Pentingnya Kedisplinan Orang Tua Menemani Anak Belajar di Rumah

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi anak belajar bersama ibu. shutterstock.com

Ilustrasi anak belajar bersama ibu. shutterstock.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Di tengah wabah virus corona baru atau COVID-19, sejumlah pemerintah daerah seperti DKI Jakarta, Bekasi, Tangerang, Depok hingga Bandung meliburkan sekolah selama dua minggu. Tujuannya anak belajar di rumah dan menekan penyebaran COVID-19.

Aturan ini menenangkan bagi orang tua karena bisa menjaga buah hatinya, namun juga ada yang bingung model belajar di rumah yang cocok dengan si kecil. Merespons keresahan para orang tua, psikolog Rose Mini Agoes Salim mengatakan bahwa salah satu kunci penting agar belajar di rumah lebih efektif dan tidak membosankan bagi anak ialah proses kreatif dan keterlibatan orang tua.

Umumnya, guru sudah membuat materi pelajaran jarak jauh baik melalui aplikasi atau email. Dalam hal ini orang tua bisa memastikan anak bisa mengerjakan materi tersebut.

"Sebab, tugas dari sekolah menjadi bahan guru untuk mengevaluasi apakah anak bisa mengerjakan tugas di rumah. Jadi pastikan anak memang mengerjakan. Orang tua juga bisa lakukan kerja sama dengan sekolah," kata Rose Mini dalam konferensi pers online yang diadakan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Kamis, 18 Maret 2020.

Ia menambahkan, dalam keseharian anak juga perlu dibuatkan jadwal yang teratur. Sebab momen seperti ini membuat jadwal lebih fleksibel di rumah, tapi bukan berarti tidak belajar.

"Orang tua juga harus disiplin, bantu anak mempelajari materi yang tidak diketahui, jangan sungkan menanyakan ke anak. Buat suasana yang nyaman asal jangan di keramaian, tidak perlu marah, dan jangan terpancing emosi," tutur Rose Mini.

Masalah selanjutnya, bagaimana kalau tugas sudah selesai? Anak mungkin akan bosan berada di rumah berhari-hari. Solusinya, orang tua bisa membuat project atau aktivitas yang bisa dilakukan bersama, misalnya masak bisa kerja sama mulai dari ayah, ibu, adik, dan kakak.

"Melakukan kerja sama akan lebih efisien dengan kegiatan bersama semua keluarga, tidak menjadi tahanan di rumah, membuat mereka senang, misalnya bikin kue bareng, malah sampai ada rencana untuk dijual," imbuh ia.

EKA WAHYU PRAMITA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."