Ibunda Presiden Joko Widodo: I'm Sudjiatmi, Jokowi's Mother

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Rini Kustiani

google-image
Presiden Joko Widodo (kiri) berdiri disampinh peti mati jenazah ibunda Presiden Joko Widodo, Sujiatmi Notomiharjo di rumah duka, Sumber, Banjarsari, Solo, Jawa Tengah, Rabu, 25 Maret 2020. Dalam keterangannya, Presiden Joko Widodo menyatkan bahwa Ibunda Presiden Joko Widodo, Sujiatmi Notomiharjo meninggal dunia karena sakit kanker yang sudah diderita sejak 4 tahun ini. Istimewa

Presiden Joko Widodo (kiri) berdiri disampinh peti mati jenazah ibunda Presiden Joko Widodo, Sujiatmi Notomiharjo di rumah duka, Sumber, Banjarsari, Solo, Jawa Tengah, Rabu, 25 Maret 2020. Dalam keterangannya, Presiden Joko Widodo menyatkan bahwa Ibunda Presiden Joko Widodo, Sujiatmi Notomiharjo meninggal dunia karena sakit kanker yang sudah diderita sejak 4 tahun ini. Istimewa

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Ibunda Presiden Joko Widodo, Sudjiatmi Notomihardjo meninggal pada Rabu, 25 Maret 2020 pukul 16.45 WIB karena kanker tenggorokan. Hari ini jenazah Sudjiatmi dimakamkan di pemakaman keluarga di Mundu, Karanganyar, Solo.

Salah satu buku yang menceritakan kehidupan Ibunda Jokowi berjudul "I'm Sudjiatmi, Jokowi's Mother". Buku tersebut ditulis oleh Kristin Samah dan Fransisca Ria Susanti dalam versi Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Kristin Samah dan Fransisca Ria Susanti menggali kisah inspiratif dengan langsung mewawancari Sudjiatmi.

Fransisca Ria Susanti mengaku sempat kesulitan menulis kisah Sudjiatmi Notomihardjo. Penulis yang sudah belasan tahun menjadi wartawan itu mengaku Sudjiatmi terbilang orang yang sulit diwawancarai karena irit bicara. "Beliau merasa tak ada yang luar biasa dengan kehidupannya," kata Fransisca saat peluncuran buku pada 2015. "Tidak ada hal menarik yang perlu diceritakan."

Setelah beberapa kali bertemu, barulah Kristin Samah dan Fransisca Ria Susanti bisa menggali kisah Sudjiatmi Notomihardjo sejak kecil. Sudjiatmi menikah dengan Widjiatno Notomiharjo pada 1959. Jokowi lahir di Rumah Sakit Brayat Minulya, Solo, 21 Juni 1961. Joko artinya lelaki. Widodo artinya selamat. Wirorejo kakeknya mengatakan, "Anakmu bisa jadi orang nanti."

Ibunda Presiden Joko Widodo, Sudjiatmi Notomihardjo. Instagram Joko Widodo

Sudjiatmi kemudian melahirkan tiga adik Jokowi yang semuanya perempuan. Mereka adalah Iit Sriyantini, Ida Yati, dan Titik Relawati. Empat anak ini dibesarkan daam kondisi keuangan yang pas-pasan. Kedua orang tua ini sering berselisih dalam soal cara mendidik anak, karena Sudjiatmi lebih keras menegakkan disiplin. Sedangkan Noto, cenderung lembut. "Tapi kami tetap sepakat, sekolah anak-anak prioritas utama," kata Sudjiatmi seperti dikutip dari laporan khusus Majalah Tempo edisi 30 Juni 2014.

Sudjiatmi membesarkan Jokowi hingga lolos Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada. "Cita-citanya waktu itu kalau enggak pengusaha mebel, ya, jadi administrator alas (hutan)," kata Sudjiatmi. Karena itu, Sudjiatmi bingung ketika pada 2005 Jokowi minta izin untuk terjun ke dunia politik, padahal bisnis mebel anak lelakinya itu sedang jaya-jayanya.

Jokowi mohon doa restu untuk maju dalam pemilihan Wali Kota Solo. Sudjiatmi terkejut dan minta Jokowi menjelaskan motivasinya. "Kalau mau kaya, jangan jadi wali kota," kata Sudjiatmi. Dia lalu menganjurkan Jokowi menunaikan ibadah umrah untuk memastikan pilihannya itu. Sepulang umrah, Jokowi menemui ibunya dan memastikan siap maju. Sudjiatmi akhirnya merestui anaknya maju.

Sudjiatmi Notomihardjo mengingatkan Jokowi harus ikhlas mengeluarkan uang untuk mengongkosi pencalonan. Uang yang keluar tak boleh diminta. "Dengan begitu, jabatan pemimpin akan amanah," kata Sudjiatmi. Jokowi setuju. Keduanya berembuk. Uang tabungan yang rencananya jadi modal membuat pompa bensin akhirnya dipakai untuk ongkos kampanye. Hasilnya, Jokowi menjadi Wali Kota Solo berpasangan dengan F.X. Hadi Rudyatmo.

Sejak saat itu, karir politik Jokowi melejit dengan mulus. Dua kali menjadi Wali Kota Solo kemudian menjadi Gubernur DKI Jakarta dan kini menjadi Presiden RI selama dua periode. Dalam perjalanan politiknya, Jokowi mengaku selalu berdiskusi dan meminta restu dengan sang ibunda. "Karena saya pernah nabrak apa yang dilarangnya. Hasilnya memang tak berkah, malah gagal total," kata Jokowi seperti dikutip dalam laporan khusus Majalah Tempo berjudul "Setelah Restu Ibu".

DEWI NURITA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."