Ramadan - Lebaran Tak Pikir Baju Baru, Pakai Masker yang Cantik

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Rini Kustiani

google-image
Ilustrasi penggunaan masker, sebagai salah satu upaya penyebaran virus.

Ilustrasi penggunaan masker, sebagai salah satu upaya penyebaran virus.

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Kreativitas muncul saat pandemi Covid-19. Ketika masker medis sulit diperoleh dan diutamakan bagi tenaga kesehatan, masyarakat melindungi diri dari virus corona dengan memakai masker kain. Yang menarik sekarang, tampilan masker kain begitu beragam.

Saking pentingnya memakai masker saat pandemi Covid-19 ini, ada warganet yang berpendapat tak lagi memikirkan beli baju baru saat Ramadan untuk dipakai ketika Lebaran. Yang penting adalah masker kain yang bagus dan menarik.

Memang sekarang banyak variasi masker. Ada masker kain yang polos, ada pula masker kain yang menggunakan bahan berenda, bordir, berhias manik-manik, dan sebagainya. Masker-masker ini tampak cantik digunakan untuk menutupi mulut dan hidung. Tapi apakah masker yang dibuat begitu indah telah memenuhi standar keamanan penggunaannya?

Dokter Hud Suhargono, petugas humas Keluarga Penyangga Indonesia, organisasi berbasis komunitas yang saat ini aktif mengkampanyekan penggunaan masker kain, mengatakan, masker kain non-medis ini hendaknya menutup hidung dan mulut serta disesuaikan dengan bentuk wajah. Sisi kanan dan kiri juga tertutup rapat.

Ilustrasi masker kain. ANTARA/Adwit B Pramono

Selain itu, ada pengait untuk telinga atau tali yang membuat posisi masker tidak berubah. "Masker juga harus terbuat dari bahan yang nyaman, sehingga pemakai tetap bisa bernapas," kata Hud.

Untuk bahan pembuat masker, menurut dia, bisa menggunakan bahan katun rumahan yang cukup rapat. Bahan katun yang ada di rumah misalnya kain lap hingga seprai. Bahan tersebut bisa dijahit berlapis dengan bagian tengah diisi kasa. Da menyarankan agar masker dibuat sederhana supaya mudah dicuci.

Hud tidak menyarankan pembuatan masker dengan hiasan atau ornamen, seperti renda, motif, atau manik-manik. "Sebaiknya yang polos saja. Kalau bermotif akan susah membersihkannya. Motif atau ornamen memungkinkan virus atau kuman bersembunyi di bagian itu," kata dia.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."