ini, menurut Nabarro, masyarakat di mana pun berada harus bertahan melawan virus corona sebagai ancaman konstan. "Dan untuk dapat menjalani kehidupan sosial dan aktivitas ekonomi dengan virus di tengah-tengah kita," kata Nabarro.

Ilustrasi vaksin COVID-19 atau virus corona. REUTERS/Dado Ruvic

Sebagian besar ahli meyakini bahwa vaksin Covid-19 pada akhirnya akan bisa dikembangkan. Mereka yakin karena, tidak seperti penyakit sebelumnya seperti HIV dan malaria, virus corona tidak bermutasi dengan cepat.

Banyak orang, termasuk Direktur Institut Alergi dan Penyakit Menular Amerika Serikat, Anthony Fauci, memperkirakan vaksin Covid-19 akan berhasil dibuat dalam tempo satu hingga 1,5 tahun. Namun Peter Hotez, dekan fakultas kedokteran di Baylor College of Medicine di Houston, menyatakan belum pernah ada vaksin yang dibuat secepat itu. "Tapi bukan berarti hal itu tak mungkin terjadi. Hanya saja butuh tenaga yang luar biasa untuk membuat secepat itu," katanya.

Alih-alih menangkal Covid-19, masyarakat mungkin seharusnya belajar untuk hidup dengannya. Kota-kota di berbagai negara perlahan-lahan melonggarkan lockdown atau karantina wilayah. Masyarakat juga mulai beraktivitas seperti biasa.

Yang penting adalah bagaimana rekomendasi para ahli diikuti. Physical distancing atau pembatasan jarak fisik tetap diterapkan, menjaga kebersihan diri dan menggunakan masker saat keluar rumah, serta langsung mengisolasi diri dan berobat jika merasakan gejala Covid-19.

CNN | REUTERS | SUKMA LOPPIES

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."