Peningkatan Penjualan Produk Pembersih Berdampak Pada Masalah Kesehatan Ini

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Mitra Tarigan

google-image
Ilustrasi cuci tangan. pixabay.com

Ilustrasi cuci tangan. pixabay.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Direktur Produksi dan Distribusi Kefarmasian Kementerian Kesehatan, Dr. Dra. Agusdini Banun Saptaningsih, Apt., MARS mengungkapkan, selama pandemi COVID-19 terjadi peningkatan penggunaan produk pembersih di kalangan masyarakat yang berujung masalah kesehatan.

Masalah kesehatan ini mulai dari kemerahan pada kulit, serangan asma, gangguan penciuman hingga keracunan akibat pemakaian sejumlah produk seperti hand sanitizer, sabun, disinfektan permukaan dan pemutih. "Sekitar 46,9 persen dari penggunaan mempunyai sekurangnya satu pengalaman terkait masalah dari penggunaan seperti kulit terjadi kemerahan, serangan asma, gangguan penciuman, sedikit keracunan melalui penghisapan dan dari kulit," ujar Dini dalam sebuah webinar virtual pada Rabu 20 April 2022.

Dini mengatakan, COVID-19 sendiri, saat ini menjadi penyakit infeksi baru yang menjadi tantangan di Indonesia, seiring terus meningkatnya penyakit tidak menular yang menyebabkan beban utama pada pembiayaan kesehatan dan masih relatif tingginya penyakit menular klasik.

Indonesia Hygiene Forum (IHF) by Unllever/Unilever

Di antara berbagai upaya pencegahan yang bisa dilakukan masyarakat agar terhindar dari penyakit akibat infeksi virus corona itu yakni melalui penerapan hidup bersih dan sehat termasuk mencuci tangan rutin baik menggunakan produk pembersih seperti sabun maupun hand sanitizer. Namun, pakar kesehatan tidak memungkiri munculnya masalah kesehatan akibat pemanfaatan produk pembersih khususnya hand sanitizer dan sabun terus menerus.

Pakar dermatologi Zainab Laftah dari British Skin Foundation, seperti dikutip dari Medical News Today mengatakan, penggunaan pembersih tangan dan mencuci tangan secara berulang dapat menghilangkan protein di epidermis (lapisan kulit atas), yang mengarah pada disfungsi sawar kulit dan ini berisiko memunculkan infeksi.

Selain itu, sabun dapat menimbulkan dermatitis tangan iritan dengan gejala kulit merah dan kering, bersisik, serta gatal terutama di ruang jari dan pada buku-buku jari. Demi mencegah masalah ini, penggunaan pelembap bisa menjadi salah satu solusi.

Di lain sisi, perilaku hidup bersih dan sehat termasuk mencuci tangan sebenarnya sejak beberapa waktu lalu menjadi bagian dari gerakan yang dicanangkan Kementerian Kesehatan yakni Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS). Imbauan lain dari pemerintah yang tidak boleh dilupakan adalah melakukan aktivitas fisik, makan buah dan sayur, tidak merokok, tidak mengonsumsi minuman alkohol, melakukan cek kesehatan berkala, menjaga kebersihan lingkungan dan penggunaan jamban.

Menurut Dini, Kementerian Kesehatan melalui GERMAS berupaya mempercepat dan mensinergikan tindakan dan upaya promotif serta preventif hidup sehat guna meningkatkan produktivitas penduduk dan menurunkan beban pelayanan kesehatan akibat penyakit.

Dalam hal upaya promotif dan preventif ini, dia mengingatkan masyarakat agar cerdas memilih alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga. Hal-hal yang menjadi bahan edukasi meliputi memastikan adanya izin edar yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan pada produk, imbauan pada masyarakat agar memperhatikan dan mengikuti petunjuk penggunaan serta petunjuk keamanan pada kemasan.

Selain itu, imbauan agar menyimpan produk di tempat aman dan menjauhkannya dari jangkauan anak-anak, memilih produk yang sesuai kebutuhan dan mengingatkan masyarakat agar jangan mudah percaya dengan produk yang diiklankan dengan klaim berlebihan.

Direktur Produksi dan Distribusi Kefarmasian Kementerian Kesehatan, Dr. Dra. Agusdini Banun Saptaningsih, Apt., MARS/Unilever

Perbekalan kesehatan rumah tangga yakni alat atau bahan atau campuran bahan untuk pemeliharaan dan perawatan untuk kesehatan manusia yang ditunjukkan untuk penggunaan di rumah tangga dan fasilitas umum. Kategori beragam seperti pembersih, pewangi, tisu dan kapas, antiseptik dan disinfektan, sediaan untuk mencuci, produk perawatan ibu dan bayi serta pestisida rumah tangga. "Perbekalan kesehatan rumah tangga harus memenuhi kriteria yakni mutu, sesuai dengan cara pembuatan yang baik, keamanan dan pemanfaatan, takaran tidak melebihi batas kadar yang ditentukan dan tidak menggunakan bahan yang dilarang," kata Dini.

Direktur PT Unilever Indonesia, Tbk. Reski Damayanti mengatakan, pandemi COVID-19 membawa perubahan dalam gaya hidup masyarakat terutama dalam memperhatikan faktor kesehatan dan higiene sebagai prioritas. Untuk mendukung hal tersebut, menurut dia, dibutuhkan produk-produk kesehatan rumah tangga yang berkualitas dan efektif untuk terus menjaga kebersihan lingkungan, terutama lingkungan rumah tangga kita. "Kami juga memiliki peran membantu menyediakan produk-produk yang dapat menjaga kebersihan dan higienitas masyarakat serta terus melakukan inovasi untuk dapat menghadirkan produk-produk kebersihan lingkungan dengan menggunakan teknologi-teknologi baru," kata dia.

Di sisi lain, upaya edukasi mengenai kebersihan dan higiene kepada seluruh masyarakat dan komunitas melalui berbagai kanal komunikasi, materi dan program-program edukasi juga tetap perlu dilakukan, salah satunya melalui Indonesia Hygiene Forum (IHF) yang di antaranya membahas penyediaan produk kesehatan rumah tangga di Indonesia yang menggunakan teknologi probiotik.


Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."