Wabah Corona, POGI JAYA Serukan Waspada pada Ibu Hamil dan Bayi

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi virus corona atau Covid-19. REUTERS

Ilustrasi virus corona atau Covid-19. REUTERS

IKLAN

CANTIKA.COM, JAKARTA - Wabah virus corona baru atau COVID-19 di Indonesia menjadi sorotan selam dua minggu ini. Hingga Rabu, 18 Maret 2020, diumumkan 227 orang positif, 19 orang meninggal, 11 orang sembuh. Siapa saja bisa terserang virus yang menyerang sistem pernapasan ini. Terutama orang dengan imunitas rendah dan punya penyakit penyerta di antaranya ibu hamil, ibu menyusui, bayi dan anak-anak. Bahkan dari jumlah pasien positif terdapat dua balita yang terpapar virus ini.

Spesialis Kandungan dan Kebidanan dan Sekjen Perhimpunan Obstetri dan Ginekologi Indonesia Jakarta Raya (POGI JAYA) Dokter Ulul Albab menyerukan tingkatkan keamanan bagi ibu hamil, ibu menyusui, bayi, dan anak-anak dari virus ini.

"Wanita hamil dan bayi yang baru lahir seharusnya dianggap sebagai populasi berisiko utama dalam strategi yang berfokus pada pencegahan dan manajemen infeksi COVID-19 ini," ucap Ulul melalui siaran pers yang diterima Tempo.co, Rabu 18 Maret 2020.

Menurut Ulul, berdasarkan beberapa contoh kasus pada penanganan virus corona sebelumnya (SARS-CoV dan MERS-CoV) dan beberapa kasus COVID-19, dipercaya bahwa ibu hamil memiliki risiko lebih tinggi untuk terjadinya penyakit berat, morbiditas (rentan sakit), dan mortalitas (kematian) dibandingkan dengan populasi umum.

Meski belum ada kasus ibu hamil dan ibu menyusui di Indonesia yang terpapar COVID-19, namun kedua kelompok ini juga perlu waspada dengan lebih meningkatkan imunitas tubuh mereka.

"Ibu hamil dan ibu menyusui rentan dengan berbagai penyakit akibat perubahan hormonal sehingga secara otomatis daya tahan tubuh mereka lebih rendah," jelasnya.

Ditegaskan oleh dr Ulul, apabila para ibu hamil dan menyusui yang mengalami gejala flu dan ataupun gejala seperti COVID-19, segera periksakan diri ke dokter kandungan dan mintalah pemeriksaan COVID-19.

"Apabila diketahui lebih awal, maka dokter dapat merekomendasikan perawatan terbaik bagi pasien untuk mencegah pemaparan virus tersebut lebih jauh," ujarnya.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."