Dehidrasi dan Kurang Tidur Sebab Lemas saat Puasa Ramadan

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi menuang air putih ke gelas. shutterstock.com

Ilustrasi menuang air putih ke gelas. shutterstock.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Sejumlah orang mengalami lemas saat siang hari kala puasa. Bisa jadi itu tanda ada sejumlah makanan atau minuman yang kurang tepat dikonsumsi saat sahur dan buka puasa.

Dokter spesialis penyakit dalam Primaya Hospital Tangerang, Banten, Vivien Maryam, mengatakan lemas bisa terjadi karena dehidrasi ringan dan penurunan kadar gula darah.

Dehidrasi dapat membuat seseorang mengantuk atau kurang konsentrasi. Sebab sel tubuh kekurangan cairan atau kondisi hipoglikemia, yakni kadar gula dalam darah berada di bawah kondisi normal.

Untuk menghindari lemas saat berpuasa, setiap manusia membutuhkan minimal dua liter air putih dalam sehari. Kebutuhan cairan tersebut dapat terpenuhi ketika puasa dengan memaksimalkan untuk minum air putih 8 – 10 gelas selama waktu tidak sedang berpuasa, yaitu mulai Magrib hingga Imsak.

Kebutuhan cairan tersebut bisa dibagi dengan rumus 2-3-3 yaitu 2 gelas saat buka puasa; 3 gelas malam hari setelah Isya, salat tarawih, dan sebelum tidur; dan 3 gelas saat sahur.

“Hindari makanan yang dapat membuat dehidrasi seperti makanan yang tinggi garam serta hindari kopi, alkohol, dan soda. Jangan lupa untuk perbanyak makan-makanan yang memiliki banyak kandungan air seperti timun, tomat, sayur lainnya, dan buah-buahan,” ucap Vivien pada Selasa, 28 April 2020.  

Selama melakukan ibadah puasa, hindari pekerjaan yang menggunakan energi besar, terutama pada siang hari. Jika ingin berolahraga, sebaiknya lakukan menjelang buka puasa, usai buka puasa, atau mendekati waktu sahur. Lakukan intensitas olahraga ringan dan durasi tidak lebih dari 45 menit. 

“Jangan lupa untuk tetap berjemur 15 - 20 menit di antara  jam 9 hingga 10 pagi karena tubuh manusia membutuhkan ultraviolet untuk membentuk vitamin D3,” tutur Vivien.

Upayakan untuk memiliki waktu tidur yang cukup yaitu delapan jam sehari. Beberapa di antara kita kerap tergoda untuk begadang jelang sahur atau setelah sahur. Waktu tidur yang cukup dapat meningkatkan daya tahan tubuh dan daya memori serta membuat jantung menjadi lebih fit.

Vivien juga menegaskan agar bugar selama puasa, jangan tidur sesaat setelah makan. Hal tersebut bisa menimbulkan gastroesofageal refluks disease atau GERD, yakni makanan yang masuk ke lambung akan kembali ke saluran esofagus jika kita dalam posisi terbaring sesaat setelah makan.

Hal tersebut dapat mengakibatkan heart burn yaitu rasa panas di dada akibat asam lambung yang naik ke wilayah esofagus dan bahkan dapat menyebabkan tenggorokan kering dan serak akibat asam lambung.

Oleh sebab itu, ia mengingatkan jika ingin tidur, sebaiknya paling cepat dua jam setelah makan.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."