Langkah-langkah Menyemprotkan Cairan Disinfektan Menurut HAKLI

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Petugas Baznas Kota Depok saat melakukan penyemprotan desinfectan di masjid-masjid Kota Depok, Senin 23 Maret 2020. IST/Dok. Baznas Kota Depok

Petugas Baznas Kota Depok saat melakukan penyemprotan desinfectan di masjid-masjid Kota Depok, Senin 23 Maret 2020. IST/Dok. Baznas Kota Depok

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Penyemprotkan cairan disinfektan salah satu langkah mencegah penyebaran virus corona baru atau COVID-19. Meski terdengar mudah dengn cara menyemprotkan, tapi ada sejumlah langkah yang harus dipersiapkan dan diikuti. Penyemprotan cairan disinfektan atau disinfeksi merupakan upaya membunuh mikroorganisme penyebab penyakit yang menempel di benda-benda di sekitar Anda. Oleh karena itu, kita sebaiknya memakai perlindungan diri agar mikroorganisme tersebut tidak berpindah ke tubuh kita.

Menurut Profesor Arif Sumantri, Ketua Umum Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI), langkah pertama yang dilakukan adalah mencuci tangan.

“Pertama, memulai dengan cuci tangan yang bersih. Yang kedua harus pakai sarung tangan karena disinfektan itu mempunyai zat yang bisa menimbulkan iritasi kulit atau juga menimbulkan bau, atau bisa juga menimbulkan sesuatu yang berkaitan pada tubuh kita,” jelas Arif.

Arif menambahkan pemakaian masker penting karena beberapa jenis disinfektan dapat menimbulkan gangguan pernapasan. Selain itu, ia juga mengingatkan untuk menggunakan baju khusus untuk melindungi tubuh saat melakukan penyemprotan.

Sementara itu, Arif mengingatkan setelah disinfeksi, masyarakat perlu menanamkan budaya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), seperti rajin mencuci tangan dengan sabun dan membuat sanitasi yang baik.

Apabila disinfeksi sudah dilakukan tetapi PHBS tidak diterapkan dan sanitasi buruk, maka proses pembersihan mikroorganisme itu tidak akan efektif karena dapat kembali hadir, baik karena pertumbuhan atau ada pembawa yang menempelkannya.

"Ada satu hal yang perlu diketahui, yaitu sanitasi. Apapun lingkungannya tidak efektif jika sanitasi tidak baik. Pada benda mati itu tidak terlihat jika menjadi tempat melekat mikroorganisme, saling menempel tangan atau droplets (percikan bersin atau air liur orang yang sakit)," jelasnya.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."